Mohon tunggu...
Arbeti Susilaningrum
Arbeti Susilaningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK Negeri 1 Ampelgading

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema Pembejaran Online di Tengah Wabah Covid-19

22 Maret 2020   08:56 Diperbarui: 22 Maret 2020   09:08 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

*BAHAN RENUNGAN UNTUK KITA SEMUA*

Jangan risau bapak ibu guru,bapak ibu guru tidak salah memberikan tugas pada anak-anak, justru kalau tidak memberikan tugas itu yang salah (edisi membela diri ).

Hari senin,  16 Maret 2020 kepala sekolah saya memberikan instruksi agar bapak ibu guru semua diharapkan memberikan tugas secara online kepada siswa-siswa yang belajar di rumah karena diliburkan dalam rangka memutus mata rantai COVID 19 selama 14 hari, hal ini pun rujukan dari bapak gubernur Jateng,  Bapak Ganjar Pranowo.

Pada intinya anak itu diberi tugas apapun tetap ngeluh kok, apalagi yang sifatnya online alasannya macam-macam, butuh quota (lagi-lagi itu yang jadikan alasan).  Padahal anak pun biasa membeli quota buat mainan WA, FB, IG, dan lain-lain. Bapak ibu guru di tempat saya mengajar ada yang memberikan tugas secara online ada juga yang tidak online.  Tapi yang memberi tugas tidak online jangan berbangga hati dikiranya anak juga suka, jangan salah. Tetap saja anak mengeluh. Guru selalu salah pokoknya.

Saya tahu semua chat anak-anak di grup WA kelas  yang saya ajar. Kebetulan saya masuk di semua grup kelas anak-anak  kelas X, XI, XII di SMK yang saya ajar (total 9 kelas=9 grup).

Selama ini, yang saya tahu di dalam grup-grup WA tersebut, mereka berkomunikasi dengan bahasa yang sopan dan santun karena tahu di dalam grup tersebut ada gurunya.

Dengan adanya belajar di rumah dan anak-anak diberi tugas, saling berkomentar yang intinya mengeluh, mungkin mereka memang sengaja agar bapak/ibu guru yang ada di grup tersebut membaca (Satu-satunya grup yang masih sepi dan sopan, adalah grup yang wali kelasnya saya, mungkin tidak enak dengan wali kelasnya, hehehe..) tapi bukan berarti tidak menggerutu mungkin mereka tetap menggerutu juga tapi di grup lain yang tidak ada sayanya, saya yakin itu.

Ini kira-kira resuman keluhan anak-anak (hanya sebagian kecil yang saya kutip) dari beberapa grup WA mereka :
1.TUGAS MERESUM HALAMAN SEKIAN....
Komentar anak 1 : "lho nggo opo wis ono neng bukune ndadak diresum, lha kok ngesel-ngeseli temen?"
Komentar anak 2 : "merangkum itu berat pak, kaya rindu, wkwkwk..."

2.TUGAS MERANGKUM BAB 10,11
Komentar anak : "lah wong sak BAB we akeh banget kok rong BAB trus meh dadi pirang halaman yo?"

3.TUGAS MATERI.... MENCARI INFORMASI DI INTERNET
Komentar anak : "lah materi kok dikon nggolek dewe neng internet lha piye sih? Ngentek-ngenteke quota temen...???"

4.TUGAS HAFALAN QS AYAT 2
Komentar anak : " lha kon ngapalke nopo, emange dewe mondok neng pesantren?"

5.TUGAS MEMBUAT VIDEO
Komentar Anak 1 : "ono-ono wae nggawe video emange meh dadi artis?"
Komentar anak 2 : "yo sopo ngerti ngko dadi bintang kelem, wkwkwk...."

6.TUGAS MENJELASKAN ARAH DARI SEKOLAH KE RUMAH MENGGUNAKAN BAHASA INGGRIS
Komentar anak 1: "Emange meh nggawe undangan?"
Komentar anak 2: "Yo bener sih,sopo ngerti kowe meh nyumbang, dadi ben jelas alamatku, wkwkwk...."
Komentar anak 3 :  "lha malah ora mudeng wong nganggone bahasa Inggris, ngko malah nyasar-nyasar,qiqiqi..."

7.TUGAS MEMBUAT LAPORAN PRAKTEK
Komentar anak : "maneh-maneh nggawe laporan praktek,  capek deh"

8.TUGAS MENCATAT DAN MENGERJAKAN SOAL DI FOTO DAN DIKIRIM KE WA
Komentar anak : "Halah...ono acara nyatet nopo?"

Komentar anak 2: " lha nyatet trus di foto dikirim neng WA nopo?"

Komentar anak 3: "nganggo quota maneh berarti? "

Komentar anak 4 : "saiki opo sing ora mbayar, wong neng toilet umum juga mbayar oq, opo maneh nugas"

9.TUGAS MENGGAMBAR
Komentar anak : "lah gurune be ora tau nyontoni nggambar kok, dewe kon nggambar terus,wis nggambar angel-angel ngko isih di salah-salahke maneh"

10.MERESUM MATERI....HASIL RESUMAN DI FOTO KIRIM KE LINK....PALING LAMBAT HARI,,,JAM 24.00
Komentar anak : "lah wes ngresum, di foto kirim neng link nopo, ono batas pengirimane sisan, ncen oq"

11.TUGAS MEMBUAT ARTIKEL TOPIK BEBAS LIHAT DI GOOGLE
Komentar anak : "Lah  nggawe artikel ? lha artikel kui opo, artikel wae dewe ora ngerti oq" (padahal disitu sudah ada keterangan lihat di google, tinggal lihat saja copas kan sudah selesai)

12.TUGAS ANAK KELAS XII : SOAL LATIHAN UJIAN/TUGAS MANDIRI
Komentar anak : "Ini kami mau US, jadi ngerjain US tapi ada tugas juga pak?"

13.PEMBELAJARAN ONLINE LEWAT GOOGLE CLASSROOM
Hari 1 : masuk/mendaftar ke Google Classroom dengan memasukkan kode kelas masing-masing (hanya ndaftar dulu dan di dalamnya sudah saya sematkan materi. Perintahnya sederhana hanya : "baca dan pelajari" materi tentang....halaman...

Hari ke 2 : pagi-pagi saya WA di grup masing-masing kelas " Assalamu'alaikum, anak-anak kalau sudah mandi dan sarapan ayo kembali buka google classroom"

Komentar anak : "meh opo neng kelas online? Moco-moco tok kan ora ono tugas?"
Komentar anak 2 : "tidak punya quota bu" (tidak punya quota kok bisa WA nan )

Komentar anak 3 : "belum mandi bu, tidak sempat tugas menumpuk"

Bisa diperhatikan ini bapak ibu guru,ketika anak disuruh hanya membaca/belajar ngomong dikasih tugas apalagi tambah ngomel-ngomel.

Saya melanjutkan chat WA di grup masing-masing :
"Hari ini ada tugas di forum diskusi" : saya mengajukan satu pertanyaan yang materinya kemarin saya sampaikan suruh di baca dan dipahami materi...halaman...

Tugasnya mudah, siswa hanya menuliskan tentang yang saya tanyakan, materi ada di google classroom yang saya bagikan kemarin, siswa menjawab bebas, mau copas dari materi juga bisa,  pakai kalimatnya sendiri juga bebas. Anak tinggal mengetik di hp kirim sudah selesai (sama halnya dengan yang biasa mereka lakukan saat menulis pesan di WA atau FB), tidak usah nulis pake pulpen, tidak usah pake kertas, tidak capek bukan? Alah lebih gampang? 

Masih juga mengeluh, masih banyak yang tidak memberikan jawaban, yang komentar di forum diskusi google classroom hanya beberapa anak, padahal sederhana hanya menuliskan beberapa kalimat saja.
Tugas yang kedua  meng-uploud foto dari jawaban 1 soal latihan, ini memang saya batasi waktunya/saya program waktunya sampai hari jum'at jam 23.59. Hari kamis pagi saya ingatkan anak-anak bahwa  pengumpulan tugas paling lambat jam 23.59 jika lewat jam itu sistem akan tertutup secara otomatis". 

Dari kemarin banyak yang tidak respon baik baik di forum diskusi maupun di penugasan, setelah pagi nya saya beri peringatan seperti itu, baru deh pada kelabakan. Dengan adanya pengumpulan tugas diberi tengat waktu kan juga dapat melatih kedisiplinan siswa. Itu juga merupakan pembelajaran yaitu pembelajaran tentang kedisiplinan. Malam nya yang tidak bisa mengirim tugas karena sudah lewat jam 23.59, sistem sudah tertutup, banyak anak yang WA saya dan kirim tugas lewat WA, WA saya sampai penuh dengan chat anak-anak yang kirim foto tugas. wkwkwkwk....

Pembelajaran online (yang sebetulnya banyak ada ruang guru, edmodo, quiper, trello,  webex,  ofice 365 kahoot untuk bermain quiz) saya ambil satu yang menurut hemat saya, anak-anak bisa dan gampang mengoperasikannya yaitu menggunakan google classroom, tujuan yang lain agar anak juga tidak gaptek, sekarang jaman canggih semua serba pakai teknologi masa masih pakai konvensiaonal terus, sekali-kali biar keren dong, anak SMK gitu lho. Padahal HP nya mahal-mahal tapi untuk beli quota buat belajar kok eman-eman. Duh...Gusti...Gusti...

Intinya, karena selama ini anak itu dimanjakan, selalu dilindungi, pembelajaran harus tuntas, ada KKM, walaupun nilai  jelek ya akan sim salabim menjadi bagus minimal KKM, padahal KKM nya sudah teramat tinggi, dibandingkan dengan nilai asli perolehan anak bagaikan bumi dengan langit.

Jaman nya dulu kita sekolah tidak seperti itu, anak sekolah betul-betul belajar, tugas-tugas banyak tapi ya tidak mengeluh. Jamannya saya dulu sekolah SMA sorenya masih Les sendiri ikut bimbel di luar bayar sendiri. Anak SMK, dikasih jam tambahan, jam ke 0 ngeluh padahal tidak membayar, dikasih tugas ngeluh, guru misalnya ngomong sedikit keras (padahal karena mungkin siswanya yang salah), pasti gurunya dilaporkan ke  komnas HAM). 

Anak didisiplinkan dianggapnya kita melakukan kekerasan. Memarahi anak tidak boleh, "menangani' anak tidak boleh. Di suruh belajar di rumah (itu pun karena menghambat penyebaran COVID 19), guru di suruh atasan memberikan tugas pada anak, anak-anak pada mengeluh. KPAI sebut guru buat siswa stres. 

Dengan adanya pembelajaran online, emang guru juga tidak stres dikiranya guru memberikan tugas-tugas tidak mengoreksi, hampir tiap detik hp saya berbunyi, notifikasi tanda di hp bahwa ada pesan dari google classroom,  yang anak bertanya macem-macem.  Saya mengajar kelas X (3 kls), kelas XI (3 kelas)  total 6 kelas x 36 = 216 siswa, bayangkan.  Pekerjaan rumah bahkan sampai terbengkalai.  Di tambah di rumah saya juga harus menjadi guru bagi anak-anakku. 

Anak saya yang duduk di kelas 3SD, dan di kelas 8 SMP yang juga mendapat tugas-tugas dari gurunya. Dampak corona saya menjadi guru online bagi siswa-siswa saya di sekolah sekaligua jadi guru ofline bagi anak-anak saya di rumah. Hampir tiap malam nglembur mengoreksi jawaban dari siswa-siswa saya yang datangnya silih berganti. 

Masih mending ngajar biasa kan,  misalnya 5 jam ya  sudah selesai tidak ada anak yang tanya-tanya lagi. Mungkin ada orang yang berfikiran, ngapain repot-repot mengoreksi tugas anak, tapi tidak demikian bagi saya, saya koreksi satu per satu pekerjaan anak. Sudah jadi kewajiban saya dan tanggungjawab saya untuk menghargai perkerjaan mereka dong, karena saya sudah memberikan tugas pada mereka konsekuenai nya ya mengoreksi tugas-tugas mereka. Menghargai anak yang disiplin dan tidak disiplin itu kan juga pembelajaran yang tidak ternilI

Hal yang seperti ini dikatakan guru yang membuat anak stres? Seakan-akan gutru kok selalu salah di mata semua orang?
Terus guru harus bagaimana coba? Bi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun