Mohon tunggu...
Arba Syifa Fadlia
Arba Syifa Fadlia Mohon Tunggu... Lainnya - Aksara Manah

Aksara adalah tulisan dan manah adalah bahasa Jawa yang berarti hati. Jadi, tulisan ini adalah tulisan yang ditulis dengan sepenuh hati.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pasang Surut Bahasa Persatuan

17 Desember 2020   21:20 Diperbarui: 18 Desember 2020   18:48 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

            Tahun 2020 merupakan tahun yang begitu luar biasa, hal-hal mengejutkan tiada habisnya datang menyapa. Pada awal tahun, kita dikejutkan oleh banjir besar yang melanda ibu kota dan sekitarnya. Kemudian disusul oleh kabar yang tak kalah mengejutkan dari Presiden Jokowi yang mengumumkan kasus corona pertama di Indonesia. Bahkan pada tahun ini pula, pemerintah menetapkan Indonesia Darurat Bencana.

            Dan semenjak masa pandemi ini, banyak perubahan dilakukan sebagai bentuk adaptasi. Pembelajaran dan pekerjaan sebisa mungkin dilakukan dalam jaringan untuk mengurangi interaksi. Tidak, bukannya komunikasi dan segala kegiatan dipaksa berhenti. Hanya saja kontak fisik harus dibatasi agar pandemi tidak menjadi-jadi. Kita semua berharap Indonsia lekas pulih.

            Dan segala bentuk perubahan berdampak pada setiap sendi-sendi kehidupan, termasuk pada pengunaan bahasa, bahasa Indonesia. Menarik bukan?

            Menurut pengalaman dan pengamatan saya pribadi, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak mengalami kemajuan di masa pandemi ini, terutama pada bidang pendidikan. Seperti yang sama-sama kita ketahui, pemerintah melalui Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi mengubah materi yang diujikan pada Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), yang pada mulanya terdiri dari Tes Potensi Akademik dan Tes Potensi Skolastik menjadi Tes Potensi Skolastik saja. Hal ini diyakini dapat memangkas durasi berkumpulnya orang banyak saat tes berlangsung. Sehingga resiko penyebaran virus corona dapat dikurangi.

           Tes Potensi Skolastik sendiri, terdari dari penalaran umum yang disajikan dalam bentuk teks dan tabel, grafik, atau kurva. Di mana kita tidak hanya harus membaca, tapi juga harus memahami informasi tersebut. Kedua, Pemahaman bacaan dan menulis. Kita harus mampu membuat kesimpulan dan menemukan pesan tersirat. Selanjutnya, Pengetahuan dan Pemahaman Umum. Pada sub tes ini akan muncul soal seperti sinonim, antonim, idiom, dan penggunaan EYD secara tepat. Dan terakhir, Pengetahuan Kuantitatif.

          Dari sini dapat kita simpulkan, bahwa Tes Potensi Skolastik sangat membutuhkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia. Dan karena Tes Potensi Akademik dihilangkan, akhirnya para pelajar semakin fokus untuk mempelajari bahasa Indonesia.

          Menurut saya, hal ini patut diapresiasi. Dibalik kesulitan masa pandemi ini, masih ada hal baik yang dapat kita syukuri, yaitu semakin banyak orang yang belajar bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Jika bukan karena perubahan materi yang diujikan, saya tidak tahu apakah akan sebanyak dan segencar ini orang yang belajar bahasa Indonesia, ‘ntalah.

          Hal ini juga didukung oleh banyak hal. Salah satunya dengan kehadiran aplikasi edukasi. Seperti Ruang Guru, Zenius, Pahamify, dan lain sebagainya. Mereka turut memperbaharui video pembelajaran mereka menyesuaikan dengan materi tes terbaru yang akan diujikan, yaitu Tes Potensi Skolastik. Penjelasan dan penjabaran tentang kaidah kebahasaan lebih diperdalam lagi. Berbagai macam tips dan trik menjawab soal-soal kebahasaan diberikan sebagai bekal untuk menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

          Situs-situs latihan soal UTBK juga semakin menjamur, seperti Eduka, Campuspedia. Tryout.id, Utron, dan lainnya. Mereka hadir memberikan berbagai macam soal yang diprediksi akan muncul ketika Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang sebenarnya tiba. Hal ini tentunya menambah keterampilan dan kepercayaan diri para pelajar dalam menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

         Tidak hanya itu, beberapa tokoh senior juga turut aktif dalam membantu adik-adik yang sedang menyiapkan bekal untuk memenghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Contohnya adalah Fauzan Al Rasyid. Ia merupakan seorang editor senior Russia Beyond untuk edisi Indonesia dan sekaligus pengajar di Program Vokasi Universitas Indonesia. Ia kerap dijuluki Grammar Nazi alias "Polisi Bahasa" karena ia sangat aktif membagikan wawasan kebahasaan melalui akun media sosialnya.

         Berbicara soal media sosial, seperti Instagram dan Twitter. Di sana kita akan menemukan banyak sekali info grafik tentang kaidah kebahasaan Indonesia. Seperti kata-kata apa saja yang termasuk dan tidak termasuk di dalam kata baku, bagaimana penggunaan tanda baca yang tepat, sinonim dan antonim kata, serta kesalahan-kesalahan yang sering ditemui dalam sebuah kalimat. Semua informasinya dibalut dengan animasi-animasi kekinian, sehingga menarik untuk dibaca oleh para pelajar. Mereka dapat belajar tanpa merasa digurui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun