Mohon tunggu...
Irfan Arba
Irfan Arba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terimakasih sudah mampir, Jangan lupa tinggakan jejak pada tulisan tulisan saya Salam Kenal Semuanya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kenapa Sekarang Ngomongin Cita-cita Gak Sepede Waktu TK?

18 Maret 2021   16:56 Diperbarui: 19 Maret 2021   05:14 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tengok kembali beberapa tahun silam. Ketika masih di masa anak-anak dan masa bermain-main. Masa kecil yang penuh kebahagiaan dan selalu diliputi dengan senyuman dan canda tawa. Di bangku Taman Kanan Kanak yang sangat menyenangkan sekali jika bertemu dengan orang lain.

Di masa ini, sepertinya sangat mudah sekali untuk mengungkapkan sesuatu, termasuk bermimpi tinggi untuk bercita cita. Sangat antusias sekali ketika pertanyaan menghampiri, sangat yakin dan mantap untuk bisa merealisasikannya. Ketika ada yang bertanya

"Apakah Cita-Cita mu di ketika sudah besar nanti nak?", dengan bangga berbagai pilihan pun muncul

Aku pengen jadi Dokter, biar bisa mengobati orang sakit

Aku mau jadi Pilot, biar naik pesawat yang besar banget

Kalau aku jadi Tentara, mau pegang senjata dan naik tank, hahaha

Aku jadi Presiden, Memimpin bangsa Indonesia 

Dan masih banyak lagi lainnya cita cita keren yang dengan bangga menjadi jawaban atas setiap pertanyaan yang diberikan kepada diri kita semasa kecil. Masa itulah yang ketika masih percaya diri dalam menyatakan atau memberikan jawaban kepada orang lain.

Namun, lambat laun ketika mengikuti perkembangan usia dan jalannya waktu, kita menyadari bahwa perjuangan tak semudah apa yang ada diomongan. 

Masuk ke Bangku sekolah dasar, hal hal baru pun mulai bermunculan, ketika tak semudah lagi di masa kanak kanak, kini sudah banyak pelajaran yang perlu dipelajari, tak hanya sekedar membaca dan menggambar, di bangku sekolah dasar perlahan lahan kita belajar tentang dasar dasar pelajaran, mulai belajar hitung hitungan, berbahasa yang baik dan benar, ilmu sosial dan pengetahuan alam dan pelajaran pelajaran awal yang cukup mengasyikan.

Memasuki dunia sekolah menengah, jalan hidup kita kembali ditambah dengan tantangan tantangan baru, selain belajar untuk pelajaran pelajaran yang ada di bangku sekolah menengah, kita juga berkenalan dengan dunia organisasi, tentang apa itu organisasi, bagaimana berorganisasi dan membangun komunikasi yang baik terhadap sesama. Pikiran dalam diri kita pun kembali terasah oleh hal hal seperti itu.

Beranjak lagi, dunia sekolah menengah atas, kita semakin dituntut oleh berbagai banyak persoalan dan tantangan tantangan baru yang tidak ditemui sebelum sebelumnya. 

Berbagai pelajaran pelajaran yang diterima di bangku sekolah menengah atas sudah semakin banyak, dan ditambah dengan kegiatan kegiatan lainnya yang membuat sebagian orang perlu me-manage waktunya. Apalagi ketika sudah masuk ke dunia perkuliahan dan menjadi seorang Mahasiswa ataupun Mahasiswi. Semakin banyak lagi berbagai masalah dan ujian yang perlu diselesaikan.

Banyak faktor dan lingkungan yang membuat diri kita menjadi berubah untuk mendewasa karena adaptasi dan tuntutan sekitar, lalu apa saja sih tanda tanda kita sudah berproses menuju dewasa itu? Yuk disimak

Sadar akan pentingnya menghargai waktu

Waktu merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia untuk hidup dan tiinggal di bumi sampai batas yang ditentukan. Setiap detik yang diberikan pun punya makna yang berharga, karena kita sebagai manusia tak bisa menjeda ataupun membalikan waktu yang sudah terlewat, satu hari ataupun satu menit sekalipun. 

Ada kata kata bijak yang berbunyi "waktu adalah uang", nah jika kta tidak memanfaatkan nya dengan baik, berarti kita seperti menghamburkan kesempatan. Maka ketika bisa untuk menghargai waktu dan juga bertanggung jawab dalam kehidupan sehari hari, kita pun akan menjadi orang yang disiplin dalam beraktivitas.

Bisa memilih yang baik dan buruk

Ketika masih kanak kanak mungkin ketika dalam memilih atau menentukan sesuatu masih tergantung pada pilihan orang tua, ataupun jika keinginan sendiri hanya melihat secara visualnya saja, misalnya terlihat ada yang menarik maka dijadikan pilihan. 

Namun ketika sudah beranjak dewasa dan mengenal lingkungan sekitar, serta pikiran yang sudah terasah membuat kita dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk ketika mengambil sebuah keputusan, karena yang terlihat baik belum tentu juga baik dan yang terlihat buruk belum tentu terlihat buruk juga.

Lebih mudah dalam mengendalikan emosi

Tak mudah tersulut emosi adalah tanda kita sudah beranjak dewasa. Ketika berhasil mengontrol emosi dan tidak mudah terpengaruh oleh hal yang tidak disukai. Ketika kanak kanak ataupun remaja mungkin hal hal kecil bisa menyulut emosi dan membuat marah kemudian melampiaskan ke hal hal yang tidak baik. 

Setelah menuju dewasa tentunya dari sisi psikologi juga, kita harus bisa mengendalikan emosi, ataupun bisa menyalurkan ke dalam kegiatan kegiatan yang berbau positif agar tidak merugikan orang lain.

Nah, mungkin itu tiga poin penting yang bisa menunjukkan bahwa dirimu sudah memasuki masa dewasa atau belum, Lalu apa hubungannya dengan Cita Cita?

Perlu kita sadari, bahwa semakin beranjak tua umur kita, semakin realistis dalam memikirkan bagaimana ke depannya. Ketika kita membicarakan apa cita cita kita pada masa dewasa ini, kita tak secepat dan semudah mengucapkan ketika waktu TK. 

Dulu dengan mudahnya kita berbicara untuk menjadi pekerjaan yang diinginkan, dokter, pilot, tentara, presiden, dan lainnya. Karena pada waktu itu kita hanya memikirkan enaknya saja, ketika menjadi seorang dokter akan terlihat keren ketika berhasil mengobati orang orang sakit, ketika bermimpi menjadi Pilot bisa membayangkan membawa pesawat untuk terbang di atas awan.

Semakin dewasa kita pun kita semakin mengenal diri kita sendiri. Dan dari situ kita merealistiskan pikiran. Dan juga terkadang diri sendiri masih bingung tentang mau ke mana selanjutnya, namun terkadang diri kita mampu tetapi kita yang belum terlalu mengenali diri sendiri, Maka kenali diri sendiri agar kita bisa mewujudkan apa yang saat ini masih menjadi mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun