Mohon tunggu...
Arayu
Arayu Mohon Tunggu... Lainnya - writer

Dare to dream and reach it!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Maybe) A New Hope?

22 Agustus 2017   23:41 Diperbarui: 23 Agustus 2017   00:47 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindu berfikir keras mengenai keputusan yang akan ia ambil, hatinya mulai goyah ketika bertemu dengan keluarga Dafa yang menyambutnya dengan sangat hangat. Ibu Dafa benar-benar memeluknya erat seakan sangat merindukan Rindu. Mereka terlibat perbincangan yang sangat panjang sampai pada akhirnya ibu Dafa meminta maaf kepada Rindu atas apa yang telah dilakukan Dafa terhadapnya, "Rindu, ibu tahu.. mungkin dulu ibu banyak salah sama Rindu. Ibu sempat ga suka sama kamu, tapi kamu ga pernah kesal sama ibu, tetap baik sama keluarga ibu" Suara ibu Dafa terdengar parau "untuk semua kesalahan ibu, ibu minta maaf sama kamu juga ibu mohon dimaafkan atas semua yang udah Dafa lakukan ke kamu" Ia menunduk, tidak berani menatap mata Rindu.

Tuhan memang tidak pernah tidur, mungkin ini salah satu cara Tuhan memberikan sedikit kelegaan pada dirinya. Mencoba memaafkan orang yang sudah memberikan luka terlalu dalam itu memang sulit sekali, ia pun merasakannya. Namun memaafkan diri sendiri ternyata jauh lebih sulit. Memaafkan diri sendiri jangkauannya lebih besar dari apa yang ia bayangkan, memberikan rasa bahagia bagi diri sendiri dengan cara melupakan setiap rasa sakit yang ada karena Dafa, tidak semudah mengedipkan mata. Perlu waktu berbulan-bulan bahkan tahun untuk menorehkan senyum tulus di wajahnya. 

"Bu, semua yang udah lewat ya udah, Rindu ga pernah permasalahin apa yang udah terjadi kemarin-kemarin. Rindu tau kalau ibu dulu ga suka sama Rindu tapi itu wajar, justru Rindu malah harus ngebuktiin ke ibu kalau Rindu ga cuma sayang sama Dafa tapi juga sama Ibu dan keluarga ini." Rindu mencoba menjelaskan. "Kalau masalah Dafa, Rindu sebenarnya kecewa, karena buat Rindu, orangtua itu nomor satu. Mama udah ngasih Dafa kesempatan tapi ternyata Dafa ninggalin Rindu" lanjutnya

"Dafa selalu mikirin kamu, ibu tahu anak ibu seperti apa. Kalau Rindu udah maafin ibu, harusnya ga akan sulit memaafkan Dafa" Rindu mengangguk

Malam itu semua berakhir bahagia, siapa sangka kata maaf dari orang yang ia harapkan bak mantra ajaib yang mampu menyatukan hati. Iya, hati. Tapi rasa percaya tidak bisa datang secepat itu, banyak ketakutan yang ia hadapi, namun Rindu tidak mau merusak momen yang membahagiakan ini. dalam hati kecilnya, ia selalu bisa memaafkan Dafa seberapa besar pun salah yang pernah diperbuat Dafa. 

Secara tidak langsung, keluarga Dafa menginginkan mereka berdua untuk kembali menjalin hubungan. Pun ketika Dafa mengantarkan Rindu pulang, "Rindu, makasih buat malam ini. Aku bakalan buktiin ke kamu kalau aku benar-benar serius dan ga akan ngulangin kesalahan aku ke kamu. Secepatnya aku bakalan minta maaf sama mama kamu langsung dan ngebuktiin ke dia tentang keseriusan aku sama kamu" Rindu tersenyum penuh makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun