Kalau saja pak beye membaca salah satu sandiwara di atas, mungkin saja menganggap saya musuh, apalagi pada pilpres kemarin saya tidak memilih pak beye, tetapi tanpa kekalahan dari saya dan kami-kami, tentu pak beye tidak bisa dikatakan menang.
Dengan rendah hati seorang bijak berkata, "menyayangi kawan itu biasa, jangan berlebihan karena bisa menghanyutkan tanpa di sadari, bisikan syetan malah datang dari kawan sejalan. Namun menyayangi musuh, ini baru luar biasa, manusia adalah mahluk pelupa, musuh bisa jadi jam pengingat atas amanah yang kita embang."
Di Pilpres 2004 saya termasuk pemilih pak beye dengan slogan 'bersama kita bisa', kemudian dengan slogan 'lanjutkan' pak beye siap dilantik untuk presiden Indonesia yang ketujuh, saat ini slogan pak beye, 'mari membangun kebersamaan dan persatuan semua unsur terutama baik di kabinet maupun parlemen'. Akhirnya pak beye pun ingin berkoalisi dengan PDIP, Golkar, Gerindara, dan Hanura. Pak jeka pun bapak tawari menjadi watimpres walaupun beliau menolak.
Kalau itu niat baik dan kemauan pak beye yang harus diikuti, tolong untuk ketua MPR lebih layak dan mantap jika tetap berada di tangan HNW, PKS. HNW tentu lebih matang dibandingkan pak teka, lebih bertangan dan berkepala dingin menghadapi persoalan. PDIP cukup pak beye memberinya jatah menteri. Ketua DPR tentu lebih layak di tempati kader PD sebagai partai pemenang pemilu Pileg.
Golkar mungkin tetap menjadi koalisi pak beye karena faktor Andi mattalatta selain mewakili Golkar plus mewakili konstituen tokoh wilayah Indonesia Timur, konon kabarnya pak beye tetap mempertahankannya di posisi yang sama.
Untuk pak jeka menyambut niat baik pak beye tetap melibatkan beliau, posisi watimpres jelas tidak nyambung dengan pak beye, konon kabarnya sebagai wapres saja, kadangkala tidak sejalan alias ada 'dua matahari', barangkali lebih pas jika pak jeka dijadikan menteri khusus urusan luar negeri, menangani secara khusus maslah-masalah investasi, tenaga kerja, dan pariwisata. Ketiga sektor ini sangat mendesak dipacu lima tahun ke depan karena secara drastis dapat meningkatkan lapangan kerja baru dan pendapatan devisa bagi negara.
Investasi berkonsentrasi menarik para investor luar untuk menanamkan modalnya di dalam negeri, tentu dengan pola yang menguntungkan bagi bangsa ke depan.
Masalah tenaga kerja berkonsentrasi di dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja para TKI, pemberian perlindungan di negara di mana mereka bekerja dan membenahi proses pengiriman para TKI agar yang illegal tidak terjadi lagi. Fokus utamanya memberi kesempatan seluas-luasnya bagi WNI yang ingin bekerja di luar negeri secara lebih profesional.
Sementara bidang pariwisata tentu pak jeka sebagai saudagar sangat paham, bagaimana menjadikan indonesia seperti Indonesia truli Asia, kalau perlu truli world. berani pak beye dengan ide ini ?
Dunia ini memang panggung sandiwara, namun sandiwara yang paling enak ditonton adalah lakon yang bersumber dari kisah nyata, bukan rekaan, fiksi, atau cerita fiktif alias khayalan. Dengan rendah hati saya berharap pak beye memainkan sandiwara dari lakon kisah nyata, jadilah kesatria pembela rakyat. karena demokrasi yang memenangkan pak beye adalah dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Untuk besan pak beye saja, terbukti bersalah, lalu kena vonis pesakitan, kenapa koruptor lain tidak berani pak beye seret ke hotel prodeo. Kalau perlu di Makassar di bentuk KPK untuk penanganan kasus korupsi di wilayah Indonesia Timur, bali, NTT dan NTB, di medan untuk seluruh wilayah sumatera, kalimantan dan Jawa serta luar negeri ditangani KPK di jakarta.
Lima tahun ke depan begitu banyak harapan kami di pundak pak beye, harapan reformasi yang terseok-seok sampai saat ini, jadi ijinkanlah kami tetap akan menulis sandiwara-sandiwara pak beye ke depan, karena tiada partai yang siap menjadi oposisi saat ini, jadikanlah diri pak beye media oposisi, agar suara ICW, Komnas Ham, KOntras, Transparansi Indonesia dan sejenisnya termasuk para blogger dapat memainkan peran oposisi tersebut, penguatan civil society, pak beye bersedia mendengar suara mereka, seperti kesediaan pak beye menerima berbagai SMS di ponsel pak beye.