Mohon tunggu...
arasyameyliani
arasyameyliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ uinsa

Saya adalah pribadi yang terbuka, antusias, dan selalu berusaha untuk belajar hal-hal baru. Saya menyukai tantangan dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap hal yang saya lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

kreativitas dan kurikulum: bisakah berdampingan

5 Desember 2024   09:30 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:40 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kreativitas vs. Kurikulum: Bisakah Keduanya Berdampingan?

Kreativitas sering kali dianggap sebagai elemen yang tak terukur dalam pendidikan, sementara kurikulum dirancang untuk memberikan struktur dan tujuan yang jelas. Pertanyaannya adalah, apakah kedua hal ini bisa berjalan beriringan? Atau justru saling bertentangan?

Kurikulum yang kaku kerap kali dianggap membatasi ruang gerak siswa untuk berpikir kreatif. Tugas-tugas yang terfokus pada hafalan atau jawaban tunggal cenderung mengesampingkan eksplorasi ide-ide baru. Akibatnya, siswa lebih sibuk mengejar nilai daripada mengeksplorasi potensi kreatif mereka. Namun, di sisi lain, kurikulum penting untuk memastikan semua siswa memiliki dasar pengetahuan yang sama, menciptakan pijakan yang setara untuk belajar lebih lanjut di kehidupan masyarakat

Di era modern, integrasi kreativitas dalam kurikulum menjadi semakin relevan. Pendekatan seperti project-based learning atau pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa mempelajari konsep-konsep utama sambil mengembangkan solusi kreatif untuk masalah nyata. Misalnya, siswa yang mempelajari biologi bisa diminta untuk merancang proyek lingkungan di komunitas mereka, menggabungkan teori dengan aplikasi praktis yang kreatif.

Guru juga memegang peranan penting. Dengan memanfaatkan fleksibilitas dalam metode pengajaran, guru bisa memadukan elemen kreatif ke dalam pembelajaran berbasis kurikulum. Diskusi kelompok, simulasi, atau bahkan kompetisi inovasi adalah cara-cara yang dapat merangsang kreativitas siswa tanpa harus mengorbankan tujuan pembelajaran mereka masing-masing.

Selain itu, teknologi juga berperan besar. Alat-alat seperti aplikasi desain, simulasi online, dan platform pembelajaran interaktif dapat membuka peluang baru untuk memadukan kreativitas dalam kurikulum. Hal ini membantu siswa belajar dengan cara yang lebih menarik sekaligus memperkaya pengalaman dan pengetahuan di era globalisasi.

Intinya, kreativitas dan kurikulum tidak perlu saling meniadakan. Keduanya bisa saling melengkapi jika pendekatannya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dengan memberikan ruang bagi eksplorasi ide sambil tetap mematuhi panduan kurikulum, pendidikan tidak hanya melahirkan individu yang cerdas, tetapi juga inovatif dan mampu menghadapi tantangan dunia nyata. Pendidikan ideal adalah yang mencetak pemikir kreatif yang dapat berkontribusi pada perubahan positif di lingkungan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun