Mohon tunggu...
Ila Rizky Nidiana
Ila Rizky Nidiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Blogger

Karena cinta adalah bahagia, maka berbahagialah wahai jiwa. Blogger-@ila_rizky-Gadis Tegal-a part of Blogger Perempuan dan Freelance writer - http://ilarizky.com/ dan https://www.celotehkiky.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] Cinta Kita: Bersambung atau Berkabung?

29 Oktober 2011   04:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:20 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Kita: Bersambung atau Berkabung?

[caption id="" align="alignnone" width="400" caption="Cinta Kita: Bersambung atau Berkabung?"][/caption]

Tema: Cinta

Judul: Cinta Kita: Bersambung Atau Berkabung?

Penulis: Tubagus Rangga Efarasti & Ila Rizky Nidiana

No. Peserta: 172

.

***

.

.

Cinta Kita: Bersambung Atau Berkabung?

.

.

pada baris-baris toko buku tua

merebah kisah kita

ada hening doa

di degup nadi pelantun mimpi

. jalan awan melayang

rahasia bergegas di degup nadi

sahaja cinta kita telah tertuang di langit

bersama bingkai ungu memeluk debu kalender

. memori batas apologi

purnama langit melepas janjimu

percaya dan asa itu melekat

pada dinding hatimu

.

.

pertama dari dalamnya tatapan

mengusik cinta yang lama terdiam

mataku sudah tak tertahan merekam kedamaian

berbahagialah engkau yang kucintai diam-diam

.

jiwa tolonglah

kenali kembali pada sebongkah pemujaan

akan dirimu yang terduduk malu

berdialog dalam sepi dan bisu

bahasa yang tidak aku mengerti

sungguh aku main hati

.

raga bantulah

aku ingin mengenalimu lebih jauh

namun tak ingin aku jauh darimu

senyummu yang kusetuh

bebas berkhayal dalam diam

upaya mengenal semoga kekal

.

.

letih cinta menempuh rasa ini

jauh sejak jiwa mengenalmu

rindu mengembara sejauh oase mata

rentang jarak yang menjauh

tak pernah membatas rasa

.

ritmis gerimis melengkungkan senyum

di sini di desah emosi risau

kala kulihat tatapan tergesa lelaki hujan

membiarkanku terhanyut pada aliran air mata

. sebuah nama kutitipkan pada angin senja

sedari mimpi masih nyata

yakini ujung tanya jalan kita

fana di ufuk biru ‘kan menjelma nada

.

.

kasih yang setia

sanggupkah kau beri aku cinta

dengan warna dunia yang nyata

memukau dalam bola mata

indah merancang beribu wajah

terguncang batin pujangga

dan beribu tawaran lebih bermakna

rahasia hidupmu tak terungkap

semerbak wangi melati pusara

.

kasih yang setia

kita memang belum dewasa

tapi biarlah waktu merancang jembatan sunyi senyap

untuk kita bertemu di ujungnya dan saling menatap

.

kasih yang setia

bila hidup harus memilih

biarlah kupilih kau sebagai kekasih yang utuh

di antara banyak mawar, di barisan cinta beri kabar

aku tetap pilih engkau

kasih yang setia sepanjang masa, sampai tiba senja

bergumam lagukan cinta

.

.

jiwa pandanglah aku dengan cinta

setiaku yang mengekalkan warna surga

namamu bergema di celah jendela

hujan membaringkan sajakku di tepi hati

. mendadak daun daun masak menjawab semuanya

tawa dan ceria kita

masih sama digenggam wangi dunia

malam pun berisik meneduh

lafal ayat menggenapkan sayap janji kita

.

.

pelipur lara semua tulus tercurah begitu

sungguh terkadang curiga tentangmu tepikan prasangka

lekas merajalela jamah kata-kata

setelah kuberi cinta tak terbatas apapun jua

tak kuharap balasnya cuma terpinta setingkat saja

kauberikan tempat saat pijakan tak tepat

dan di saat kukemasi hati atas cinta

bergegas tumbangkan derita

.

mungkin mimpi masih kaunikmati

mungkin aroma malam masih tersisa di pelupuk mata

doa atas cinta beranjak pergi

dengarkan aku bicara sepatah lagi

cinta atas cinta rangkullah pagi

buka lebar mata hati

apakah setia kau menungguku kembali

atas nama cinta, demi nama cinta, dengan nama cinta

.

.

kabut sesekali jatuh di desau

ketika ujian datang membadai

jejak ragu menjelma merindu tabah

percakapan kita masih terngiang

bilakah saat itu tiba

kala pelangi membebaskan hujan

dan ragaku masih di sini menantimu

saat seutuh ikrar janji: kita abadi

.

.

Serang, Banten - Semarang, 28 Oktober 2011

.

.

*) Keterangan:

  • Kiri : Ila Rizky Nidiana
  • Kanan : Tubagus Rangga Efarasti

gambar dari sini

.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun