Mohon tunggu...
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

A.Rahman Al Hakim, nama pena ARAska ARASKata ARASKA Banjar. Profesi Jurnalis di Kalsel, Pelaku seni, Aktivis Lingkungan dan Aktivis Seni Budaya Sosial Pendidikan, serta menjadi Terapis di Lanting Banjar Terapi. Domisili di Banjarmasin, Kalsel. Facebook araska araskata. Email araska.banjar@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Korban Idealisme ataukah Pengorbanan Idealisme!

7 April 2016   21:14 Diperbarui: 26 Mei 2016   01:28 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada harga yang harus dibayar untuk sebuah idealisme

 

Satu persatu, kawan-kawan mahasiswa sesama aktivis, kehilangan jiwa idealismenya. Idealisme memang langka dan sedikit orang yang bertahan dalam idealisme, karena akan ada pengorbanan yang besar untuk mempertahankan dan memperjuangkan idealisme.

 

Idealisme dan Realisme

Idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh individu yang bersangkutan, dengan bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya dan kebiasaan. Idealisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang, dan termanifestasikan dalam bentuk perilaku, sikap, ide ataupun cara berpikir.

Banyak pemimpin besar dunia maupun para tokoh agama, yang penuh dengan idealisme-idealismenya, walaupun kadang hal itu menjadi faktor utama berakhirnya hidup mereka.

Sedangkan realisme adalah suatu sikap/pola pikir yang mengikuti arus. Individu yang realistis cenderung bersikap mengikuti lingkungannya, dengan mengabaikan beberapa/ semua nilai kebenaran yang Ia yakini. Sama dengan idealisme, realisme tumbuh secara perlahan dalam jiwa dan pikiran seseorang.

Idealisme tidak bisa berdiri sendiri, namun berjalan beriringan dengan realisme. Idealisme bergabung dengan realisme adalah optimisme! Namun idealisme tanpa realisme hanyalah omong kosong dan mimpi belaka, sama halnya dengan realisme tanpa idealisme.

Namun dalam hal ini, idealisme adalah yang menjadi pondasi utama. Sedangkan realisme hanya faktor pendukung terwujudnya tujuan idealisme.

Dari sekian banyak manusia dimuka bumi, terdapat segelintir orang yang idealis. Mereka adalah orang-orang yang biasanya berpendapat ‘berbeda’ dengan orang sekitarnya, memiliki konsep diri yang berbeda, hingga cara yang berbeda dalam menanggapi setiap langkah kehidupan, sehingga terkadang seorang idealisme diasingkan oleh lingkungannya, tapi itu tidak menjadi masalah dalam melangkah tegak kedepan, seperti kata Soe Hok Gie, “Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikkan”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun