Mohon tunggu...
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

A.Rahman Al Hakim, nama pena ARAska ARASKata ARASKA Banjar. Profesi Jurnalis di Kalsel, Pelaku seni, Aktivis Lingkungan dan Aktivis Seni Budaya Sosial Pendidikan, serta menjadi Terapis di Lanting Banjar Terapi. Domisili di Banjarmasin, Kalsel. Facebook araska araskata. Email araska.banjar@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mereka Gantungkan Cita di Langit Panti Asuhan Sentosa

19 April 2017   10:59 Diperbarui: 20 Mei 2017   05:27 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi foto by ARAska Banjar

Mereka Gantungkan Cita-Cita di Atas Langit Panti Asuhan Sentosa

Oleh Fitri*

Pagi Minggu menjelang siang, 9 April 2017 yang lalu, rutinitas karbon dioksida sisa pembakaran kendaraan bermotor yang memanaskan lubang pernafasan. Lalu lalang kendaraan besar seperti truk, tak mau kalah turut berjejal di antara kendaraan transportasi umum dan pribadi, menghembuskan gumpalan-gumpalan debu di sepanjang Jalan Brigjen H Hasan Basri Kayutangi.

Kota Banjarmasin hanya memiliki 6 persen RTH (Ruang Terbuka Hijau) publik dari total luas 98,46 kilometer persegi. Padahal setiap daerah diwajibkan memiliki RTH seluas 20 persen dari luas wilayah yang ada, dan 10 persen RTH privat. Ini sudah diamantkan dalam UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

#

Sekitar pukul 09.45 Wita, aku berangkat bersama Nina, berboncengan menaiki sepeda motor menuju depan Indomaret Kayutangi, untuk berkumpul dengan teman-teman Lanting Sahabat Anak Berkebutuhan Khusus (LanSa ABK) yang lain, agar bersama-sama menuju panti yang akan kami kunjungi, yaitu Panti Asuhan (PA) Sentosa.

Terik mentari pagi ini terasa membelenggu raga. Kami terhenti di lampu merah persimpangan jalan, simpang 4 menuju Jalan Belitung. Menunggu pergantian warna lampu bersama hembusan karbon dioksida. Detik-detik menunggu, sesaat pikiran berkelana mengikuti pandangan mata, menatap Kota Banjarmasin yang kian penuh dengan belantara beton dari gedung-gedung besar dan tinggi, milik orang-orang yang berada!

Wilayah Kota Banjarmasin adalah tanah rawa (3°,15 sampai 3°,22 Lintang Selatan dan 114°,32 Bujur Timur) mempunyai ketinggian tanah sekitar 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang, apalagi saat hujan lebat. Apalagi tiap tahun, ketinggian air laut semakin meningkat!

Jika air pasang dalam, maka sebagian besar wilayah daratan kota terendam air, tetapi setelah air laut surut wilayah ini masih terendam, lantaran air tidak cepat turun ke laut karena sungai-sungai yang ada sudah rusak atau sudah mati, akibat sidementasi, sampah, limbah rumah tangga, limbah industri, dan limbah alam.

Yang lebih memprihatinkan adalah banyaknya rumah-rumah penduduk di pinggir sungai yang menjorok jauh ke tengah sungai, sehingga sungai kian mengecil dan akhirnya menghilang. Selain itu banyak pula sungai-sungai di Banjarmasin yang menjadi trotoar dan saluran got kecil, akibat perluasan jalan yang tidak terencana dengan baik. Kota Banjarmasin yang dijuluki Kota Seribu Sungai, kini hanyalah tinggal nama!

Sebenarnya, Kota Banjarmasin mempunyai Peraturan Daerah (Perda) Rumah Panggung Pencegah Banjir. Daerah resapan air yang berkurang adalah salah satu masalah yang di hadapi Banjarmasin, daerah resapan yang berkurang membuat pemerintah kota membuat Perda Nomor 14 tahun 2009 tentang Bangunan Panggung, kutipan dari perda tersebut yaitu :

a. Bahwa untuk mengendalikan pembangunan agar sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarmasin perlu dilakukan pengendalian pemanfaatan ruang;

b. Bahwa agar bangunan gedung dan rumah dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan penghuni harus diselenggarakan secara tertib, diwujudkan sesuai dengan kondisi lingkungan Banjarmasin yang berawa pasang surut, maka pembangunan dilaksanakan dengan kostruksi bangunan panggung;

Akan tetapi Perda tinggallah Perda, jangankan gedung beton milik swasta, bangunan beton milik pemerintah saja banyak yang melanggar Perda tersebut.

#

Suara kalson sadarkan pikiran, lampu telah hijau, kami harus kembali melaju.Tak memakan waktu yang lama, akhirnya kami sampai di PA Sentosa. Halaman panti yang cukup rindang, sedikit memberi kesejukan.

Selanjutnya kami menuju ke dalam bangunan panti. Langkah demi langkah kami rasakan dinginnya lantai marmer yang kami pijak. Panti ini cukup luas, pada halaman belakang terdapat masjid panti. Beberapa saat berlalu, staf pengurus panti mengarahkan kami pada ruangan aula, tempat dimana kami akan membagikan pengetahuan dan berbagi pengalaman bersama anak-anak PA Sentosa.

Sebelumnya, LanSa ABK dan Prasasti Pena juga telah melaksanakan ‘Berbagi Pengetahuan & Pengalaman’ bersama-sama anak-anak ‘Panti Asuhan’ (BPP-PA) di Banjarmasin. BPP-PA pertama di PA Al Ihsan pada 11 Oktober 2015, yang kedua di PA Siti Armah pada 25 Oktober 2015, yang ketiga di PA Al Hidayah pada 8 November 2015, yang keempat di PA Al Ikhlas pada 15 November 2015, yang keempat di PA Nur Hidayah pada 22 November 2015, yang keenam di PA Harapan Ibu pada 06 Februari 2016, yang ketujuh di PA Muhammadiyah Putra pada 27 Maret 2016, yang kedelapan di PA Aisyah Puteri pada 3 April 2016, yang kesembilan di PA Sultan Suriansyah pada 17 April 2016, yang kesepuluh di PA Intan Sari pada 1 Mei 2016, yang kesebelas di PA Nur Azizah pada 22 Mei 2016, yang keduabelas pada 3 Agustus 2016 di PA ABK Bhakti Luhur, yang ketigabelas pada 4 Agustus 2016 di PA Ashabul Kahfi, yang keempatbelas pada 25 September 2016 di PA Al Mujahirin, yang kelimabelas pada 9 Oktober 2016 di PA Arrisalah, yang keenambelas pada 23 Oktober 2016 di PA Al Amin, yang ketujuhbelas pada 18 Desember 2016 di PA Al Muddakir, yang kedelapan belas pada 19 Februari 2017 di PA Griya Yatim & Dhuafa, dan yang kesembilan belas ini pada 9 April 2017 di PA Sentosa.

Rangkaian kegiatan BPP-PA ke 1 sd 5 di 2015, selaku pelaksana kegiatan adalah Prasasti Pena. Untuk BPP-PA ke 6 sd 19, pelaksana kegiatan adalah LanSa ABK. Selain itu juga ada rangkain kegiatan ‘Berbagi Pengetahuan & Pengalaman Go To School (BPP-GTS) yang pertama dilaksanakan di SLB Madana Dun Ya, pada 2 Agustus 2016. Selanjutnya BPP-GTS kedua di SMAN 1 Tamban pada 11 Maret 2017.

#

Anggota LanSa ABK yang turut serta dalam kunjungan di PA Sentosa, selain diriku (Fitri) ada pula Muhammad Irfan, Abdu Rahman, Ari Setiawan, Erliya, Fitri, Nuri dan Wahidah, serta tak pernah tertinggal bang Araska yang selalu setia menamani proses perjalanan LanSa ABK.

Sedangkan anak-anak panti yang hadir dalam aula, untuk mengikuti kegiatan ada sekitar 16 orang anak laki-laki, antara lain yaitu Miftahul Rahman, Husin, Anggi Juanda Saputra, Rijali, Samar, Taufik, Muh Fikri, Hadrani, Nur Azmi, Hasan Fauzi, Muh Apriansyah, Marbani, Muh Rafi’i, Hidayat, Agus salim, dan Halimi.

Usai perkenalan dengan anak-anak panti, dilanjutkan dengan penjelasan tentang anak ABK dan Disabilitas, serta memberikan motivasi positif. Selanjutnya pengenalan bahasa isyarat, yang disampaikan oleh teman-teman LanSa ABK yang lain dan juga kegiatan kepenulisan serta latihan singkat menggali kreativitas melalui keseimbangan otak kanan dan kiri yang di pandu oleh bang ARAska.

Menikmati setiap proses yang berlangsung dalam aula panti, bersama simpul senyum dan keceriaaan dari raut wajah masing-masing anak PA Sentosa. Di tengah rangkaian acara, bersama Wakil Ketua Harian LanSa ABK, Ari Setiawan, kutinggalkan aula panti, untuk menggalai lebih jauh tentang panti ini. Ada hal lain dari sudut mata memandang bangunan panti sekarang, yang megah dan besar yang isinya barang-barang yang berlapis kaca, marmer dingin yang berwarna cream coklat.

Berdasarkan penuturan Risfi, salah satu petugas panti, bahwa PA Sentosa mempunyai 7 kamar tidur. Penambahan dekorasi yang cantik pada ruangan menambah nilai estetika tersendiri bagi panti sentosa.

PA Sentosa berdiri dua tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu pada 2 Mei 1947. Tentunya, dulu sangat jauh keadaannya, tidaklah sebesar dan seindah panti yang sekarang ini. Dulu hanya berdinding kayu saja. Hingga pada tahun 2012, dengan bantuan dana dari masyarakat, akhirnya PA Sentosa dapat berdiri dengan lebih megah.

Adapun pelopor pertama berdirinya panti di pegang oleh Bapak Abdul Rifai serta tidak terlepas dari beberapa orang kawannya yang membantu dengan ikhlas selama berdirinya panti. Kepengurusan PA Sentosa saat ini, periode 2012-2017, di pegang oleh Drs H Arsuni Busera selaku Ketua Umum, M Yusuf SPd MA selaku pengasuh, dan Risfi Anisa di kesekretariatan.

Selain dari pemaparan diatas, kami terus merangkai rasa ingin tahu tentang keadaan panti, dari tata tertib (tatib), aktivitas di panti, dan prestasi apa saja yang telah diraih oleh anak panti.

Menurut penjelasan Risfi, ternyata tatib di panti ialah tidak boleh menggunakan handphone bagi yang berada di bawah kelas 1 SMP, kemudian tidak boleh keluar pada malam hari, tiap minggu melakukan bakti sosial, dan setiap Senin dan Kamis anak-anak di panti harus melaksanakan puasa sunnah.

Selain itu, setiap selesai sholat magrib dan subuh dilanjutkan dengan pembacaan tadarus oleh anak-anak panti, serta pengarahan tentang kegiatan selanjutnya yang dikoordinir oleh petugas panti. Adapun prestasi dari anak panti ialah futsal, mengaji, dan seni beladiri tapak suci.

#

Serangkain kegiatan yang kami lakukan, akhirnya berada di penghujung pertemuan bersama anak PA Sentosa, terkias penuh senyum yang merekah di dalam pelupuk bibir, penuh harapan dalam benak kami, berbagi ilmu pengetahuan agar dapat menjadikan anak-anak di panti lebih semangat, dan bekerja keras dalam meraih cita-cita yang mereka gantungkan di atas langit PA Sentosa.

Di atas langit PA Sentosa pula kami berdiri, mengambil sudut potret yang terkias bersama ekspresi wajah yang penuh kecerian dan semangat yang menggebu. Akhir dari kisah perjalanan kami di PA Sentosa pun usai.

Setiap pertemuan dan perpisahan yang kami saksikan, selalu dijembatani dengan pemberian kenang-kenangan berupa beberapa antologi puisi dan plakat LanSa ABK, yang diharapkan melalui antologi puisi tersebut dapat menambah perbendaharaan perpustakaan dijembatani, dan melalui plakat tersebut kami berharap dapat dikenang, menjadi saksi bisu akan niat tulus kami untuk menebar ilmu dan berbagi hal-hal yang bermanfaat untuk anak-anak yang memerlukan kasih sayang yang lebih.

Salam rasa kepedulian sosial, salam satu jiwa kerelawanan, salam sastra!

* Penulis, Mahasiswi FKIP Prodi PLB UNLAM dan Peserta Pelatihan Menulis di LanSa ABK.

https://www.facebook.com/araska.araskata/media_set?set=a.1408477825870933.1669060610&type=3

https://www.facebook.com/1384010988569715/photos/?tab=album&album_id=1571445136492965

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun