Mohon tunggu...
Muhammad Aras Prabowo
Muhammad Aras Prabowo Mohon Tunggu... Dosen - M. A. P

Tidak ada titk dalam perjuangan!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teliti Etika Akuntan & Budaya Bugis, Pendiri SOS SC Terbitkan Jurnal Internasional

26 Desember 2018   13:08 Diperbarui: 26 Desember 2018   13:13 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri
Dokpri
Terakhir adalah reso dan appesona ri Dewata seuwwae. Keduanya adalah instrumen dalam mengaktualisasikan kode etik, sebab suatu kode etik tidak akan hidup jika tidak ada pengamalan terhadapnya. Reso adalah kerja keras. Artinya bahwa seorang auditor harus memilki sikap pekerja keras dalam menjalankan tugas dengan berlandaskan kode etik. Dan di balik reso harus diikuti dengan  berserah diri kepada Tuhan atau appesona ri Dewata seuwwae, maka di dalam Islam berserah diri kepada Allah, yang dalam pangadereng disebut dengan sara' atau syariat. Reso dan appesona ri Dewata seuwwae tergambar dalam ungkapan reso temmangingngi namalomo naletei pammase dewatae artinya bahwa dalam mengarungi kehidupan orang Bugis akan senantiasa bekerja secara keras, tekun dan pantang menyerah maka dapat dipastikan keberhasilan akan bisa dicapai karena Rahmat Tuhan meniti menuju jalan kesuksesan.

MAP mengaku sangat bangga karena karya ilmiahnya dapat terbit dalam jurnal internasional. "Saya sangat bangga karena karya saya bisa terbit untuk kedua kalinya dalam jurnal internasional. Selain itu saya bisa mempromosikan pemikiran saya tentang akuntansi dan budaya, sekaligus memperkenalkan budaya Bugis dikanca internasional" jelas MAP saat dihubungi.

MAP juga mendorong agar para pemuda, khususnya yang sedang menempuh pendidikan tinggi sebisa mengkin menghasilkan karya ilmiah terbaik untuk memberi konstribusi dalam dunia intelektul. Lebih spesifik lagi, MAP mengajak agar mahasiswa dan akademis suku Bugis untuk mengkolaborasikan bidang keilmuan masing-masing dengan nilai budaya yang kita miliki.

"Nilai budaya kita sangat banyak, sehingga perlu eksplorasi dari berbagai sudut pandang keilmuan, termasuk sudut pandang ekonomi dan akuntansi yang berusaha saya kembangkan" tutup MAP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun