Mohon tunggu...
Muhammad Aras Prabowo
Muhammad Aras Prabowo Mohon Tunggu... Dosen - M. A. P

Tidak ada titk dalam perjuangan!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hati-hati Menyebarkan Informasi

18 Desember 2016   09:28 Diperbarui: 18 Desember 2016   10:16 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The world is flat,itulah kata Thomas L. Friedman dalam memandang situasi dunia abad ini. Arus globalisasi dan perkembangan ilmu teknologi yang begitu deras membuat dunia serasa datar. Sistem informasi dan komunikasi yang semakin canggih membuat manusia saat ini mudah dalam melintasi ruang dan waktu. Penggunaan dan pemanfaatan sistem informasi dan komunikasi sangat memudahkan generasi saat ini untuk mencari bahkan memposting atau membagikan suatu informasi yang sifatnya lokal maupun interlokal. Apapun dapat diselesaikan di luar batas daerah bahkan negaranya.

Kebebasan dalam  mencari, memperoleh dan  membagikan suatu informasi merupakan  hal yang menguntungkan dari perkembangan teknologi, karena memudahkan setiap aktivitas manusia dan memenuhi setiap kebutuhan manusia. Akan tetapi, penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang tidak mengenal batas dalam berbagai aspek membuat setiap penggunanya sangat bebas untuk memanfaatkan teknologi ke arah yang negatif dan merusak. Hal ini terbukti dari sekian banyak pemanfaatan teknologi yang tidak semestinya dan secara sengaja untuk merusak moral generasi muda dan bahkan mengobrak-abrik tatanan sebuah negara.

Keragaman  informasi yang tidak terbatas menjadi tantangan dunia saat ini, khususnya Indonesia. Banyaknya informasi yang bersifat SARA  yang dapat menimbulkan fanatisme untuk kepentingan kelompok tertentu, sangat memungkinkan terjadinya konflik dan keresahan dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti informasi media sosial yang hangat baru-baru ini, mengenai ancaman terhadap NKRI yang akan pecah menjadi 5 sampai 6 bagian/negara terbukti ampuh untuk membuat keresahan dalam masyarakat dan mengancam stabilitas negara. 

Hal ini sangat disayangkan ketika masyarakat bahkan kaum akademisi terpropaganda dan bahkan secara tidak sadar membagikan/menyebarluaskan  issu-issu seperti ini tanpa pengkajian maupun analisis lanjutan terlebih dahulu. Pengkajian dan analisis sebuah informasi merupakan hal yang sangat penting, karena jangan sampai dalam suatu informasi terdapat maksud yang terselubung, apalagi perolehan informasi pada internet yang sifatnya komersial (sumber dan kebenarannya masih perlu untuk dianalisis).

Tidak hanya sampai di situ, NU yang merupakan organisasi terbesar dan terdepan dalam menjaga kesatuan NKRI juga turut menjadi sasaran informasi hoax. Berbagai pemberitan yang tidak bertanggung jawab berusaha memojokkan organisasi tersebut, dengan membuat pemberitan yang saling mengaduh satu sama lain. Hal ini akan sangat berpengaruh pada masyarakat sampai keakar rumpun. Kareana akan menimbulkan pemberitaan yang multi tafsir.

Maka dari itu, kita harus berhati-hati dalam menanggapi suatu informasi apalagi dalam menyebarkan informasi. Pembacaan  informasi dengan metode logika terbalik sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan untuk mencari pembenaran pada setiap informasi sehingga tidak terjadinya pembohongan publik yang dapat menimbulkan efek negatif terhadap banyak orang.

Oleh : A. Sulolipu

Mantan Ketua PMII Rayon Ekonomi UMI Makassar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun