Mohon tunggu...
Aranhakim Farisi
Aranhakim Farisi Mohon Tunggu... Administrasi - Practioner and Navigator in Mind Technology

I'm a Long Life Learner, Practioner, and Navigator in Mind Technology. Certified Emotional Freedom Technique, Certified Hypnotheraphy from Indonesian Hypnosis Association, Mind Management. Contact / Consult to email : aranhakim@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Gelombang Otak dan Cara Kerja Pikiran (Bagian 2)

21 Juli 2014   23:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:38 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Mengenal Gelombang Otak dan Cara Kerja Pikiran ( Bagian 1) (klik link http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2014/07/21/mengenal-gelombang-otak-dan-cara-kerja-pikiran-bagian-1-669455.html).

Ada Enam cara untuk memasuki pikiran bawah sadar, yaitu :

1.Pengeluangan/repetisi;

Segala sesuatu perkataan/perbuatan/imajinasi yang dilakukan secara konsisten/berulang-ulang akan masuk ke pikiran bawah sadar bahkan akan menjadi kebiasaan/prilaku. Misal : seorang anak kecil yang sering ditakuti terhadap perkataan”awas gelap, berbahaya ntar ada setan” maka walaupun belum melihat setan sepert apa maka akan mengalami ketakutan terhadap gelap. Dan ini akan menjadi kebiasaan karena di dalam pikirannya akan membuat ”anchor” setiap ada gelap maka akan ketemu setan. Begitu pun juga seorang anak yang selalu dikatakan ”bodoh” oleh orangtuanya/sekitarnya akhirnya akan dapat dipercaya dirinya benar-benar bodoh.

2.Identifikasi kelompok/keluarga;

Seseorang yang memiliki latar belakang budaya tertentu, biasanya akan mengikuti kebiasaan yang dilakukan dalam keluarga/masyarakat. Misal : keyakinan agama yang dianut keluarga, cara sembahyang, cara berpakaian, dan sebagainya.

3.Ide yang disampaikan figur yang dipandang memiliki otoritas;

Apa yang disampaikan oleh sesorang yang dipandang/dihormati/dikagumi/ahli dibidangnya akan dapat diterima oleh pikiran bawah sadar. Misal : apa yang dikatakan seorang dokter akan lebih dipercaya daripada orang awam tentang sakit yang diderita pasien berikut obatnya walaupun penyampaiannya sama.

4.Emosi yang intens;

Setiap kejadian yang dialami jika dengan intensitas emosi yang tinggi baik positif maupun negatif akan masuk di pikiran bawah sadar bahkan tidak terlupakan seumur hidup. Misal : Seseorang melihat kejadian yang menyebabkan “shock” sebagai peristiwa yang tidak terlupakan.

5.Rileksasi

Setiap keadaan rileksasi maka akan menimbulkan turunnya gelombang otak dari gamma/beta akan turun ke gelombang otak alfa/theta. Seseorang yang sedang rileks, melamun atau berkhayal gelombang otaknya berada dalam frekuensi alfa/theta. Kondisi ini merupakan pintu masuk atau keluarnya potensi dari alam bawah sadar anda.

6.Hipnosis

Hipnosis menjangkau pikiran bawah sadar dengan tehnik komunikasi yang mampu melewati pikiran bawah sadar. Misal : hipnotis panggung/hiburan, hipnoterapi

Dari enam cara di atas, rileksasi dan hipnosis adalah cara yang paling efektif untuk masuk ke pikiran bawah sadar. Dalam hal ini, penulis dalam memanfaatkan terapi untuk menyembuhkan klien khusus pada penyakit-penyakit psikis tertentu dengan menggunakan metode rileksasi. Ada beberapa pendapat pakar teknologi pikiran bahwa rileksasi disamakan dengan hipnosis.

Antara pikiran sadar dengan pikiran bawah sadar dibatasi oleh ”dinding” yang disebut RAS (Reticular Activating Sytem) atau critical factor yang berfungsi sebagai pintu gerbang yang menghubungkan pikiran sadar dan bawah sadar. Critical Factor ini melindungi pikiran bawah sadar dari ide, informasi, sugesti atau bentuk pikiran lain yang bisa mengubah program pikiran yang sudah tertanam di pikiran bawah sadar.

Pemrograman Pikiran

Pemrograman pikiran terdapat beberapa fase dengan berdasarkan tingkat umur. Menurut Adi W.Gunawan dalam bukunya yang berjudul “Manage Your Mind For Success” , ada 3 (tiga) fase pemrograman pikiran berdasarkan usia, yaitu fase pertama (usia 0-7 tahun), fase kedua (usia 7-14 tahun), dan fase ketiga (usia 14-21 tahun)

1.Fase Pertama (Usia 0-7 tahun)

Fase pertama usia ini disebut sebagai periode tanam. Pada usia 0-7 tahun apa pun yang dikatakan kepada kita, entah itu benar atau salah, akan diterima sepenuhnya dan masuk ke pikiran bawah sadar dan menjadi program.Mengapa menerima sepenuhnya ? Mengapa tidak menolak ? karena pada usia ini belum punya filter filter untuk mem-block hal-hal negatif yang merugikan pikiran. Pada usia ini belum mempunyai cukup banyak referensi atau data yang bisa digunakan sebagai pembanding.

2.Fase Kedua (Usia 7-14tahun)

Fase kedua usia ini disebut periode model.Pada usia ini anak mulai belajar meniru tokoh yang dikaguminya. Anak punya model atau figure yang dijadikan contoh. Periode ini merupakan periode yang kritisKarena pada usia ini anak sudah sudah masuk sekolah (SD) sehingga akan berpengaruh pada pendidik. Bagaimana cara mendidik dan mengajar. Ingat, guru adalah otoritas yang masuk ke dalam bawah sadar. Efektivitas pemrograman pada usian ini seringkali berakibat buruk. Mengapa ? karena seringkali program yang masuk ternyata program negatif. Apa yang terjadi di enam tahun pertama, hidup anak di SD akan menentukan hidup anak selanjutnya. Pada fase ini seringkali tidak diperhatikan orangtua. Hasil pemrograman yang terjadi pada masa ini akan terus terbawa hingga anak tumbuh menjadi seorang manusia dewasa.

3.Fase ketiga ( Usia 14-21 tahun)

Fase kedua usia ini disebut periode sosial.Pada usia ini merupakan kelanjutan pengembangan dari apa yang telah didapat fase pertama dan fase kedua di atas. Apabila program yang di dapat anak selama dua fase pertama lebih banyak yang baik daripada yang buruk, maka pengembangan selanjutnya akan memberikan hasil yang baik. Demikian pula sebaliknya. Pada periode ini pemrogram an lebih banyak berasal dari interaksi sosial anak. Pemrograman bisa berasal dari berbagai sumber misalnya dariteman, buku, majalah, film, internet, pacar, dan dari berbagai sumber lain .

Semoga bermanfaat

Aranhakim Farisi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun