Katanya Negara Agraris, tapi Harga Beras mahal dan masih Impor beras, ketika Dengan ribuan alasan dan pembenaran dikit lagi mau Ramadhan, lalu ada anomali cuaca el nino
Tiap Tahun kita merayakan Ramadhan, kendala Cuaca pemerintah kan banyak tenaga ahli yang sebisa mungkin mengantisipasi dan meminimalisir kendala yang terjadi, di mana kembali masyarakat yang menjadi korbannya
Kemarin masa kampanye bisa bagi-bagi Beras Bansos, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memastikan Keluarga Penerima Manfaat (KPM sudah dan akan menerima 10 kg dari program bagi-bagi beras gratis.
Hingga 10 Desember 2023, Â pemerintah melalui Perum Bulog telah menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa beras 10 kg untuk 21,35 juta KPM, dengan total beras mencapai 1,3 juta ton.
"Masing-masing KPM dari seluruh provinsi mendapat 10 Kg beras setiap bulannya. Per 10 Desember ini, total beras gratis yang berhasil disalurkan melalui @perum.bulog mencapai 1,3 juta ton," ucap Erick melalui akun Instagramnya, dikutip Selasa (12/12/2023).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di halaman Bulog.co.id mengatakan bansos beras 10 kg akan diperpanjang hingga Maret 2024. Kepala negara menegaskan terus meneruskan program bantuan pangan untuk periode Desember 2023 dan Januari, Februari, Maret 2024.
Menurutnya, program ini efektif meredam gejolak harga beras yang terjadi sebagai dampak El Nino. "Untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran akan kita tambah untuk bulan Desember 2023 lalu Januari, Februari, dan Maret 2024," papar Jokowi.
Tapi sekarang rakyat di buat antri beras dan harga nya yang terus merangkak naik, apakah kita di suruh makan pengganti nasi seperti jagung ataupun singkong hasil Food Estate? semuanya serba ambigu, ketika peran pemerintah di butuhkan di sini bukan hanya bagi bansos beras yang berdampak harga melambung naik sekarang, ataupun membangun Infrastruktur yang banyak menguntungkan oligarkiÂ
Kenaikan harga beras secara signifikan sejak beberapa hari terakhir, memaksa pemerintah untuk membuka keran impor beras dari luar negeri. Beberapa negara yang dijajaki adalah China, India, Vietnam, Thailand, dan Pakistan. Untuk diketahui saja, panen raya padi di sejumlah daerah di Tanah Air memang mengalami keterlambatan. Kondisi ini karena musim kering yang lebih lama dampak dari anomali cuaca El Nino.
Kebijakan impor beras ini seolah jadi ironi bila mengingat janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Indonesia bisa melakukan swasembada beras. Bahkan, janji swasembada sudah diucapkan berulangkali sejak periode pertamanya memimpin Indonesia. Sementara itu, Kementerian Pertanian sampai hari ini masih ngotot produksi dalam negeri yang ditambah impor membuat Indonesia bisa surplus. Meski faktanya di lapangan harga beras tetap tinggi.
Mengutip Harian Kompas dari data Kementan, total produksi beras Januari-Desember 2023 tercatat 30,83 juta ton. Ditambah total beras impor Bulog 2,9 juta ton, stok akhir tahun diperkirakan 33,73 juta ton.
Dengan kebutuhan setahun 30,84 juta ton, berarti akhir tahun masih akan ada surplus 2,89 juta ton. Data yang dirilis Kementan ini pun dipertanyakan karena dinilai tidak akurat dengan fakta di lapangan. Rencana dan realisasi impor beras Perum Bulog mencatat, realisasi impor beras yang sudah masuk wilayah Indonesia hingga 22 September 2023 adalah sebanyak 1.028.478 ton. Sementara itu, kontrak atas 1,85 juta ton beras impor juga sudah selesai dilakukan.