Suatu hari, seorang gadis sedang duduk ditepi pantai
Ia membiarkan kakinya telanjang dan sesekali ombak menjilat ujung jari-jemarinya
Ia menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan
Aroma laut dan udara pantai adalah yang terbaik, selalu membuat tenang. Katanya dalam hati.
Lalu ia menoleh, menatap anak-anak kecil dari kejauhan.
“Hei, kalian sedang apa?” sapanya ketika mendekat.
“Membuat istana pasir dan mengumpulkan cangkang kerang.” jawab si anak laki-laki berambut keriwil.
“Kalau Kakak sedang apa?” tanya si anak bermata coklat dan berbulu mata lentik.
“Kakak sedang berjalan-jalan. Kakak suka melihat laut.” jawab gadis itu sambil tersenyum.
“Wah, sama dong seperti Kak Amel. Dia kami sebut Gadis Laut. Nah itu dia!” ujar si anak perempuan yang bertubuh kurus.
Gadis itu melihat Amel dari tempatnya berdiri yang cukup jauh.
Ternyata dia si Gadis Laut, ya.
Wah sepertinya kita akan berbagi tempat.
Salam kenal, Gadis Laut satu, aku Gadis Laut dua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H