Menjadi pertimbangan bagi kita semuanya, siapapun kita, yang mau bepergian untuk tujuan apapun dan menggunakan mode transportasi apapun, sejenak untuk merenung. Masihkah kita akan tetap memilih penerbangan murah ?
Satu pertimbangan bagi  kita, kata-kata bijak dari Raja Sulaiman (Sallomo) di Kitab Suci, menjadi perhatian kita :"Aku kembali untuk melihat di bawah matahari bahwa perlombaan bukan untuk yang cepat, dan pertempuran bukan untuk orang yang perkasa, dan makanan juga bukan untuk orang yang berhikmat, dan kekayaan juga bukan untuk orang yang berpengertian, dan perkenan bahkan bukan untuk mereka yang berpengetahuan, karena waktu dan kejadian menimpa mereka semua"yang
Tambahan lagi berdasarkan statistik yang dirilis oleh Departemen Transportasi AS, berkendara di jalan raya adalah cara bepergian yang paling berbahaya.
Dari data tahun 2015 perbandingan antara kemungkinan kejadian kecelakaan pada pengguna sepeda motor adalah 1 banding 114 sedangkan untuk mobil sebesar 1 banding 654. Bandingkan dengan pesawat terbang yang "hanya" memiliki bilangan pembanding 9821. Artinya, dari 9821 kali penerbangan pesawat terbang, akan kemungkinan terjadi satu kali kecelakaan. Jumlah yang sangat kecil sekali.
Statistik ini bila diperhatikan lebih seksama di setiap kota selalu ada kejadian. Hampir setiap hari, selalu ada berita kecelakaan sepedamotor, mobil, bahkan bus antarkota menghiasi media massa. Ada saja truk, tronton atau mobil yang menabrak pembatas jalan hingga masuk jurang dengan korban yang tidak sedikit. Tak hanya itu, berita tertabraknya mobil di perlintasan kereta api pun juga seakan tak henti-hentinyanya musibah kecelakaan terjadi di negeri ini.
Jadi  bagaimana pilihan kita, saya dan para pembaca sekalian, apakah trauma jatuhnya Lion Air JT 610, akan menyurutkan niat untuk bepergian dengan penerbangan murah ? Ingatlah bahwa waktu dan kejadian yang tidak terduga menimpa mereka semua." Dimanapun dan kapanpun bencana dan musibah akan selalu terjadi.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H