Para Sufi di Negeri Buton mengenal diri dan mengenal Tuhannya hanya dengan kata, "Ee-Karohku"
Ee-Karohku adalah kata dalam bahasa wolio --- Bahasa pemersatu dari berbagai bahasa yang ada diwilayah ex Kesultanan Buton--- sebagai kata sebutan atau panggilan seseorang kepada dirinya sendiri. Dalam bahasa Indonesia kurang lebih diarti dengan "Wahai Diriku", dalam pengertian diri yang zahir dan yang batin.
Kata ini biasanya digunakan oleh para sufi --- penganut tasawuf Buton--- dalam perjalanan spritual mengenal diri dan mengenal Tuhannya.
"Siapa yang mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya"
Kata ini "Ee-Karohku" memiliki arti dan makna serta hakekat menyeluruh sebagai insan kamil dari seseorang yang telah mengenal dirinya dan mengenal Tuhannya.
Para sufi Buton ketika menggunakan kata ini, ia bukan saja menyebut dirinya secara zahir tapi juga menyebut dirinya secara batin
Ia menyebut jasadnya dan menyebut roh-nya. Ia menyebut jasad dan roh-nya dengan nur insannya dalam wilayah martabat kehambaan martabat tujuh sebagai sara untuk menghubungkan mata rantai ruhaninya ke atas ruh Nabinya Muhammad Shallallahu Alaihi wa Salam.
"Ee-Ka-roh-ku"
Ia menyebut dirinya dengan nur insan yang berasal dari nur Muhammad. "Nur diatas Nur" adalah suatu wilayah martabat Ketuhanan dalam martabat tujuh.
Dengan nur-nya itulah sang sufi memberi kalam pada dirinya akan hubungan jasad dan roh-nya, akan perpisahan jasad dan roh-nya dalam kehidupan dunia dan perjalanan kehidupan akhiratnya.