Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fiksi Horor dan Misteri] Rental Tuyul

30 September 2016   15:42 Diperbarui: 30 September 2016   17:09 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Uyul Rent.
Menyewakan berbagai jenis tuyul baik lokal maupun impor. Income hingga Rp 75 juta/hari. Sistem bagi hasil tanpa tumbal. Tunggu apalagi? Bergabunglah dengan Uyul Rent : Solusi tepat masalah keuangan Anda!"

Aku ternganga melihat deretan huruf jingga-hitam menyolok yang terpampang di layar ponsel pintarku. Iklan macam apa ini? Bisa-bisanya lolos moderasi di situs jual beli terbesar nusantara. Tak cukup sampai di sana, rating lima bintang dan ulasan bernada positif dari ratusan customer membuat si pengiklan mendapat cap : recomended seller.

Meski tak habis pikir, toh aku menyimpan alamat dan nomor HP itu juga.

Oh. Jangan salah sangka. Aku belum sefrustrasi itu. Tak sedikit pun aku berniat punya urusan dengan alam ghaib, apalagi yang berhubungan dengan uang yang jelas-jelas tidak halal.

Hanya saja, hal ini pasti akan jadi bahan liputan menarik. Mumpung berita diciduknya guru spiritual di Jawa Timur yang konon bisa menggandakan uang itu masih hangat-hangatnya.

***

"Segera dibuka. Kelas kursus kilat NGEPET. Biaya murah, hasil melimpah. Diskon 35% untuk 10 pendaftar pertama. Keterangan lebih lanjut, hubungi customer service kami."

Mati-matian aku menahan gelak kala membaca brosur yang bertumpuk di rak kecil di sudut ruangan tempatku menunggu. Harus kuakui, pemilik Uyul Rent ini begitu cerdas mengemas bisnis menyeramkan yang dulu hanya akrab di kalangan masyarakat kelas bawah dan tak berpendidikan. Memanfaatkan pola pikir sebagian besar masyarakat Indonesia yang senang segala sesuatu yang instan, dia berhasil menjadikan Uyul Rent sesuatu yang kekinian.

Lihatlah. Alih-alih ruangan gelap, sempit, dan berbau kemenyan ala dukun profesional, ruang tunggu ini justru lebih mirip ruang tunggu klinik dokter gigi langgananku. Berada di sebuah ruko berlantai tiga di ruas jalan strategis, ruangan ini tampak luas, rapi, kinclong, dan keempat dindingnya menguarkan wangi lemon segar.

Hanya tinggal tiga antrean lagi. Selanjutnya giliranku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun