Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Dijodohkan Facebook? Why Not?

22 Mei 2021   08:26 Diperbarui: 22 Mei 2021   10:13 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya dan mas kekasih saat ini sedang mempersiapkan hari pernikahan yang tinggal  sebentar lagi. Lucu juga sih kalau ingat proses perkenalan dan semua dilakukan lewat media Facebook. Tepatnya lewat sebuah aplikasi game dan kuis-kuis receh yang bertebaran di lini masa Facebook model OMG itu. 

Bagi yang masih aktif Facebook-an sampai sekarang, seharusnya tahu game yang saya maksud. Semacam "@2 adalah seseorang yang diam-diam memikirkan kamu", " Hewan ini adalah yang paling mewakili kepribadianmu", "Berikut adalah kehidupanmu dalam 5 tahun ke depan", dsb. 

Game dan kuis tersebut sempat booming pada 2 tahun lalu dan sampai saat ini masih sesekali melintas lewat status teman yang masih memainkannya. Walau saya hanya sekadar iseng atau gabut saat memainkannya kala itu, namun terus terang sempat bergetar juga hati ini saat mendapat hasil game seperti di dalam foto. 

Dari sekian banyak nama di friendlist yang berinisial M, saya hanya bisa melihat nama Matius Teguh Nugroho. Nama akun seorang mas mas Jogja yang saya tahu stay di Bandung, yang di kemudian hari ternyata malah jadi tunangan saya. 

Bukan tanpa alasan saya hanya bisa melihat namanya di antara ratusan cowok M yang ada friendlist. Saya dan mas-mas itu sebelumnya memang sudah sering bermain game serupa dan saling menggoda dengan hasilnya. Kami juga cukup rajin berkunjung di status masing-masing atau saling nyamber saat berkomentar di status teman. Tidak sedikit pula teman yang nyeletuk "sudahlah, jadian aja kalian!" saking kesalnya dengan interaksi kami yang sudah seperti orang pacaran. 

Kami memang belum pernah jumpa di dunia nyata. Belum pernah pula berkomunikasi secara personal lewat telepon maupun aplikasi pesan singkat. Semua interaksi kami semula betul-betul hanya di seputar Facebook. 

Saya tahu betul, tidak baik terlalu larut dalam hubungan dunia maya yang tidak jelas. Namun game dari Facebook itu membuat saya merasa kalau itu adalah sebuah sinyal waktu dan kesempatan yang tepat untuk mengenalnya lebih dalam. Yah, kalau pun tidak untuk dijadikan pacar, saya yakin dia pribadi yang cukup menyenangkan untuk diajak berteman di dunia nyata. Syukur-syukur bisa berjodoh beneran, kalau tidak pun ya nothing to lose, pikir saya. 

Dan begitulah, lewat sebuah game ramalan konyol, bermodal nomor ponsel yang ia cantumkan di bio facebooknya, saya pun menghubunginya duluan lewat whatsapp. 

Betapa Tuhan Maha Baik dan mempertemukan. Dia menyambut saya. Hubungan kami berkembang seiring benih cinta yang mulai tumbuh. Saya yang sudah di penghujung kepala dua dan sudah lama dapat gelar perawan tua di dusun orang tua, sudah setengah pasrah akan takdir menemukan pasangan hidup, akhirnya dilamar juga di akhir tahun lalu. Iya, oleh mas-mas berinisial M itu. Puji Tuhan. Puji Tuhan.

Dear Facebook, 

Terima kasih sudah mempertemukan saya dengan tambatan hati. Saya tahu tidak baik mempercayai ramalan dalam bentuk apapun. Tapi, mengaminkan sekali lagi atas apa yang tertulis di hasil kuis tahun 2019 ini tidak ada salahnya kan ya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun