Tahun 2021 adalah tahun istimewa saya dan mas tunangan saya tengah mempersiapkan pernikahan kami. Dan ya, ini memang fase lagi sibuk-sibuknya sampai rasanya tidak bisa bernafas.Â
Sebagai calon manten, akhirnya saya menyadari betul mengapa pernikahan sebaiknya tidak diputuskan buru-buru, karena ada banyak hal penting yang mungkin terlupakan menjelang hari H.Â
Sebagai pasangan Kristen Protestan, concern utama saya dan tunangan adalah bagaimana bisa melaksanakan pernikahan yang diakui secara sah secara agama dan negara.Â
Dalam hal ini, kami mengutamakan agar semua syarat administrasi baik yang dari gereja maupun catatan sipil. Kami juga harus menjalani masa bimbingan pranikah selama tiga bulan yang untungnya bisa dilaksanakan secara online.Â
Saya dan tunangan juga tentu ingin momen yang sekali seumur hidup kami ini bisa berkesan. Meski konsep acara kami nanti sudah disepakati secara sederhana namun sakral, semuanya tetap butuh persiapan yang tidak sedikit. Mulai dari dokumentasi, dekorasi, konsumsi, dan segala printilannya itu. Memilih vendor terbaik butuh effort tersendiri rupanya.Â
Di tengah segala kesibukan itu, saya nyaris melupakan hal penting yang harus dilakukan calon manten, yakni pre-marital medical check up atau tes kesehatan sebelum menikah.Â
Jauh sebelum mas pacar melamar saya, saya sudah mencari banyak informasi terkait pre-marital medical check up ini. Namun tetap saja, sudah dekat-dekat hari H pernikahan, hal sepenting ini malah nyaris terlupakan.Â
Beruntung, mama saya mengingatkan tentang pre-marital check up ini saat beliau menyuruh saya membeli produk susu persiapan kehamilan saat tengah berbelanja di supermarket.Â
Apa itu pre-marital check up? Dan mengapa penting dilakukan oleh pasangan-pasangan yang akan menikah?Â
Mengutip halodoc, pre-marital check up atau pemeriksaan kesehatan pranikah adalah rangkaian pemeriksaan kesehatan penting yang dilakukan oleh pasangan yang akan menikah.Â
Pemeriksaan ini bertujuan menguji kondisi seseorang apakah terdapat penyakit genetik serta penyakit infeksi dan menular pada pasangan. Dengan mengetahui kondisi yang sebenarnya, maka dapat mencegah penularan penyakit kepada pasangan dan calon anak kelak.