"Kutusuk dalam-dalam Bendera Indonesia dan Garuda di dadanya. Kugenggam erat tangan kanannya." Richard Permana.
Satu cabang olahraga Asian Games 2018 yang menarik perhatian saya adalah e-sports. Meski baru masuk kategori ekshibisi (medali yang diperebutkan tidak masuk hitungan total medali keseluruhan kontingen negara), tetap saja eksistensinya telah berhasil membuat sejarah.
Gim digital yang selama ini sering dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat kita, ternyata bisa menjadi jalan mengukir prestasi.
Adalah Ridel Yesaya Sumarandak yang pada Selasa (28/8) lalu berhasil menyumbang medali emas e-sports lewat nomor Clash Royale.
Atlet  berusia 16 tahun asal Tondano, Sulawesi Utara itu berhasil menumbangkan atlet top dunia asal Cina.
Nama dan foto remaja itu kemudian banyak menghias laman-laman sejumlah situs berita cetak maupun online, serta tersebar di lini masa jejaring sosial media.
Namun hanya segelintir orang yang tahu bahwa Ridel sebetulnya nyaris gagal meraih emasnya.
Dalam babak sebelumnya, Ridel sempat dibantai 3-0 oleh Cina dan membuat mentalnya down seketika.
Ditambah fakta bahwa situasi tournament EO dan staf seluruhnya berasal dari China, Ridel kian terpuruk.
Hanya segelintir saja supporter Indonesia di sana. Sebagian besarnya bahkan sudah mulai pesimis.