Sampai saat ini, yang bisa saya dan sahabat-sahabat saya lakukan hanyalah sebatas me-report akun-akun penjual tersebut satu per satu. Jauh di lubuk hati, sebetulnya saya mengakui jika ini adalah tindakan menggarami lautan. Sia-sia. Sebab satu akun penjual terblokir, akun-akun senada akan terus menerus bermunculan, bahkan beranak pinak. Kian hari jumlahnya kian banyak hingga akhirnya tak terpantau lagi.
Pasar e-book bajakan masih eksis lantaran masih banyak pembelinya. Untuk itu, saya memohon dengan sangat, bagi kalian yang masih senang berbelanja e-book bajakan ... tolong berhentilah. Tolong pikirkan sejenak perasaan sahabat-sahabat saya yang saat ini tengah terluka.Â
Penghasilan penulis (terutama penulis baru) itu, tidaklah seberapa. Royalti yang mereka terima dari buku-buku yang laku terjual masih harus dipotong pajak yang nominalnya tidak sedikit. Pahamilah, hanya segelintir saja penulis yang bisa sesukses J.K Rowling atau Tere Liye.
Saya mengerti, kalian mungkin tergiur dengan harga murah yang ditawarkan. Yup, harga buku sekarang memang mahal. Tapi kalau kalian mengerti proses panjang terbitnya sebuah buku, pasti akan maklum. Toh penulis tidak akan marah kalau kalian tidak mampu membelinya. Masih bisa pinjam punya teman, masih bisa ikut kuis-kuis atau give away yang menghadiahkan buku gratis, masih bisa jadi anggota perpustakaan. Apa sajalah, yang penting jangan beli buku bajakan.
Yuk, sama-sama membiasakan diri untuk tidak bangga jadi pencuri!
****
Salam dari Tepian Musi,
Sumber foto tangkapan layar :