Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengenal Floriografi, Berbahasa Lewat Bunga

27 April 2017   09:46 Diperbarui: 27 April 2017   23:00 3132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak hanya jenis bunga atau spesiesnya yang memiliki makna tersendiri, warna dan jumlah bunga yang dikirim juga bisa diartikan berbeda lho. Contoh, setangkai mawar merah berarti "cintaku hanya untukmu", namun 144 mawar berarti "maukah kau menikah denganku". Hmm, kalau belum paham ribet dan membingungkan, ya?

Meski demikian, untuk yang baru ingin memulai berbahasa bunga tak perlu risau. Walau tidak diakui secara resmi, Victorian flower language atau bahasa bunga Victoria dapat dijadikan rujukan secara umum. Popularitas menjadikannya sebagai bahasa bunga internasional. Nah, jadikan ini sebagai kamus.

Floriografi dalam Karya Fiksi

Sebagai penggemar karya fiksi, tak lengkap rasanya jika tak mengulas dari sudut ini. Banyak penulis menggunakan bahasa bunga dalam tulisan-tulisannya. Sebut saja William Shakespeare yang memakai lebih dari 100 kata “bunga” dalam karyanya. Ophelia, dalam Hamlet menyebutkan dan menjelaskan makna beberapa bunga seperti rosemary, daisy, dan violet.

J.K Rowling, penulis Harry Potter juga diduga kuat menggunakan floriografi lho. Pada salah satu adegan di buku Harry Potter dan Batu Bertuah, tepatnya dalam pelajaran ramuan pertama yang diikuti Harry, Snape bertanya, “Potter, apa yang kudapat jika aku menambahkan bubuk akar asphodel ke cairan wormwood?”

Kalimat tersebut terlihat biasa saja. Namun jika membuka kamus bahasa bunga Victoria, bunga asphodel –yang merupakan salah satu spesies bunga lily- mempunyai makna “my regrets follow you to the grave”.Sementara wormwood bermakna “absence”. Jika keduanya digabungkan, sepertinya Snape hanya ingin mengungkapkan rasa penyesalan dan bela sungkawa atas meninggalnya Lily, ibu Harry.

Well, meski hal ini masih berupa spekulasi para penggemarnya dan belum mendapat konfirmasi resmi dari J.K Rowling, namun sepertinya –bagi penulis pribadi sendiri--, terlalu menarik untuk diabaikan.

Penutup

Floriografi adalah bahasa simbol. Tak segalanya ungkapan perasaan di dunia ini perlu dan mampu disampaikan dengan kata-kata. Floriografi adalah bahasa estetika.Bahkan jika seseorang mendapat rangkaian bunga anyelir kuning (yang bermakna penolakan, kebencian dan kekecewaan), dia masih tetap bisa menikmati keindahan dari emosi negatif yang dikirimkan padanya.

Jadi, bagi yang mungkin masih belum mampu memahami kedalaman makna bahasa bunga, tidak perlu nyinyir atau menuduh yang bukan-bukan pada mereka yang mempraktikkannya. Kembali pada bunga-bunga di balai kota Jakarta, saya justru sangat salut pada mereka yang berinisiatif mengirimkannya pada Ahok dan Djarot. Pada bunga-bunga yang cuma bisa saya lihat fotonya, saya tak hanya bisa memahami rasa kecewa, kesedihan, tangis, luka, dan mungkin juga ketidak-relaan pengirim atas hasil pilkada, namun juga rasa terima kasih, penghormatan, dan tentu saja CINTA.

Melihat reaksi Ahok dan Djarot atas bunga-bunga tersebut, rasanya hanya ada satu kesimpulan : pesan dan perasaan sudah tersampaikan. Elegan. Tanpa perlu panas-panasan, tak perlu teriak-teriak di jalanan dan menimbulkan kemacetan (ups!)  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun