Mohon tunggu...
Ali Akbar Djaguna
Ali Akbar Djaguna Mohon Tunggu... Penulis - Pasca sarjana ilmu komunikasi universitas muhammadiyah jakarta

satu kata perjuangan adalah nilai sebuah kepantasan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Konsep Meritokrasi dalam Masyarakat Kontemporer

30 Maret 2023   21:05 Diperbarui: 30 Maret 2023   21:10 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Konsep meritokrasi yang menekankan pentingnya merit atau kualitas individu dalam menentukan posisi sosial dan profesional memang telah lama menjadi topik perdebatan di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, dan pendidikan. Konsep ini menilai individu berdasarkan kompetensi, prestasi, dan kemampuan, sehingga individu dengan prestasi yang lebih tinggi akan memperoleh posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat.

Namun, dalam praktiknya, sistem meritokrasi sering kali menimbulkan ketidakadilan sosial dan diskriminasi terhadap individu yang kurang beruntung atau kurang mampu secara ekonomi. Sistem meritokrasi yang tidak adil dan tidak inklusif justru dapat memperburuk kesenjangan sosial dan mengabaikan faktor-faktor lain seperti faktor lingkungan, keberuntungan, dan akses terhadap sumber daya yang berperan dalam menentukan kesuksesan individu.

Oleh karena itu, diperlukan perubahan dalam sistem meritokrasi yang lebih adil dan inklusif, yang mengakui keberagaman bakat dan kemampuan individu serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang. Langkah-langkah seperti mengurangi kesenjangan pendidikan dan ekonomi, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, membangun budaya meritokrasi yang sehat dan berkelanjutan, dan mempromosikan keberagaman dan inklusi dapat membantu menciptakan sistem meritokrasi yang lebih adil dan inklusif.

Namun, meskipun konsep meritokrasi memiliki kelemahan, perlu diakui bahwa sistem meritokrasi juga memiliki keuntungan dalam mendorong individu untuk bekerja keras dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan mereka. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan keterampilan individu tetap menjadi faktor penting dalam menciptakan sistem meritokrasi yang adil dan inklusif.

Umumnya, sistem meritokrasi adalah konsep yang penting dalam masyarakat modern. Namun, perlu diperhatikan bahwa sistem ini harus dijalankan secara adil dan inklusif untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.

selain itu, Meritokrasi merupakan konsep yang menekankan pentingnya merit atau kualitas individu dalam menentukan posisi sosial dan profesional. Sebagai prinsip yang menilai individu berdasarkan kompetensi, prestasi, dan kemampuan, meritokrasi telah lama menjadi topik perdebatan di bidang politik, ekonomi, dan pendidikan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi konsep meritokrasi dan membahas bagaimana sistem ini mempengaruhi masyarakat. Kita juga akan menyertakan referensi dari berbagai buku dan sumber untuk mendukung analisis kita.

Definisi Meritokrasi

Istilah "meritokrasi" berasal dari dua kata Latin, "meritum" yang berarti jasa atau layak, dan "cracy" yang berarti pemerintahan atau kekuasaan (Young, 1958). Dalam buku "The Rise of the Meritocracy", Michael Young menguraikan konsep meritokrasi sebagai suatu sistem di mana posisi dalam masyarakat ditentukan oleh kemampuan dan prestasi individu, daripada faktor keturunan atau kekayaan (Young, 1958, hlm. 21).

Manfaat Meritokrasi

Meritokrasi memiliki beberapa manfaat, antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun