Aku cukup beruntung karena pada bulan Maret 2022 kemarin memperoleh undangan langsung dari Kompasiana dan Kemenparekraf untuk berkunjung ke DSP (Destinasi Super Prioritas) Likupang di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Dari banyaknya destinasi wisata yang aku dan delapan temanku kunjungi, Desa Ekowisata Bahoi adalah salah satu yang tak terlupa.
Butuh sekitar 90 menit perjalanan dari Manado untuk mencapai desa yang berada di sisi bukit ini. Berbentuk memanjang seperti pola pesisir pada umumnya, kami mengunjungi Bahoi usai melakukan perjalanan ke Pulau Lihaga. Sebagai desa wisata, Bahoi memang tampil berbeda yakni lebih rapi dan bersih daripada pemukiman pada umumnya.
Kami diajak langsung menuju bagian utara Bahoi yakni kawasan mangrove. Melintasi hutan-hutan bakau yang sudah memiliki jalur pejalan kaki, kami bersembilan disambut oleh sekelompok laki-laki yang menyanyi dan menari. Dari pakaian yang mereka kenakan, sedikit banyak aku teringat pada pakaian tradisional Suku Sangihe Talaud, tapi dengan warna putih. Biasanya pakaian jenis ini sering dipakai dalam upacara Tulude.
Sempat melakukan penanaman bibit pohon bakau, kami pun berjalan terus ke arah utara hingga menemui pesisir sebelum akhirnya menghabiskan sunset di balai desa. Memperoleh suguhan olahan ikan laut khas Manado, selama jamuan makan itu kami dihibur oleh kelompok musisi desa, Gitar Mama.
Sebagai Desa Ekowisata, masyarakat Bahoi memang paham pentingnya menjaga lingkungan yang tercermin dari penanaman dan perawatan hutan bakau. Tak heran kalau geliat wisata pun dibuktikan dengan semakin banyaknya homestay untuk para pelancong yang singgah di Bahoi.
Bahoi memang menjadi salah satu surga bahari baru di Sulawesi Utara karena menawarkan arus laut cukup tenang dan pemandangan bawah samudera penuh pesona, sangat cocok untuk snorkeling atau diving pemula. Didukung penuh oleh masyarakatnya yang sadar lingkungan dan wisata, Bahoi siap menjelma menjadi salah satu denyut wisata utama di DSP Likupang.
Dukungan Penuh Adira Finance Untuk Perkembangan Desa Wisata
Bukan tanpa alasan kenapa Desa Ekowisata Bahoi dijadikan sebagai salah satu penopang utama DSP Likupang. Karena menurut Kemenparekraf, kunjungan di desa-desa wisata seluruh Indonesia sampai meningkat sebesar 30% selama pandemi. Hal inilah yang akhirnya membuat Adira Finance begitu semangat mengenalkan desa-desa wisata kepada masyarakat Nusantara.
Melalui FKL (Festival Kreatif Lokal), Adira melakukan program yang bertujuan memulihkan pereoknomian Indonesia lewat kegiatan eksplorasi tempat-tempat wisata di Tanah Air. Kegiatan itu juga menawarkan beberapa program unggulan seperti Desa Wisata Kreatif, FPR (Festival Pasar Rakyat) dan Jelajah Desa Wisata Ramah Berkendara.