Mohon tunggu...
Arahmi
Arahmi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar tentang Sungai dan Lingkungan di Sekolah Pintar DAS Garang, Kabupaten Semarang

2 Oktober 2017   11:51 Diperbarui: 2 Oktober 2017   12:41 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta sedang berdiskusi dan merumuskan konsep Daerah Aliran Sungai. (Foto: Rais Wildan)

Pada hari Rabu, 28 Agustus 2017 sejak pukul 08.00 WIB, aula Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang sudah riuh dengan para ibu dan bapak warga desa tersebut. Hari itu adalah pertemuan Sekolah Pintar Daerah Aliran Sungai (DAS) Garang yang ketiga dan terakhir di desa mereka. Pertemuan ketiga kali itu diisi oleh rekan-rekan dari komunitas Sampah Muda yang mengajak peserta mengenali permasalahan sampah dan bagaimana cara mengatasinya.

Pada pertemuan minggu pertama para peserta telah belajar dan berbagi mengenai konsep DAS yang antara lain membahas soal cara kerja daerah aliran sungai, pembagian wilayah, serta fungsi dan manfaat DAS. Pada pertemuan minggu kedua, mereka dibekali ilmu tata kelola lahan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Semarang. Dalam pertemuan kedua tersebut, peserta belajar mengenai jenis tanah di sekitar sungai dan pola pertanian yang sesuai.

Sekolah Pintar DAS yang digagas oleh Mercy Corps Indonesia dalam kerangka program TRANSFORM (manajemen pengelolaan risiko banjir antar wilayah) dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat. Tidak hanya di Desa Kalisidi saja, acara ini juga diselenggarakan di empat desa lainnya di Kecamatan Ungaran Barat dan Bergas yaitu desa/kelurahan Keji, Gogik, Pagersari, dan Gebugan. Lima desa/kelurahan ini dipilih berdasarkan pengamatan awal yang mempertimbangkan berbagai aspek seperti  lokasi aliran Sungai Garang, pengelolaan lahan, serta permasalahan sampah dan air tanah.

Rangkaian Sekolah Pintar DAS dimulai sejak awal bulan Agustus hingga September 2017 dan mengundang warga desa setempat dari berbagai profesi seperti petani, peternak, serta perangkat desa itu sendiri.  Beragamnya peserta membuat kegiatan ini juga menjadi ajang bertukar pengalaman dan pengetahuan baik antar warga desa maupun dengan dinas pemerintah dan organisasi yang hadir.

Kepala Desa Kalisidi, Dimas Prayitno mengutarakan sangat menyayangkan perilaku masyarakat yang masih membuang sampah di dan menambang batu di sungai. Maka dari itu, ia mengungkapkan bahwa Sekolah Pintar DAS seperti ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan bisa mendorong perilaku yang lebih baik di masa depan.

Mengamati tata kelola lahan di sekitar saluran air. (Foto: Rais Wildan)
Mengamati tata kelola lahan di sekitar saluran air. (Foto: Rais Wildan)
Dalam tiga pertemuan di masing-masing desa, tampak antusiasme yang cukup besar dari para peserta. Hal tersebut disebabkan karena kelas dirancang dalam format yang santai dan interaktif serta mengajak para peserta untuk turun langsung ke lapangan mengamati sungai dan lingkungan sekitar desa. Beberapa temuan yang penting untuk didiskusikan lebih lanjut muncul dari kegiatan ini seperti banyaknya area hutan lindung yang gundul, besarnya jumlah sampah popok sekali pakai, hingga isu mengenai mata air.  

Hardiyanto dari Mercy Corps Indonesia yang merupakan penanggung jawab acara mengungkapkan bahwa Sekolah Pintar DAS tidak hanya bermaksud untuk memberi pelajaran pada warga soal lingkungan, melainkan untuk menggali permasalahan yang ada dan mencari solusi bersama. Ia juga mengatakan bahwa akan disusun sebuah rencana tindak lanjut yang dirancang bersama masing-masing desa berdasarkan hasil temuan dari Sekolah Pintar.

 Salah satu rencana tersebut berkaitan dengan manajemen sampah dengan tujuan bahwa setiap desa akan memiliki tempat pengolahan sampah yang dikelola secara komunal. Ke depannya, Sekolah Pintar DAS juga akan diselenggarakan di desa lainnya yang masih dalam wilayah DAS Garang seperti Lerep dan Nyatnyono.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun