Mohon tunggu...
adyanti rahmarina
adyanti rahmarina Mohon Tunggu... -

Menggeluti teater sejak kecil.Pernah menjadi dubber & penulis naskah di sebuah sanggar anak-anak.Mencoba menjadi blogger yang 'baik' dengan mulai rajin posting & blogwalking.Hobi mendengarkan musik & membaca buku.Ketua komunitas Sejuta Buku Untuk Anak Indonesia (SeBUAI).Mahasiswa tingkat akhir jurusan Teknik Kimia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bioskop Dadakan di Rumah Belajar Mutiara Mandiri

4 Oktober 2010   16:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam setengah 9 pagi, aku & Arief sampe di Rumah Belajar Mutiara Mandiri. Ruangan yang akan disulap jadi bioskop dadakan itu adalah rumah Pak Uban, orang tua Bu Omah yang dengan sukarela dipinjamkan. Waktu aku datang, anak – anak udah pada kumpul ditemani orangtuanya. Wajah mereka menyiratkan rasa senang, penasaran, antusias & polos.

Aku & Arief langsung setting laptop, proyektor, speaker aktif dan DVD Film Laskar Pelangi. Anak – anak yang pada nunggu diluar bikin kita jadi agak grogi. Ibu – ibu yang nganter juga pada antusias. “ini kayak layar tancep ya?tapi ko di dalem?ko ngga pake kaen?”. Ada – ada aja celetukan dari ibu – ibu. Setelah setting selesai, anak – anak pun disuruh masuk & menyerahkan karcis bisokop yang terbuat dari kertas yang dipotong kecil & diberi stempel.

Pemutaran film sesi pertama adalah anak – anak usia TK. Sementara yang usia SD aku ajak mereka masuk ke kelas. Karena yang ngajar hanya aku, jadi mereka aku bagi 2 kelas. Aku pisahkan laki – laki & perempuan supaya ngga ribut. Aku mulai dengan perkenalan, melafalkan abjad dalam bahasa Inggris dan pengenalan benda. Misal, A dibaca ei, contohnya Apple dan seterusnya sampai Z. Aku pakai medianya kertas ukuran A4 yang diberi huruf & gambar warna – warni.

Anak laki – laki memang lebih susah diatur dibanding anak perempuan. Sementara itu, yang nonton film sih awalnya aman terkendali karena di handle sama Arief, Wahid & Fa’i. Ya tapi namanya anak kecil, lama – lama ngga bisa diem. Yang satu nangis, yang satu minta minum, yang lainnya ikutan ribut. Akhirnya baru setengah film, bubar jalan. Nah, yang usia SD yang seneng karena mereka bisa nonton film.

Dari awal sampai hampir akhir film sih lancar – lancar aja. Tapi begitu hujan deras, petir & angin kenceng, anak – anak itu pada ketakutan & akhirnya minta pulang. Yah, walaupun filmnya ngga selesai, tapi mereka senang. Karena selain nonton film & belajar bahasa Inggris, mereka juga dapet cemilan walaupun alakadarnya.

Setelah itu, aku & teman – teman (Arief, Kiki, Pita, Wahid, Fa’I) makan siang bareng Ibu Omah & Pak Toni. Lalu datang Mba Lani, wartawan Radar Bekasi yang tadinya mau ngeliput kegiatan hari itu. Tapi karena beliau ada acara & sempet nyasar plus kehujanan, yaaa anak – anaknya udah pada bubar. Jadilah aku yang diwawancarai. Setelah itu Pak Rawi datang membawa majalah untuk anak – anak. Terima Kasih ya Pak. Anak – anak IBOTE juga datang, walaupun ngga semuanya. Mereka juga membawa buku 2 kardus. Terima kasih ya semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun