Mohon tunggu...
adyanti rahmarina
adyanti rahmarina Mohon Tunggu... -

Menggeluti teater sejak kecil.Pernah menjadi dubber & penulis naskah di sebuah sanggar anak-anak.Mencoba menjadi blogger yang 'baik' dengan mulai rajin posting & blogwalking.Hobi mendengarkan musik & membaca buku.Ketua komunitas Sejuta Buku Untuk Anak Indonesia (SeBUAI).Mahasiswa tingkat akhir jurusan Teknik Kimia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Karena Mereka Juga Bagian dari Kita

13 Agustus 2010   21:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:03 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya ngga kepikiran buat saya bergaul sama anak-anak jalanan,anak-anak pengamen,yang dandanannya nyeremin,bertato,pake tindik,atau kaya orang belum mandi berhari-hari. Apalagi saya itu dari kecil paling takut sama pengamen (tanya Mama saya kalau ngga percaya,,,hahaha). Ngga kepikiran juga atau bercita-cita kalau saya akan terjun ke jalan (ini maknanya konotasi loh ya),panas-panasan,ada di tempat yang mungkin sebagian besar orang akan enggan menginjakan kaki kesana. Tapi justru Yang Maha Pengasih membuka jalan untuk saya mengenal mereka lebih dekat. Dengan ide membuat gerakan SeBUAI (Sejuta Buku Untuk Anak Indonesia) di awal tahun,justru saya malah 'nyandu' buat terus move on & melakukan sesuatu untuk mereka. Opini tentang mereka yang awalnya negatif,sekarang udah ngga lagi. Malah saya menganggap mereka sahabat baru saya. Mereka juga bagian dari kita,mereka juga punya hak yang sama dengan kita,dan mereka bukan kaum minoritas yang harus disingkirkan. Melihat dari dekat kehidupan mereka,banyak hal yang bisa kita dapet (ini opini pribadi saya loh ya). Saya benar-benar merasa bersyukur dengan segala yang saya punya sekarang,karena mereka jauh tidak berpunya kalau mau dilihat dari segi materi. Tapi jangan salah,mereka jauh lebih kaya dari saya,kamu,kita. Kaya akan hati,kaya tempaan mental,dan kaya akan rasa solidaritas. Ini bener loh. Kebersamaan antar mereka begitu kuat. Yang ada dibagi untuk bareng-bareng,kalau ngga ada,ya menikmati ke-ngga ada-annya itu juga bareng-bareng. Mereka bukan orang-orang yang harus ditakuti karena tato atau tindik,atau bahkan karena rambut gondrongnya. Jadi inget salah satu nyanyian yang biasa di bawain sama pengamen di bis  "rambut gondrong bukan garong,,,,rambut cepak bukannya copet". Teman-teman baru saya (lebih enak nyebut teman ya daripada mereka,biar lebih akrab....hehehe) yang saya kenal di Lampu Merah Unisma (KPJ Kota Bekasi-Komunitas Pengamen Jalanan-), yang rata-rata usia SD-SMP,putus sekolah karena ngga ada biaya (katanya Wajib Belajar 9 tahun gratis??),tapi kemauan mereka untuk belajar & membaca perlu di acungin jempol. Temen-temen saya di KSGJ (Komunitas Gedung Juang) yang rata-rata usia dewasa,bertato,rambut gondrong,bertindik, tapi punya banyak pikiran luar biasa yang perlu di apresiasi,punya cita-cita untuk maju,kepedulian yang besar terhadap sesama. Temen-temen saya yang lainnya,ada di pemukiman pinggir kali di belakang Hembo,Proyek. Rata-rata usia SD-SMA, yang walaupun berkekurangan,tapi punya semangat belajar yang tinggi. Waktu kumpul sama mereka,saya dapat energi berbeda. Saya selalu kangen buat kumpul sama mereka. Sekedar tukar pikiran,dengerin mereka curhat,nanya kabar mereka. I enjoy it. Saya menemukan sensasi yang luar biasa ketimbang hangout pas weekend ke Mall,nongkrong-nongkrong di cafe,atau hura-hura (ya sesekali boleh lah....hehehe). Mereka juga bagian dari kita. Yang perlu kita bantu,kita perhatikan. Bukan untuk dijauhi,dimusuhi,apalagi disingkirkan. Melihat lebih dekat kehidupan mereka,memperkaya hati & pikiran kita tentang bagaimana bersyukur,bagaimana menghargai hidup,dan bagaimana menghargai orang-orang yang ada di sekitar kita. Ah,saya masih punya banyak mimpi bersama mereka. Berlari menyongsong cahaya harapan yang masih samar kini Grup SeBUAI di Facebook Fan Page SeBUAI di Facebook

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun