Pendewasaan Politik
Pendewasaan politik tidak terlihat di internal PPP. Parpol berlambang kakbah ini terus terkungkung permasalahan yang terjadi di elite partainya. Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang menggantikan Hamzah Haz dan Sekjen DPP PPP M. Romahurmuziy yang terpilih dalam Muktamar VII PPP 2011 hingga kini tak ubahnya musuh dalam selimut di internal PPP. Bahkan keduanya saling menjatuhkan dan memecat.
Pada April 2014 lalu DPP PPP memecat Suryadharma Ali dari posisi Ketum PPP, karena mendukung Prabowo Subianto dalam pilpres tahun ini. Pemecatan balasan dilakukan oleh SDA. Pada 12 September, SDA balas mencopot tiga Wakil Ketua Umum PPP dan Sekretaris Jenderal DPP PPP M. Romahurmuziy. Insiden saling pecat seperti ini tampaknya menjadi tradisi baru di PPP yang perlu didewasakan. Karena insiden itu sangat merugikan partai berlambang kakbah itu.
Tidak seharusnya elite parpol berasas Islam itu memberikan contoh yang tidak selayak itu. Saling pecat semacam itu mengindikasikan elite PPP hanya lebih mengedepankan kepentingan pribadinya, bukan kepentingan rakyat yang diprioritaskan. Sebab jika elite parpol PPP itu mengedepankan kepentingan rakyat, maka tidak aka nada konflik yang berujung pada saling pecat. Elite parpol akan satu tujuan: mengawal kebutuhan rakyat.
Meskipun begitu perbedaan pendapat memang bisa saja terjadi. Akan tetapi, perbedaan pendapat dan dukungan terhadap salah satu dukungan dalam pilpres sejatinya bisa dikomunikasikan secara baik-baik, dengan tetap menjaga keharmonisan. Itu juga sebagai salah contoh positif terhadap rakyat Indonesia, teruma pada para konstituennya.
Tapi tak ubahnya nasi telah menjadi bubur, konflik internal PPP telah berujung pada saling pecat itu pun telah terjadi. Sudah saatnya dipikirkan kembali. Jadikan AD/ART Partai PPP sebagai rujukan penyelesaian permasalahan elite politisi PPP itu. Agar PPP tetap solid dan tak terpecah seperti yang terjadi di PDI. Islah tahap II antara kubu SDA dan Romahurmuziy masih terbuka, kenapa itu tidak dilakukan? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H