Mohon tunggu...
akhmad syaiho
akhmad syaiho Mohon Tunggu... Guru - Talk Less Do More

seorang guru sejarah yang sedang mengabdi di sebuah sekolah di kaki pegunungan Argopuro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sumbangsih Santri kepada Dunia

13 Maret 2020   12:00 Diperbarui: 13 Maret 2020   12:03 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Hpiiran.com

Seiring berjalannya waktu, dunia santri berpapasan dengan banyak zaman dan peradaban, mulai dari zaman Sunan yang mengembangkan pendidikan Islam di Jawa, zaman penjajahan yang kadang berusaha menggoyahkan keteguhan pesantren, zaman kemerdekaan yang serat dengan perjuangan, zaman orde baru yang penuh dengan kebisuan, zaman reformasi yang bergejolak hingga zaman pembangunan sekarang ini yang penuh dengan tantangan.

Dunia terus berubah, yang membuat kehidupan pesantren terus berkembang, memperbarui sistem pembelajaran tanpa meninggalkan kultur dan kearifan tradisional. Kitapnya tetap sama, hanya perangkat pembelajarannya yang berbeda, tempatnya tetap masa hanya fasilitasnya yang semakin berkembang, julukannya tetap sama, santri, hanya intelektualitasnya yang semakin meningkat.

Sekarang arti santri tidak hanya untuk mereka yang memakai sarung dan kopyah yang belajar kitab kuning, dan tidak mengetahui apa-apa tentang dunia luar, jangan salah, para santri telah berkembang pesat dalam banyak lini kehidupan, contohnya saja pesantren Sidogiri, yang telah mengembangkan para alumninya untuk dapat menjadi ahli ekonom terkemuka dengan membangun beberapa usaha dengan skala nasional baik dari industri tekstil, perbankan maupun minimarket, tidak hanya itu, pesantren ini juga  menampung para santri yang berbakat dalam hal jurnalis dengan meningkatkan buletin dan buku-buku. Begitu juga dengan pesantren Nurul Islam Jember, dengan bangga memamerkan mobil yang dirakit sendiri oleh para santri dan siswanya saat kunjungan bapak presiden Joko Widodo. Belum lagi dengan ust Yusuf Mansyur dengan paytrennya dan banyak lagi prestasi yang diperoleh oleh para santri dalam dunia ekonomi dan sebagainya.

Kelebihan dari seorang santri adalah mereka telah dididik untuk memiliki prinsip yang kuat dalam dirinya, sehingga sesulit apapun masalah yang dihadapi, seberat apapun beban yang dipikul, sebanyak apapun rintangan yang menghadang ia akan terus melangkah. Didukung oleh kesederhanaan dan disiplin yang ketat dalam kehidupan pesantren  akan menjadikan seorang santri dapat bertahan disituasi dan kondisi apapun, hal tersebut yang dibutuhkan oleh orang sukses, daya tahan yang kuat, semangat yang membara dan keteguhan hati yang tak tergoyahkan.

Bila semua orang di ibaratkan sebagai daratan dan globalisasi adalah lautan, maka seorang santri adalah gunungnya. Disaat daerah pantai mengalami abrasi gelombang laut maka gunung akan bertahan, karena telah memiliki benteng batu yang kokoh dan memiliki pondasi kuat yang menghujam ke tanah, saat para santri bersatu mungkin mereka laksana pegunungan Himalaya, yang menjadikan mereka kokoh tak terkalahkan. Seorang santri yang baik tidak akan tergerus oleh gelombang globalisasi karena Benteng seorang santri adalah keteguhan hati sedangkan pondasinya adalah Alquran, assunnah dan ulama.

Masih ingatkah dengan pribahasa dari Ir Soekarno? "Beri aku 1000 orang tua maka akan aku cabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda maka akan aku goncangkan dunia", kandidat pemuda yang dimaksud Ir Soekarno bisa jadi adalah seorang santri, bagaimana tidak? Untuk dapat "menggoncangkan dunia" dibutuhkan pemuda yang kuat fisiknya dan memiliki jiwa Pancasila. Dan seorang  santri memiliki itu semua. Selain telah terbiasa dengan hidup dengan perjuangan juga bertaqwa dan taat beribadah kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki rasa keadilan yang tinggi serta berakhlak mulia, menjaga keutuhan kedaulatan negara Indonesia, menampung aspirasi dan selalu berpartisipasi dalam permasalahan di masyarakat, menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Semoga kita menjadi salah satu yang disebutkan oleh Ir Soekarno sebagai "10 pemuda yang akan mengguncang dunia".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun