Lampung terkenal sebagai salah satu daerah yang kaya akan budaya dan produk lokal. Memiliki salah satu wastra tradisional yakni Tapis, tapis merupakan produk tradisional Lampung dengan pola motif khusus dari benang emas atau perak. Bahan dasar dari kain ini adalah benang kapas yang ditenun secara tradisional.Â
ProvinsiMotif-motif dekorasi benang emas atau perak dibuat dengan tehnik sulam (cucuk dalam bahasa setempat) tradisional atau tehnik bordir (modern). Kain ini biasanya digunakan kaum perempuan sebagai penutup tubuh bagian bawah, dari pinggang hingga mata kaki.
Busana di lampung sendiri identik dengan warna gemerlap, khususnya warna emas. contohnya siger, gelang kano, gelang bukhung, dan tanggai yang menonjolkan sentuhan warna emas.Â
Sentuhan warna emas juga dapat ditemukan dalam produk tekstil tradisional Lampung. Salah satu di antaranya adalah kain tapis, yang kini menjadi produk tekstil unggulan provinsi ini.
Lalu siapa saja yang memakai kain tapis? Kain tapis bisa dipakai oleh pria maupun wanita, siapa saja boleh mengenakan kain ini, biasanya kain tapis dipakai untuk acara penting, misalnya pernikahan, khitanan, dan penyambutan tamu. Kain tapis ini sendiri bisa digunakan sebagai selendang atau sarung.
Motif dari kain tapis sendiri umumnya tentang flora dan fauna, dan pembuatannya bisa memakan waktu berminggu-minggu tergantung dengan kerumitan dari motif kain tapis itu sendiri, sehingga kain tapis memiliki harga yang relatif mahal, dikarenakan pembuatannya yang sulit dan bahan yang berkualitas.
Motif kain tapis ini sendiri tidak hanya digunakan untuk membuat sarung dan selendang, saat ini motif kain tapis sudah banyak digunakan untuk membuat peci atau kopiah, baju, celana, dan sebagainya. Hal ini membuat motif kain tapis sangat terkenal di luar lampung bahkan hingga ke kancah internasional.
Baru-baru ini indonesia digemparkan oleh kain tapis, dikarenakan motif kain tapis digunakan di stasiun bawah tanah di Amsterdam, Belanda. Hal ini tentu membuat bangga masyarakat Indonesia khususnya warga Provinsi Lampung karena budaya daerahnya dapat dikenal sampai ke Internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI