Mohon tunggu...
ara wiraswara
ara wiraswara Mohon Tunggu... -

lahir dan besar di bayah...SMA, kuliah, dan kerja di Bogor..saya cinta menulis...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pada Para Ksatria Perahu Naga

21 November 2010   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:25 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12903196531409293751

Mari menyebut olahraga favorit di Indonesia. Sepakbola hampir dipastikan berada di posisi pertama daftar favorit. Angka statistika tentang jumlah penonton TV pada saat Piala Dunia 2010 adalah buktinya. Indonesia menurut salah satu lembaga survei disebut sebagai negara dengan jumlah penonton TV terbesar di dunia yang menyaksikan pesta empat tahunan tersebut.

Rekor yang luar biasa meskipun pada saat yang sama, tim sepakbola Indonesia tidak berpartisipasi pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Minat yang besar ini bahkan selalu tak tergoyahkan ketika tim sepakbola nasional belum juga ‘berbicara’ di pentas dunia, tak terkecuali di Asia Tenggara. Dan ketika para pengurus PSSI lebih sering berperilaku laiknya politisi ketimbang pengurus cabang olahraga, minat itu tetaplah besar.

Di daftar berikut, ada bulutangkis. Inilah cabang olahraga yang seringkali mengangkat kebanggaan kita sebagai sebuah bangsa. Rasanya, semua elemen bangsa ini tak pernah lupa ketika kali pertama lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di ajang Olimpiade. Dari perjuangan tanpa lelah Susi Susanti dan Alan Budikusuma, Indonesia Raya berkumandang di arena Olimpiade Barcelona tahun 1992.

Untuk selanjutnya, bulutangkislah yang selalu menjaga tradisi emas Indonesia di arena Olimpiade atau Asian Games. Terakhir, ganda putra Indonesia Markis Kido/ Hendra Setiawan mempersembahkan emas Asian Games 2010 melalui pertandingan dramatis melawan ganda terbaik Malaysia.

Uniknya atau lebih tepat anehnya, dengan serangkaian prestasi hebat itu, negeri ini justru tidak memiliki stadion khusus bulutangkis. Beda halnya dengan negeri jiran Malaysia yang jauh-jauh hari memiliki stadion megah khusus bulutangkis karena prestasi membanggakan atlet-atlet bulutangkis negara tersebut.

Pada daftar selanjutnya, mungkin kita perlu memasukkan cabang olahraga perahu naga. Meskipun tidak sepopuler dua cabang di atas, saya meyakini semua elemen bangsa ini merasa perlu untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para atletnya yang telah memberikan perjuangan terbaik. Karena dari kayuhan tangan Asnawir, John Fred Matulesy, Spends Stuber Mahue, Anwar Tarra, Japerry Siregar, Marjuki, Ahmad Supriadi, Abdul Azis, dan Erwin David Monim; perburuan emas pertama Indonesia di Asian Games ke-15 berhasil dengan sukses.

Persembahan emas pertama ini berlanjut pada dua hari berikutnya. Alhasil, Indonesia Raya berkumandang tiga kali di Zengcheng Dragon Boat Lake, Guangdong, China. Ini merupakan sapu bersih emas oleh kontingen Indonesia di cabang olahraga perahu naga di bagian putra. Kesuksesan tim putra dilengkapi raihan tiga perak yang diraih tim perahu naga putri.

Uniknya atau lebih tepat anehnya, tim perahu naga Indonesia tidak masuk daftar cabang olahraga unggulan yang diproyeksikan KONI meraih emas. Bahkan seperti dituturkan Ketua Umum PB-Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia, Sutjipto, tim perahu naga Indonesia sempat masuk daftar cabang olahraga yang tidak akan diberangkatkan ke Asian Games 15.

Untunglah, keputusan itu urung dilaksanakan KONI. Dan pada akhirnya, para ksatria perahu naga negeri ini pun berhasil menunjukkan kedigjayaannya yang membuat kita merasa jatuh cinta pada olahraga perahu naga…ARW

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun