Mohon tunggu...
Rasyida Hannum
Rasyida Hannum Mohon Tunggu... -

masih tetap hidup hingga kini, rasanya sangat bersyukur pada Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seketika Senja

2 Oktober 2011   11:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:25 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seketika senja menghampiri siangku
Awan yang indah terangkai dalamm terang
Kini, hanya tinggal bias-bias cahaya bulan
Yang menyelimuti
Yang menenggelamkan
Setiap hasrat yang terukir dibenak

Seketika senja menyapa siangku
Hatiku pun hilang
Berkelana jauh entah kemana
Mencari tetesan cinta suci
Tuk puaskan dahaga akan cinta yang dirindu

Seketika senja mengambil siangku
Aku hanya seorang diri
Bagaikan butiran debu yang masih tersisa di kaca
Entah kemana teman
Entah kemana keluarga
Entah kemana semua orang
Mereka hilang terbawa angin kehidupan

Seketika senja membawa pergi siangku
Tak ada lagi hasrat untuk hidup
Tak ada lagi kisah klise yang akan kusaksikan
Semua menghilang terbawa arus deras kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun