dolanan tradisional, Minggu (12/3/2023).
Ngloram, Blora - Pagi tadi suasana pasar wura-wari dipenuhi anak-anak Sekolah Dasar. Kehadirannya dalam rangka mengikuti lombaDolanan tradisional yang oleh generasi sekarang mulai ditinggalkan. Sebenarnya memiliki manfaat yang banyak. Menurut Achroni (2012: 46) berbagai kelebihan dan manfaat dari olahraga tradisional antara lain sebagai berikut: 1) Melatih kreativitas anak; 2) Mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional anak; 3) Sebagai media pembelajaran nilai-nilai; 4) Mengembangkan kemampuan motorik dan kemampuan biomotorik anak; 5) Bermanfaat untuk kesehatan; 6) Mengoptimalkan kemampuan kognitif anak; 7) Memberikan kegembiraan dan keceriaan.
Selain itu, dolanan tradisional kontek Pendidikan Karakter menurut Zuriah (2007: 19) menyatakan; Pendidikan karakter yang disamakan dengan pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerjasama yang menekankan ranah afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional) dan ranah skill/psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerja sama). Di Indonesia, sebuah lembaga yang peduli akan pengembangan karakter bangsa yaitu Indonesian Heritage Foundation (2007) telah merumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pengembangan karakter. Kesembilan karakter dasar tersebut adalah: 1) cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; 2) tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; 3) kejujuran; 4) hormat dan santun; 5) kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama; 6) percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; 7) keadilan dan kepemimpinan; 8) baik dan rendah hati; dan 9) toleransi, cinta damai, dan persatuan.
Paguyuban Pedagang Pasar Wura-Wari kerjasama dengan komunitas DOTRA menyelenggarakan lomba dolanan tradisional sebagai bentuk sosialisasi memperkenalkan dolanan tradisional.
"Lomba ini bentuk sosialisasi dolanan tradisional kepada adik-adik di Desa Ngloram" ujar Febri.
Febri yang merupakan tim penyelenggara lomba menambahkan, dolanan tradisional memiliki manfaat tinggi untuk perkembangan anak. Melihat kondisi adik-adik yang mulai kecanduan gadget, dolanan tradisional perlu dihadirkan sebagai sarana kegiatan yang bermanfaat.
Pada kesempatan yang sama, Novan tim dari komunitas DOTRA mengatakan, sudah waktunya dolanan tradisional disosialisasikan secara masif, selain bentuk pelestarian juga untuk sarana pendidikan.
Lomba dolanan tradisional yang diikuti adik-adik desa Ngloram juga dihadiri Kepala Desa dan Ketua Tim Penggerak PKK Desa Ngloram. Dalam sambutannya, Ketua Tim Penggerak PKK, Ibu Widya menyampaikan pentingnya kegiatan dolanan tradisional untuk mengurangi bermain gadget.
Acara ditutup dengan penyerahan hadiah dan foto bersama. Sebelum acara ditutup, Agil Febriansyah yang juga Koordinator SantrenKarya Banyu Mili sangat mendukung acara semacam ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H