Mohon tunggu...
Achmad Room Fitrianto
Achmad Room Fitrianto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang ayah, suami, dan pendidik

Achmad Room adalah seorang suami, bapak, dan pendidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel. Alumni Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya ini juga aktif beberapa kegiatan pemberdayaan diantaranya pernah aktif di Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil. Penyandang gelar Master Ekonomi Islam dari Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dan Master of Arts dalam Kebijakan Publik Murdoch University Perth Australia ini juga aktif sebagai pegiat dan penggerak UMKM yang terhimpun dalam Himma Perkumpulan Pengusaha Santri Indonesia (HIPPSI). Bapak satu anak ini menyelesaikan PhD di Department of Social Sciences and Security Studies dan Department of Planning and Geography, Curtin University dengan menekuni Ekonomi Geografi. Selama menempuh studi doktoral di Australia Room pernah menjadi Presiden Postgraduate student Association di Curtin University pada tahun 2015 dan aktif ikut program dakwah di PCI NU Cabang Istimewa Australia- New Zealand di Western Australia serta menjadi motor penggerak di Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA). Setelah dipercaya sebagai Ketua Program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel dan Koordinator Lembaga Pengembangan Kewirausahan dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel serta sebagai anggota tim Pengembang Kerja Sama UIN Sunan Ampel, Saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Achmad Room juga menjadi pengamat di isu isu reformasi pemerintahan, pengembangan masyarakat, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Ekonomi Islam. Fokus Penelitian yang ditekuni saat ini adalah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Efisiensi Tata Ruang Perkotaan untuk Mengurangi Mobilitas dan Konsumsi Energi

17 Oktober 2024   05:30 Diperbarui: 17 Oktober 2024   09:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam konteks perkotaan yang terus berkembang, efisiensi tata ruang menjadi salah satu aspek penting dalam mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Penataan ruang yang efisien dapat menciptakan harmoni antara transportasi, perumahan, dan tempat kerja sehingga mengurangi mobilitas yang tidak perlu dan menekan konsumsi energi yang berlebihan. 

Dalam artikel ini, akan dibahas tiga aspek utama yang mempengaruhi efisiensi tata ruang perkotaan, yaitu perencanaan transportasi umum vs. regulasi kendaraan pribadi, konsumsi energi masyarakat perkotaan, dan pengembangan energi alternatif serta efisiensi tempat tinggal dan tempat bekerja.

1. Perencanaan Transportasi Umum Vs. Regulasi Kendaraan Pribadi
Perencanaan transportasi di kota-kota besar menghadapi tantangan besar terkait dengan peningkatan jumlah kendaraan pribadi yang berujung pada kemacetan, polusi udara, dan konsumsi bahan bakar yang tinggi. 

Salah satu strategi penting untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi adalah dengan memperbaiki sistem transportasi umum dan memberlakukan regulasi kendaraan pribadi yang ketat.

Perencanaan transportasi umum yang baik tidak hanya meningkatkan aksesibilitas tetapi juga mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Di kota-kota yang menerapkan sistem transportasi terpadu, seperti Singapura dan Tokyo, transportasi umum yang mencakup bus, kereta, dan jalur sepeda dirancang untuk terintegrasi dengan baik, sehingga masyarakat memiliki alternatif yang lebih nyaman, cepat, dan terjangkau dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. 

Di Singapura, misalnya, sistem transportasi umum terintegrasi dengan baik, dan pemerintah juga menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi melalui skema Certificate of Entitlement (COE) yang membatasi jumlah kendaraan pribadi yang beredar di jalanan. Hasilnya, kepadatan lalu lintas dapat dikendalikan dan konsumsi energi dapat ditekan.

Sebagai perbandingan, kota-kota di Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya, masih bergulat dengan masalah kemacetan karena ketergantungan yang tinggi pada kendaraan pribadi. Sistem transportasi umum yang belum terintegrasi dengan baik menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan mobil atau sepeda motor pribadi. 

Akibatnya, konsumsi bahan bakar meningkat, dan polusi udara pun tak terhindarkan. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah seperti:

Pembangunan dan Integrasi Transportasi Umum: Mengembangkan jalur kereta api perkotaan seperti MRT, LRT, dan BRT yang terintegrasi dengan sistem transportasi lain, serta menghubungkan area permukiman dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi.

Regulasi Kendaraan Pribadi: Memberlakukan aturan pembatasan kendaraan pribadi seperti pemberlakuan ganjil-genap, pajak tinggi untuk kendaraan pribadi, dan larangan kendaraan bermotor di area tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun