Mohon tunggu...
Achmad Room Fitrianto
Achmad Room Fitrianto Mohon Tunggu... Dosen - Seorang ayah, suami, dan pendidik

Achmad Room adalah seorang suami, bapak, dan pendidik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel. Alumni Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Airlangga Surabaya ini juga aktif beberapa kegiatan pemberdayaan diantaranya pernah aktif di Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil. Penyandang gelar Master Ekonomi Islam dari Pascasarjana IAIN Sunan Ampel dan Master of Arts dalam Kebijakan Publik Murdoch University Perth Australia ini juga aktif sebagai pegiat dan penggerak UMKM yang terhimpun dalam Himma Perkumpulan Pengusaha Santri Indonesia (HIPPSI). Bapak satu anak ini menyelesaikan PhD di Department of Social Sciences and Security Studies dan Department of Planning and Geography, Curtin University dengan menekuni Ekonomi Geografi. Selama menempuh studi doktoral di Australia Room pernah menjadi Presiden Postgraduate student Association di Curtin University pada tahun 2015 dan aktif ikut program dakwah di PCI NU Cabang Istimewa Australia- New Zealand di Western Australia serta menjadi motor penggerak di Curtin Indonesian Muslim Student Association (CIMSA). Setelah dipercaya sebagai Ketua Program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel dan Koordinator Lembaga Pengembangan Kewirausahan dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel serta sebagai anggota tim Pengembang Kerja Sama UIN Sunan Ampel, Saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. Achmad Room juga menjadi pengamat di isu isu reformasi pemerintahan, pengembangan masyarakat, pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Ekonomi Islam. Fokus Penelitian yang ditekuni saat ini adalah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan desa wisata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Permukiman Perkotaan Berkelanjutan: Model Pengembangan

24 Oktober 2024   07:25 Diperbarui: 24 Oktober 2024   07:27 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Urbanisasi yang pesat di seluruh dunia telah memicu pertumbuhan kawasan perkotaan yang signifikan. Proyeksi menunjukkan bahwa pada tahun 2035, sekitar 66% populasi dunia akan tinggal di kota-kota . Di tengah tren ini, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan kota yang dapat mempertahankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kualitas hidup, dan kelestarian lingkungan. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan permukiman perkotaan berkelanjutan.
Pembangunan perkotaan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup tanpa mengorbankan generasi mendatang. Konsep ini melibatkan pengelolaan sumber daya yang efisien, pelestarian lingkungan, serta kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat kota. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai konsep permukiman perkotaan berkelanjutan, prinsip-prinsipnya, serta bagaimana konsep ini dapat diimplementasikan dalam berbagai konteks perkotaan.


Konsep Permukiman Perkotaan Berkelanjutan
Permukiman perkotaan berkelanjutan adalah kawasan yang dirancang untuk mendukung keberlanjutan dalam aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi . Dalam konsep ini, pembangunan kawasan perkotaan tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga mencakup kualitas hidup masyarakat, keadilan sosial, serta pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana.
Menurut Urban 21 Conference (Berlin, 2000), kota berkelanjutan didefinisikan sebagai kota yang meningkatkan kualitas kehidupan di berbagai aspek---ekologi, sosial, budaya, ekonomi---tanpa memberikan beban pada generasi mendatang, baik dalam bentuk penurunan kualitas sumber daya alam maupun penumpukan utang lokal .

Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan pada permukiman perkotaan mencakup tiga pilar utama: keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi . Ketiga pilar ini saling berhubungan dan harus dijaga keseimbangannya untuk memastikan tercapainya tujuan keberlanjutan.

1. Keberlanjutan Lingkungan
Keberlanjutan lingkungan berfokus pada pengurangan dampak negatif terhadap ekosistem, seperti mengurangi eksploitasi sumber daya alam dan pembatasan polusi lingkungan. Dalam konteks perkotaan, keberlanjutan lingkungan berarti menciptakan kawasan yang ramah lingkungan melalui pengelolaan limbah, penggunaan energi terbarukan, dan perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan kelestarian alam .
Contoh penerapan keberlanjutan lingkungan dalam permukiman perkotaan adalah penggunaan konsep green infrastructure. Dalam konsep ini, air hujan dimanfaatkan sebagai sumber air baku melalui teknologi rainwater harvesting, dan limbah dikelola sedemikian rupa sehingga dapat diolah sebelum dibuang ke lingkungan .

2. Keberlanjutan Sosial
Keberlanjutan sosial bertujuan untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang inklusif, adil, dan mendukung kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Ini meliputi pencegahan perbedaan dan eksklusivitas sosial, serta memastikan bahwa setiap individu mendapatkan akses yang sama terhadap fasilitas dan pelayanan umum, seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan .
Permukiman yang berkelanjutan juga harus dirancang untuk mendukung kohesi sosial dan budaya. Ini dapat dilakukan dengan memperhatikan dimensi sosial dan kultural masyarakat setempat dalam perencanaan kawasan, sehingga identitas lokal tetap terjaga dan masyarakat merasa terlibat dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan .

3. Keberlanjutan Ekonomi
Keberlanjutan ekonomi dalam pembangunan perkotaan bertujuan untuk menciptakan gaya hidup produktif yang mampu bertahan tanpa mengeksploitasi masyarakat lain atau generasi mendatang. Ini melibatkan penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan, pengembangan ekonomi lokal yang mandiri, serta pengurangan kesenjangan ekonomi di antara penduduk .
Sebagai contoh, kota-kota berkelanjutan dapat menciptakan ekosistem bisnis yang mendukung inovasi dan kewirausahaan, serta meningkatkan akses masyarakat terhadap pasar tenaga kerja dan peluang ekonomi lainnya. Dengan demikian, permukiman berkelanjutan juga mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara lebih luas.

Indikator Permukiman Perkotaan Berkelanjutan
Untuk menilai keberhasilan pembangunan berkelanjutan di kawasan perkotaan, diperlukan serangkaian indikator yang dapat digunakan untuk mengukur aspek fisik, sosial, dan ekonomi. Beberapa indikator penting yang digunakan antara lain  :
*Fisik dan Lingkungan: Kualitas udara, penggunaan energi, akses terhadap air bersih, dan pengelolaan limbah.
*Sosial: Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan, serta keamanan.
*Ekonomi: Peningkatan lapangan kerja, ketersediaan perumahan yang layak, dan pengurangan kemiskinan.
Di beberapa kota besar, indikator-indikator ini telah digunakan untuk memantau perkembangan keberlanjutan. Misalnya, di Targu Ocna, Rumania, tingkat kualitas udara dan keberlanjutan penggunaan lahan menjadi parameter utama dalam mengukur keberhasilan pembangunan perkotaan .

Contoh Implementasi Permukiman Perkotaan Berkelanjutan
Sejumlah kota di dunia telah berhasil mengadopsi konsep permukiman perkotaan berkelanjutan dengan berbagai pendekatan. Berikut adalah beberapa contoh yang dapat dijadikan inspirasi:
1. Green City di Eropa
Beberapa kota di Eropa, seperti Kopenhagen, Denmark, dan Freiburg, Jerman, dikenal sebagai contoh sukses dalam penerapan pembangunan berkelanjutan. Kopenhagen, misalnya, telah mengadopsi kebijakan untuk menjadi kota bebas karbon pada tahun 2025 melalui penggunaan energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, serta pembangunan infrastruktur hijau .
2. Revitalisasi Permukiman di Indonesia
Di Indonesia, konsep permukiman berkelanjutan mulai diimplementasikan melalui berbagai program seperti revitalisasi kawasan kumuh menjadi green village atau kampung hijau. Contoh sukses dari program ini dapat ditemukan di beberapa kota besar, di mana kawasan permukiman yang sebelumnya kumuh telah diubah menjadi kawasan yang lebih hijau dan ramah lingkungan .
Program-program seperti Green and Clean di Surabaya telah berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat di permukiman kumuh melalui penghijauan, pengelolaan limbah, dan partisipasi aktif masyarakat .

Tantangan dalam Mewujudkan Permukiman Berkelanjutan
Meskipun konsep permukiman perkotaan berkelanjutan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup di kawasan perkotaan, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Tantangan-tantangan tersebut meliputi:
1.Pendanaan: Pembangunan infrastruktur hijau dan penerapan teknologi ramah lingkungan sering kali memerlukan investasi yang besar. Banyak kota, terutama di negara berkembang, menghadapi keterbatasan anggaran yang membuat implementasi konsep ini sulit terwujud.
2.Partisipasi Masyarakat: Keberhasilan pembangunan berkelanjutan sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. Namun, di banyak tempat, masyarakat belum sepenuhnya memahami manfaat dari konsep ini, sehingga partisipasi mereka masih terbatas .
3.Koordinasi Antar-Pemangku Kepentingan: Implementasi permukiman berkelanjutan memerlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan sering kali menjadi hambatan dalam pengembangan proyek-proyek berkelanjutan .

Kesimpulan
Pembangunan permukiman perkotaan berkelanjutan adalah solusi yang tepat untuk mengatasi tantangan urbanisasi di era modern. Dengan menggabungkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi, konsep ini dapat membantu menciptakan kota yang lebih layak huni bagi masyarakat saat ini dan generasi mendatang. Meskipun terdapat berbagai tantangan dalam implementasinya, banyak kota di dunia telah berhasil menunjukkan bahwa konsep ini dapat diadopsi secara efektif melalui perencanaan yang matang dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan.
Untuk itu, pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta perlu bekerja sama dalam mewujudkan visi kota berkelanjutan. Dengan demikian, kota-kota masa depan tidak hanya akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tempat yang mendukung kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh penduduknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun