Pemerintah yang bertindak sebagai penyelenggara negara merupakan ujung tombak yang penting dalam pengambilan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kebaikan suatu bangsa. Setiap keputusan yang diambil idealnya menjunjung tinggi kepentingan bangsanya.
Pertanyaannya,
kenapa seringkali keputusan yang diambil oleh pemerintah tidak disetujui oleh rakyat? Apa karena kurang disosialisasikan sebelum diambil keputusan atau rakyatnya yang belum "menangkap" dengan benar tujuan dari keputusan yang diambil tersebut?
Sebagian besar menjawab solusinya adalah komunikasi.
Tetapi, ada satu hal lagi yang mungkin kurang diperhitungkan oleh kedua belah pihak, yaitu pendidikan.
Kenapa pendidikan??
Logikannya, komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terjalin dua arah artinya kedua belah pihak sama-sama mengerti maksud dan tujuan dari apa yang dikomunikasikan.
Pada tulisan saya kali ini, yang ingin saya diskusikan adalah masalah sejauh mana rakyat/ masyarakat mengerti tentang hal-hal yang dimengerti (maksud dan tujuan) oleh pemerintah. Contoh sederhana yang saya lihat adalah mengenai pembangunan gedung DPR serta studi banding sejumlah anggota dewan ke luar negeri.
Dari sisi pemerintahan, hal ini dianggap perlu guna meningkatkan pengetahuan dan kinerja mereka sebagai wakil rakyat.
Dari sisi masyarakat/rakyat, ini hanya akal-akalan mereka untuk berlibur dan bersenang-senang.
See...hal kecil yang menimbulkan kesalahpahaman karena tidak dikomunikasikan dua arah.
Kemampuan komunikasi akan berjalan baik jika pihak-pihak yang berkomunikasi memiliki ilmu pengetahuan ataupun pendidikan yang memadai untuk mengerti. Anggap saja bahwa penyelenggara negara atau pemerintah memiliki kemampuan serta pengetahuan yang lebih sehingga mereka dipercayai untuk posisi yang memiliki tanggung jawab besar tersebut. Lalu, bagaimana dengan rakyat? Sudah berapa persen rakyat yang memiliki ilmu pengetahuan dan pendidikan yang baik? Bahkan rakyat yang mempunyai pendidikan baik pun belum tentu mengerti semua bidang karena semakin profesional seseorang, semakin dalam yang ia ketahui terhadap bidangnya, tapi tidak menjamin pengetahuannya juga semakin luas terhadap bidang lain.
Untuk itu, pendidikan tentang keputusan ataupun tindakan yang diputuskan itu penting, begitu juga dengan komunikasinya.