Yuk, ikuti dan Menangi Kompetisi Menulis di Kompasiana
JAKARTA, -Hari Senin (9/10) petang, saya mendapat info bahwa tulisan saya menang di event kompetisi menulis di komunitas Motivasiana, kompasiana. Tentu hatiku gembira.
Serasa  setengah tak percaya. Beberapa kali saya meyakinkan diri bahwa apa yang telah diumumkan itu benar. Ya faktanya begitu. Saya memenangi ajang kompetisi ini, dengan perolehan hadiah berupa 50K Gopay. Amazing!
Saya senang. Ini patut saya rayakan dengan cara "madyang sego kucing" (makan nasi kucing) entah kapan kapan di suatu angkringan, di Yogyakarta, bersama kawan kawan seniman dan budayawan di sana, markasnya kompasianer dan sastrawan kita, mas Herry Mardianto. Itu harapan saya, eh mimpi saya dink. Hehe.Hallo dab Herry, dayi lotsa lotse dab! (ini sapaan keakraban, bahasa prokem khas yogya -red).
Patut dirayakan, sebab saya mau mematuhi nasihat para sepuh di gunung Merapi, tempat embah saya, mereka bilang bahwa "nikmati, syukuri dan rayakan setiap jeda peristiwa dalam kehidupan". Begitulah kira-kira.
Kompetisi menulis itu bertema "Menyambut kemerdekaan RI Bersama Firstmedia" periode lomba 14-24 Agustus 2023, diadakan oleh komunitas Motivasiana di Kompasiana. Sedangkan artikel saya yang memenangi lomba ini berjudul: "78 Tahun Merdeka: Listrik Berbunyi, Tanah Tak Punya, Air Beli" (jika berkenan, baca artikelnya: di SINIÂ )Â
Ulasan remeh temeh rempeyek bisa jadi unfaedah ini, bukan untuk pamer tentang berapa besar hadiah yang penulis peroleh dari ajang lomba yang mulia ini. Bukan itu. Bukan pula untuk menggurui.
Akan tetapi lebih ke sekadar contoh, sharing dan motivasi ajakan, bahwa menulis dan mengikuti ajang kompetisi di kompasiana adalah upaya yang berharga, terutama untuk salah satu cara merawat dan mengasah kompetensi diri sebagai writer atau penulis.
Lomba menulis itu ibarat arena mengasah taji keterampilan dan ujian laboratorium kepenulisan kita. Berbagai kompetisi itu sendiri, bisa kita temukan di kolom Event Kompasiana. Pengumuman berbagai lomba dimuat di situ, seperti lomba cerpen, puisi, dan lomba lainnya dengan tema tertentu. Silahkan cek sendiri.
Lha kalau kita kok keok kalah terus dalam lomba bagaimana? Ya tidak apa apa. Saya sendiri sering kalah, remuk, mawut, keok dalam banyak kompetisi di Kompasiana. Tapi sesekali menang. Itulah seninya.
Contohnya, penulis pernah ikut kompetisi bikin cerita horor. Dan ternyata, tulisan saya masuk sebagai nominator pemenang. Tetapi bukan pemenang utamanya. Duh, senengnya. (lihat foto)