JAKARTA-- Penulis pernah mengelola beberapa situs berita online, membentuk tim online, melibatkan beberapa Jurnalis Online, bekerja online, dan memberitakan peristiwa dan opini, "melaporkan semua kejadian langsung dari tempat duduk", dan tidak perlu gedebak gedebuk berlarian mengejar sumber berita ke mana mana.
Menjalani profesi sebagai Jurnalis Online kok bisa seenteng itu? Ya memang begitu. Tetapi jangan salah, menjalankan profesi Jurnalisme Online tetap banyak tantangan, terutama dituntut mengedepankan profesionalitas, integritas dan kualitas pemberitaan, secara terus menerus dan bersungguh sungguh.
Ulasan pendek ini berisi sharing penulis tentang seluk beluk profesi jurnalisme online dan tantangannya di era digital seperti sekarang. Semoga bermanfaat.
Tulisan ini menyambung tulisan penulis terdahulu: "Kesibukan News Room: Arena Uji Nyali Pekerja televisi, Ada Wah dan Wow-nya" (jika suka, membacanya di SINI).Â
Kelakar Jurnalis Online
Terkadang penulis berkelakar kepada beberapa teman wartawan atau Jurnalis Online bahwa menjadi jurnalis online itu ibarat tokoh kartun di serial komik Lucky Luke yang memiliki moto "Lucky Luke, menembak lebih cepat dari bayangannya sendiri". (ingat tidak pembaca pada tokoh kartun ini? -red).Â
Artinya, jurnalis online dituntut bekerja secepat kilat, gesit, dan bahkan kalau perlu "melaporkan berita, mengetik lebih cepat dari bayangan tangan sendiri". Hihihi.
Sebab kalau tidak begitu, berita online yang dibuat bisa termasuk kategori "berita basi", atau telah kalah cepat diberitakan oleh media lain lebih dulu.
Apa itu Jurnalisme Online
Jurnalisme online, juga dikenal sebagai jurnalisme digital atau cyberjournalism, yaitu bentuk jurnalisme yang berfokus pada penggunaan internet dan teknologi digital sebagai media utama untuk menyampaikan berita dan informasi kepada khalayak.
Dalam jurnalisme online, informasi disajikan melalui platform online seperti situs web berita, blog, media sosial, aplikasi berita, dan lainnya. ( Disclaimer: di sini penulis sengaja tidak menampilkan situs berita online yang penulis kelola untuk pertimbangan etis dan privasi -red).
Beberapa Ciri Jurnalisme Online
Beberapa ciri-ciri khusus dari jurnalisme online, di antaranya:
Real-time Reporting:Â Jurnalisme online memungkinkan pelaporan berita secara langsung (real-time), di mana peristiwa dan informasi dapat diunggah dan disajikan kepada pembaca dalam waktu singkat setelah peristiwa atau fakta kejadian.
Multimedia Content: Jurnalisme online menggunakan berbagai media seperti gambar, video, infografik, dan audio untuk menyajikan berita dengan lebih interaktif dan memikat.
Interaktivitas:Â Media online memungkinkan pembaca untuk berinteraksi dengan berita melalui komentar, berbagi, dan umpan balik. Ini menciptakan hubungan dua arah antara jurnalis dan pembaca.
Hyperlink dan Referensi: Jurnalisme online sering menggunakan hyperlink untuk memberikan referensi dan rujukan ke sumber asli, artikel terkait, atau bahan tambahan, memungkinkan pembaca untuk mendalami topik lebih lanjut.
Pembagian Sosial: Berita online mudah dibagikan melalui platform media sosial (medsos), sehingga memperluas jangkauan dan pengaruhnya.
Kustomisasi Berita: Beberapa situs berita online menyediakan opsi kustomisasi berita, di mana pembaca dapat memilih topik atau kategori berita yang diminati untuk disajikan dalam feed mereka.
Kecepatan Penyebaran dan Aksesibilitas: Berita online dapat diakses dari berbagai perangkat, seperti ponsel, tablet, atau komputer, dan dengan mudah menjangkau audiens di berbagai belahan dunia.
Melawan Berita Palsu:Â Jurnalisme online berperan penting dalam melawan berita palsu (hoaks) dengan menyediakan informasi yang diverifikasi dan akurat. Jurnalis online yang berdedikasi tidak akan mau membuat berita palsu atau hoaks.
SEO dan Optimasi Mesin Pencari: Beberapa situs berita online menggunakan teknik SEO (Search Engine Optimization) untuk meningkatkan visibilitas berita mereka di mesin pencari dan meningkatkan lalu lintas.
Metrik dan Analitik:Â Jurnalisme online menggunakan alat analitik untuk mengukur kinerja berita, seperti jumlah kunjungan, tingkat interaksi, dan durasi kunjungan.
Laporan Data dan Jurnalisme Investigasi: Dalam era big data, Jurnalisme Online sering melibatkan analisis data dan melaporkan jurnalisme investigasi dengan dukungan teknologi.
Penyiaran Langsung (Live Streaming): Platform media sosial atau situs berita sering menyajikan siaran langsung (live streaming) acara atau peristiwa penting untuk menarik perhatian pembaca.
Ciri-ciri di atas mencerminkan bagaimana jurnalisme online memiliki keunggulan dengan memanfaatkan teknologi dan platform digital untuk memberikan berita yang lebih responsif, interaktif, dan mudah diakses oleh pembaca.
Menurut catatan penulis, meskipun memiliki banyak keunggulan, Jurnalisme Online juga harus tetap memperhatikan etika dan profesionalisme agar dapat memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat, pembacanya.
Jurnalis Online itu Profesi Mulia
Jurnalis online memiliki tanggung jawab yang penting dalam menyampaikan berita dan informasi kepada masyarakat melalui platform digital. Maka profesi Jurnalis Online adalah profesi mulia. Mengapa disebut demikian? Beberapa alasannya, begini:
Mengawal Kebenaran dan Transparansi: Jurnalis Online berperan dalam mengungkap kebenaran, menginvestigasi isu-isu penting, dan membantu menjaga transparansi di berbagai bidang, termasuk pemerintahan, bisnis, dan masyarakat pada umumnya.
Menjaga Kebebasan Pers:Â Jurnalis Online berjuang untuk menjaga kebebasan pers dan hak atas informasi. Mereka melaporkan berita tanpa takut tekanan atau intervensi dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Mendukung Demokrasi: Jurnalisme Online membantu memelihara demokrasi dengan memberikan warga negara informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang cerdas dan berpartisipasi dalam proses politik.
Memerangi Kebijakan yang Tidak Adil: Jurnalis Online sering kali berfokus pada isu-isu sosial dan kebijakan publik yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Mereka berkontribusi dalam memerangi ketidakadilan dan menciptakan kesadaran akan masalah-masalah kritis.
Menyoroti Peristiwa dan Kisah Penting:Â Jurnalis Online mampu menyoroti peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah yang mungkin tidak mendapatkan cakupan luas dari media konvensional, memberikan suara kepada kelompok atau individu yang mungkin tidak terdengar.
Pembelajaran dan Pendidikan: Melalui Jurnalisme Online, Jurnalis dapat memberikan informasi yang mendidik dan membangun kesadaran tentang berbagai isu, membantu pembaca untuk lebih memahami dunia di sekitar mereka.
Namun, perlu diingat bahwa menjadi Jurnalis Online juga memiliki tantangan dan tanggung jawab. Jurnalis Online harus menghadapi tekanan waktu tayang "deadline berita", mengatasi kesulitan teknis, dan memastikan bahwa informasi yang mereka sampaikan itu akurat, berimbang, dan sesuai dengan standar penulisan jurnalistik dan etika jurnalistik.
Keunggulan dan Kelemahan Jurnalisme Online
Menurut catatan penulis, jurnalisme online memiliki sejumlah keunggulan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Keunggulan Jurnalisme Online:
Kecepatan dan Real-time Reporting: Jurnalisme Online memungkinkan berita untuk disampaikan dengan cepat dan dalam waktu nyata. Ini memungkinkan masyarakat untuk tetap terinformasi tentang peristiwa terkini dan mendesak.
Akses Global: Berkat internet, Jurnalisme Online dapat diakses oleh audiens di seluruh dunia. Ini memungkinkan informasi untuk menjangkau lebih banyak orang tanpa batasan geografis.
Multimedia dan Visualisasi:Â Jurnalisme Online memungkinkan penggunaan multimedia seperti gambar, video, infografik, dan grafik animasi untuk membantu memvisualisasikan berita dan informasi. Ini dapat membuat berita lebih menarik dan mudah dipahami.
Partisipasi Pembaca:Â Situs web berita dan platform medsos memungkinkan pembaca untuk berpartisipasi melalui komentar, berbagi berita, dan memberikan umpan balik. Ini menciptakan interaksi yang lebih aktif antara jurnalis dan pembaca.
Dapat Diperbaharui dan Dikoreksi:Â Jurnalisme Online memungkinkan berita untuk diperbaharui dan dikoreksi dengan cepat jika ada perkembangan atau kesalahan. Ini membantu memperbaiki informasi yang tidak akurat atau usang. Jurnalis online tidak perlu panik, jika informasi yang ditulisnya keliru, misalnya keliru menulis gelar narasumber, keliru nulis tanggal dan hari, dan sebagainya. Hal itu bisa langsung dikoreksi.
Kelemahan Jurnalisme Online:
Hoaks dan Berita Palsu: Media online memiliki potensi untuk menyebarkan hoaks dan berita palsu dengan cepat. Banyak platform media sosial tidak memiliki mekanisme yang efektif untuk memerangi penyebaran informasi palsu. Maka Jurnalis Online dituntut untuk bekerja secara hati hati dan teliti.
Kekurangan Verifikasi:Â Tekanan untuk menghasilkan berita dalam waktu singkat dapat mengakibatkan kurangnya verifikasi informasi. Berita yang belum terverifikasi dapat dengan mudah tersebar dan merugikan reputasi jurnalis. Nah, ini yang sering terjadi.Â
Kurangnya Kedalaman dan Konteks: Dalam upaya untuk menghasilkan berita cepat, konten online seringkali memiliki kedalaman dan konteks yang kurang dibandingkan dengan laporan dalam media cetak.
Kehilangan Privasi dan Keamanan: Jurnalis Online yang melaporkan tentang isu-isu kontroversial atau sensitif dapat menghadapi risiko kehilangan privasi dan keamanan pribadi, terutama dalam lingkungan online yang tidak selalu aman dari aneka ragam respons netizen.
Tantangan Monetisasi: Model bisnis berita online sering kali menghadapi tantangan dalam menghasilkan pendapatan yang memadai untuk mendukung jurnalisme berkualitas. Ini dapat mengarah pada penurunan kualitas atau peningkatan dalam konten yang menghasilkan klik.
Kecenderungan Sensasionalisme: Tekanan untuk menarik perhatian dan lalu lintas online dapat mendorong penggunaan judul-judul yang sensasional atau konten yang tidak bermutu.
Catatan penulis:Â menjalankan Jurnalisme Online, penting untuk mengakui dan mengatasi tantangan ini untuk memastikan bahwa berita yang disajikan tetap akurat, berimbang, dan bermutu tinggi.
Harus Dikelola Secara Profesional
Maka mencermati uraian Kelebihan-Kekurangan Jurnalisme Online di atas, Jurnalisme Online harus dikelola secara profesional. Mengapa harus begitu? Ya iyalah, ini beberapa alasannya:
Kredibilitas dan Kepercayaan: Jurnalisme Online yang dikelola secara profesional memiliki reputasi yang lebih kredibel dan dapat dipercaya oleh masyarakat. Ketika sumber berita dianggap profesional dan independen, pembaca cenderung lebih percaya dan menghormati informasi yang disajikan.
Akurasi dan Integritas:Â Jurnalisme Online yang profesional berfokus pada akurasi dan integritas dalam menyajikan fakta dan informasi. Keakuratan dan integritas adalah pijakan utama dalam membentuk pandangan dan keputusan pembaca.
Etika Jurnalistik: Profesionalisme dalam Jurnalisme Online menjamin penggunaan etika jurnalistik yang tepat, termasuk verifikasi fakta, penghindaran konflik kepentingan, dan menjaga netralitas. Wajib gunakan rumus standar penulisan: 5W+1H.Â
Tanggung Jawab dan Transparansi: Jurnalisme Online yang dikelola secara profesional menghargai tanggung jawab terhadap pembaca dan masyarakat. Mereka transparan dalam mengakui kesalahan, memberikan koreksi yang tepat, dan menjelaskan proses penyusunan berita.
Melawan Hoaks dan Berita Palsu: Jurnalisme Online yang profesional berperan penting dalam melawan hoaks dan berita palsu dengan menyediakan informasi yang diverifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan.
Menyajikan Berita yang Bermanfaat: Jurnalisme Online yang dikelola secara profesional berfokus pada memberikan berita yang bermanfaat, berimbang, dan relevan bagi masyarakat. Hal ini membantu masyarakat memahami isu-isu kompleks dan membuat keputusan yang cerdas.
Memberikan Peran sebagai Penjaga Demokrasi:Â Dalam masyarakat yang demokratis, Jurnalisme Online berperan sebagai penjaga demokrasi dengan memberikan informasi yang objektif dan kritis. Masyarakat memerlukan jurnalisme profesional untuk menjalankan peran ini dengan baik.
Menghindari Manipulasi Informasi: Jurnalisme Online yang profesional menghindari manipulasi informasi atau pemberitaan yang berpihak pada kepentingan tertentu. Mereka mengedepankan informasi yang berdasarkan pada fakta dan kepentingan publik.
Menghadapi Tantangan Digital: Jurnalisme online profesional mampu menghadapi tantangan teknis dan digital dalam menyajikan berita dan konten dengan cara yang menarik dan mudah diakses oleh pembaca.
Membangun Kepercayaan Pembaca: Keberadaan Jurnalisme Online yang profesional membantu membangun kepercayaan antara media dan pembaca. Hal ini penting untuk menjaga minat dan partisipasi pembaca dalam mendukung keberlanjutan media online.
Menurut catatan penulis, profesionalisme dalam Jurnalisme Online adalah kunci untuk memberikan informasi yang berkualitas, bermanfaat, dan dapat dipercaya bagi masyarakat. Dalam era di mana berita dapat dengan mudah tersebar luas, jurnalisme online yang dikelola secara profesional adalah elemen penting dalam membangun masyarakat yang terinformasi dan kritis.
Tantangan Jurnalis Online
Berdasar pengalaman penulis, beberapa tantangan yang dihadapi oleh Jurnalis Online yang berusaha untuk menyajikan konten bermutu, antara lain:
Fluktuasi Berita Cepat: Dunia berita online bergerak dengan cepat, dan Jurnalis harus dapat beradaptasi dengan perubahan situasi yang cepat. Mereka harus mampu merespons peristiwa baru dengan segera dan menghasilkan berita dalam waktu singkat.
Verifikasi Informasi: Tantangan dalam memverifikasi informasi adalah hal yang kritis dalam Jurnalisme Online. Dalam upaya untuk segera menyajikan berita, jurnalis harus tetap berhati-hati untuk memastikan keakuratan dan kebenaran informasi yang mereka sampaikan kepada publik.
Menghadapi Hoaks dan Berita Palsu: Media online sering kali menjadi sarana penyebaran hoaks dan berita palsu. Jurnalis Online harus berjuang untuk melawan penyebaran berita palsu dan menyajikan fakta yang akurat kepada publik.
Tekanan dari Perusahaan Media atau Pemilik: Beberapa Jurnalis Online mungkin menghadapi tekanan dari perusahaan media atau pemiliknya untuk menyajikan berita yang memihak atau sesuai dengan kepentingan mereka. Mempertahankan integritas dan independensi menjadi tantangan dalam situasi semacam ini. Dan idealisme ini, tidak mudah brow. Bos sebaiknya jangan dilawan. Hihihi.
Ketidakamanan dan Privasi:Â Jurnalis Online yang meliput isu-isu kontroversial atau sensitif mungkin menghadapi ancaman terhadap keamanan dan privasi mereka. Ini bisa menjadi tantangan besar yang mempengaruhi kesejahteraan pribadi dan pekerjaan mereka. Maka tetap berhati hatilah dalam menyajikan suatu berita. Ditimbang dan ditimang timang lebih dulu sebelum tayang, mungkin itu sikap bijaksana. Iya kan?
Tuntutan Teknis: Jurnalis Online perlu menguasai berbagai alat teknologi dan platform digital untuk menghasilkan konten yang menarik dan informatif. Tuntutan teknis ini dapat menjadi halangan bagi beberapa Jurnalis yang belum terbiasa dengan teknologi terkini. Jangan sampai gaptek. Itu intinya.
Menjaga Kredibilitas:Â Dalam era di mana berita bisa dengan mudah dibagikan dan disebarluaskan di medsos, menjaga kredibilitas sebagai sumber berita yang terpercaya adalah tantangan yang nyata bagi jurnalis online. Ini beneran. Jangan sampai ada resiko buruk terjadi akibat berita keliru dibuat, misalnya.
Meskipun tantangan-tantangan ini faktanya memang ada di lapangan, Jurnalis Online yang berkualitas dan berdedikasi tetap berjuang untuk memberikan pemberitaan yang akurat, berimbang, dan berkualitas tinggi bagi publik.
Jurnalis Online sejati menyadari pentingnya peran Jurnalis dalam menjaga kebebasan pers, membantu masyarakat memahami isu-isu kompleks, dan menciptakan dampak positif bagi banyak orang.
Bagaimana Membuat Pemberitaan Online Berkualitas
Sekadar sharing penulis, menciptakan Jurnalisme Online yang berkualitas memerlukan pendekatan yang cermat, berpegang pada etika jurnalistik, dan berfokus pada keakuratan serta integritas informasi. Berikut adalah beberapa langkah dalam proses menciptakan Jurnalisme Online yang berkualitas:
Penelitian dan Pengumpulan Informasi:Â Jurnalisme yang berkualitas dimulai dengan penelitian yang mendalam dan pengumpulan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya.Â
Jurnalis harus menggunakan berbagai sumber dan mencari fakta yang diverifikasi sebelum menyusun berita. Ketahuan kok, mana jurnalis yang suka baca dan meneliti dari kualitas kedalaman berita yang dibuatnya. Itu menurut penulis sih begitu. Hihihi.
Verifikasi dan Validasi: Sebelum mengunggah berita, pastikan untuk memverifikasi informasi dari beberapa sumber yang berbeda untuk memastikan kebenaran dan akurasi. Hindari menyebarkan berita yang tidak terverifikasi atau berdasarkan pada sumber tunggal yang tidak dapat dipercaya.
Gaya Penulisan dan Naskah yang Profesional:Â Pastikan naskah dan gaya penulisan sesuai dengan standar jurnalistik. Hindari penggunaan bahasa sensasional atau memihak yang dapat mempengaruhi kualitas berita.Â
Pakaialah standar penulisan sesuai KBBI, diksi dan gramatika Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seperti apa yang pernah diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia itu lho..bisa kan?
Jaga Netralitas dan Keseimbangan: Jurnalis Online harus berusaha untuk tetap netral dan berimbang dalam melaporkan berita. Hindari memberikan opini pribadi atau memihak pada pihak tertentu. Nah, di sini perlu ekstra hati-hati. Jangan sampai media online berkualitas menjadi sarana partisan.
Gunakan Sumber Multimedia: Gunakan multimedia seperti gambar, video, dan infografik untuk memperkaya berita dan membantu pembaca memahami informasi dengan lebih baik. Tetapi hargai hak cipta dari sumber sumber informasi yang digunakan. Jangan melanggar.
Hindari Sensasionalisme dan Klikbait: Hindari menggunakan judul atau teks yang bersifat sensasional atau klikbait yang hanya bertujuan untuk menarik perhatian tanpa memberikan substansi berita yang sebenarnya.
Pertimbangkan Kepentingan Publik: Selalu pertimbangkan kepentingan publik dalam melaporkan berita. Jurnalisme yang berkualitas harus memprioritaskan informasi yang relevan dan penting bagi masyarakat.
Koreksi dan Tanggung Jawab: Jika terjadi kesalahan atau informasi yang tidak akurat, segera koreksi dan berikan penjelasan yang jelas kepada pembaca. Menunjukkan tanggung jawab dan transparansi adalah bagian penting dari jurnalisme yang berkualitas.
Hadapi Tantangan Etika: Ketahui dan pahami kode etik jurnalistik, serta hadapi tantangan etika yang mungkin timbul dalam melaporkan berita online.
Bekerja dengan Tim Profesional: Dalam media online, kerjasama dengan tim profesional seperti editor, desainer, dan ahli teknologi informasi dapat membantu meningkatkan kualitas konten dan mengatasi tantangan teknis. Ini penting, dan jangan kerja sendirian, sebab itu terlalu berisiko dan bikin capek. Hihihi.
Evaluasi dan Umpan Balik: Evaluasi secara berkala kualitas jurnalisme online yang dihasilkan, serta terima umpan balik dari pembaca untuk terus meningkatkan dan menghadirkan konten yang lebih baik. Ini untuk menjaga kualitas dan kredibilitas media online yang dikelola.
Menyudahi tulisan ini, menciptakan Jurnalisme Online yang berkualitas adalah suatu proses yang berkelanjutan.
Dalam era informasi yang cepat dan kompleks seperti sekarang ini, Jurnalisme yang berkualitas tetap menjadi tonggak penting untuk memberikan informasi yang akurat, relevan, dan bermakna bagi masyarakat. Itu menurut penulis. Lha kalau menurut pembaca bagaimana? Semoga ulasan ini bermanfaat.
Dalam Bahasa Latin, ada pepatah yang sesuai sebagai moto Jurnalis Online, yaitu:Â "Cave Ne Cadas!", Nyang artinya:Â "Berhati hatilah, agar kamu tidak jatuh". Begitulah kura kura.
SELESAIÂ
*penulis adalah mantan pengelola beberapa situs berita online dan pekerja News Televisi, penyuka nasi goreng Magelangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H