(umumnya, menurut pengalaman penulis, penjelasan jujur di atas, mampu membuat semua pihak paham: baik pihak sekolah, maupun pihak yang berkepentingan di desa dan kecamatan. Mereka lalu mengangguk angguk. Tanda Sutuju dan mengijinkan kegiatan dilaksanakan di desa).
Beberapa Contoh Kegiatan Live-inÂ
Program "live-in" di desa dapat mencakup berbagai kegiatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman mendalam kepada peserta tentang kehidupan dan budaya di desa. Seperti,misalnya:Â
Pertanian dan Berkebun: anak anak kota dapat terlibat dalam kegiatan pertanian seperti menanam padi, sayuran, atau buah-buahan, serta belajar tentang teknik pertanian tradisional dan modern. Termasuk ikut membajak sawah, memanen padi, mencari rumput untuk ternak, dan sebagainya.Â
Keterampilan Kerajinan Tangan: Program "live-in" dapat menyertakan kelas atau workshop tentang keterampilan kerajinan tangan khas desa, seperti membuat anyaman bambu, tenun, ukiran, atau pembuatan keramik.
Belajar Memasak:Â Peserta dapat belajar memasak makanan khas daerah, serta terlibat dalam kegiatan memasak bersama "orangtua sosiologis" di rumah warga tempat peserta menginap.Â
Wisata Budaya dan Alam:Â Program ini dapat mencakup kegiatan seperti: Jelajah desa, selusur dan mandi di sungai, bermain lumpur, atau atraksi budaya lokal, termasuk pertunjukan tari, musik, dan upacara tradisional seperti kenduri atau makan bersama-sama secara tradisional bersama warga.Â
Pendidikan Lingkungan: Kegiatan ini dapat melibatkan pemahaman tentang pentingnya lingkungan dan konservasi alam, seperti kunjungan ke hutan, sungai, atau lokasi konservasi. Di Desa Salem misalnya, selain kegiatan di atas, penulis juga membuat kegiatan "One Man One Tree", menanam bibit pohon produktif oleh setiap peserta di kebun milik warga.Â
Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan: Peserta dapat belajar bahasa lokal, ungkapan, dan kebiasaan budaya desa. Di Desa Salem, peserta Live-in biasanya dapat belajar Bahasa Sunda langsung dari "orangtua sosiologis" masing-masing. Misalnya:"entek ayak, kunaon teh, kumahak atuh, didiyek kang", dan sebagainya. Biasanya ini adalah pengalaman yang unik dan baru bagi anak anak kota  peserta Live-in dari Jakarta yang biasa "lu guwe, lu guwe, guwe no comment aje..". hihihi.Â
Partisipasi dalam Kegiatan Masyarakat: Peserta dapat ikut serta dalam kegiatan masyarakat desa, seperti gotong-royong, acara adat, atau kegiatan sosial lain. Misalnya bersih bersih lingkungan dari sampah plastik.Â
Belajar Pertanian Organik: Peserta dapat belajar tentang pertanian organik dan praktik, untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan hasil pertanian. Misalnya, di Desa Salem, penulis memberi praktik "Teknik membuat kompos" kepada peserta.Â
Perlu diingat bahwa kegiatan yang diadakan dalam program "live-in" di desa dapat disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan peserta, serta karakteristik unik dari desa tersebut. Khusus di Desa Salem misalnya, hampir sebagian besar kegiatan yang penulis paparkan di atas, dapat dipraktikkan di lapangan.Â