Waspada Antraks di Gunungkidul, dan Pencegahannya pada Manusia
Kasus kematian sapi dan kambing milik SY warga Candirejo, Semanu, Kabupaten Gunungkidul, terjadi pada 18 mei dan 20 Mei 2023. Sapi dan kambing yang belakangan diketahui telah terjangkit Antraks itu, sebelum meninggal disembelih oleh WP (warga,72 tahun) dan dagingnya dibagikan kepada warga untuk dikonsumsi. WP ternyata terdeteksi terpapar Antraks, dan meninggal pada 4 Juni 2023, di Rumah Sakit Sarjito, Yogyakarta.
Berita kematian pada hewan dan manusia karena terpapar penyakit Antraks itu terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta, seperti dijelaskan Imran Pambudi, direktur P2PM Kemenkes, dalam Konferensi Pers, Kamis siang 6 Juli 2023. (sumber beritanya).
Dikabarkan bahwa sejauh ini ada 3 orang meninggal dalam kasus penyakit Antraks di Gunungkidul itu. Kasus kematian pada  manusia oleh karena penyakit Antraks, baru kali ini terjadi, sejak lima tahun terakhir.
Maka Kemenkes melakukan berbagai upaya pengendalian penyakit Antraks pada manusia, antara lain: edaran kewaspadaan pada semua Fasilitas Kesehatan (Faskes) di seluruh wilayah DI Yogyakarta. Penyelidikan Epidemiologi Terpadu oleh Satuan Tugas (Satgas) One Health Kapanewon Semanu. Serosurvey dan pengobatan pada populasi warga berisiko. Dan upaya lain terpadu, termasuk vaksinasi hewan, edukasi warga terdampak, dan pembatasan mobilitas ternak di areal terdampak, khususnya di wilayah Gunungkidul.
Artikel singkat ini membahas penyakit Antraks pada manusia dan langkah apa yang perlu kita lakukan sebagai warga masyarakat untuk turut melakukan pencegahannya.
Apa itu Antraks
Antraks (Anthrax) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri spesies Bacillus anthracis.
Penyakit ini umumnya terkait dengan hewan, terutama hewan herbivora seperti sapi, kambing, dan domba. Namun, penyakit ini dapat menular pada manusia, melalui mengkonsumsi daging hewan yang terinfeksi atau melalui kontak dengan spora Bacillus anthracis yang ada di lingkungan.
Ada 4 jenis Antraks
Pertama. Antraks Kulit (Cutaneous Anthrax): Ini adalah bentuk Antraks yang paling umum terjadi pada manusia. Antraks kulit terjadi ketika spora Bacillus anthracis masuk melalui luka pada kulit. Gejala awalnya termasuk pembengkakan, kemerahan, dan rasa gatal pada area infeksi.
Kemudian, Lesi (kerusakan pada kulit) berwarna merah keunguan yang terasa nyeri dan mengeras akan muncul. Lesi ini kemudian berubah menjadi luka yang menyerupai bisul atau melepuh. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke sistem peredaran darah dan menyebabkan komplikasi serius.
Kedua. Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax): Antraks paru terjadi ketika spora Bacillus anthracis terhirup dan masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan. Gejala awalnya mirip dengan flu biasa, termasuk demam, sakit tenggorokan, batuk, dan kelelahan.