Saya juga takjub ketika menyaksikan bahwa beberapa pemain Jathilan tiba tiba jatuh mendelosor, kejang-kejang, berguling di tanah, sebagian lainnya bergerak liar, gaduh dengan pandangan mata kosong dan lupa diri. Chetharr!! Chetharr! Suara ledakan, cemeti masih dibunyikan berulang kali.
Dan inilah saat chaos yang ditunggu oleh penonton Jathilan, yaitu adegan puncak tarian rakyat ini, dimana para pemain Jathilan mengalami trance atau kesurupan, bergerak menari tak beraturan lagi.
Kondisi trance para penari itu, sering disebut "ndadi", atau "njathil", yaitu kesadaran penari dalam pengaruh mistis gaib.
Memang pertunjukan Jathilan tidak hanya mencakup gerakan tari yang memikat, tetapi juga melibatkan elemen magis yang menambahkan aura keajaiban pada keseluruhan pertunjukan.
Para penari dalam keadaan trance, "ndadi" atau di bawah pengaruh spiritual, seringkali menampilkan kemampuan di luar nalar.
Misalnya, penari melakukan atraksi seperti menggigit beling, pecahan kaca, menginjak bara api, atau menelan benda tajam tanpa merasakan rasa sakit. Ini memberikan kesan pada penonton bahwa para penari itu memiliki kekuatan magis yang melampaui batas kewajaran.
Penonton Bisa Kesurupan
Selama penari mengalami trance, atau kerasukan roh, gamelan pengiring terus dimainkan. Yang menarik adalah penonton juga bisa ikut kesurupan saat menonton pertunjukan yang memukau ini.
Hal ini karena penonton berada terlalu dekat dengan penari Jathilan dan terlalu larut dalam suasana irama pertunjukan. Sehingga ketika penari yang kesurupan itu menyentuh tubuh si penonton itu, sontak saja dia langsung ketularan, turut kesurupan atau turut "ndadi".
Nah dalam pertunjuakan Jathilan di Maguwoharjo ini, di sana sini tampak beberapa penonton sudah turut "ndadi". Untung saja, saya tidak turut kesurupan di pertunjukan Jathilan di Maguwoharjo ini.
Mungkin roh di tempat itu sudah tahu bahwa saya adalah termasuk sosok yang tak mudah untuk dirasuki oleh roh gaib lain itu begitu saja. Entahlah.
Tarian Tua dari Jawa
Tarian Jathilan adalah pertunjukan gerakan yang menirukan prajurit yang sedang menaiki kuda. Konon tarian tradisional ini oleh masyarakat Jawa dianggap sebagai tarian tertua di Tanah Jawa. Mungkin iya, sebab tarian Jathilan ini sudah saya lihat dari sejak saya kecil di Ambarawa. Jathilan dengan melibatkan para penonton yang "ndadi" sering saya lihat juga kala itu di daerah Bandungan, Ungaran, Ambarawa, Banyubiru, Bedono, Pingit, Secang, Temanggung, Magelang.