Orang Desa Naik Pesawat Jakarta-Amsterdam, Minta Nasgor MagelanganÂ
Pesawat lepas landas. Desing mesin dan gemuruh roda pesawat terdengar saat pesawat take off, meninggalkan landasarn pacu Bandara Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia. Garuda Indonesia dengan tipe pesawat Boeing 747-400 ini melayani penerbangan Kuala Lumpur ke Amsterdam.
Pesawat ini merupakan pesawat bermesin ganda, dengan empat mesin jet terletak di bawah sayap, berukuran besar, mampu menampung mungkin sekitar 300 -500 penumpang. Pesawat ini membawa saya dan penumpang lain dalam pesawat, menempuh perjalanan sekitar 12 -13 jam perjalanan, melintasi zona waktu berbeda, melintasi benua Asia, menuju tujuan akhir yaitu Bandara Internasional Schiphol Amsterdam, Belanda di Benua Eropa.
Ini adalah pengalaman pertama kali saya yang orang desa (Wong Ndeso) dari lereng Merapi Magelang, naik pesawat ke benua Eropa. Saya memang tak pernah melakukan perjalanan sejauh ini sebelumnya. Kebetulan sebagai jurnalis, saya dan seorang kawan wartawan (namanya saya sembunyikan ya, untuk privasi-red), harus terbang ke  Schiphol Amsterdam, untuk sebuah wawancara khusus dengan seorang narasumber (Narsum) di Belanda. Narsum yang akan kami liput itu, konon tengah menanti kami berdua di Amsterdam, Belanda.
Oiya, disclaimer: saya tidak sedang menceritakan tentang kisah liputan jurnalistik bertemu Narsum khusus di Eropa itu (saya tidak sebutkan namanya, soalnya sensitif, untuk privasi Narsum -red), melainkan saya akan menceritakan kisah perjalanan pertama kali saya naik pesawat ini, perjalanan jauh antar benua, 12-13 jam di udara, nun di kala itu.Â
Sebuah durasi terbang yang relatif lama banget. Intinya, ngapain saja sebagai orang ndeso di dalam pesawat, selain tidur? Ini kisahnya.Â
Transit di Kuala Lumpur
Sekitar dua jaman kami transit di Kuala Lumpur (KLIA), setelah sebelumnya sebuah pesawat lain membawa kami berdua dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, di Cengkareng. Sebelum pindah ke pesawat transit, pesawat Boeing 747-400 ini, penumpang diminta mengisi form khusus berisi data pribadi dan tujuan perjalanan akhir.
Kami  diminta menyiapkan semua dokumen perjalanan, antara lain paspor berisi visa perjalanan yang telah disetujui oleh kedutaan besar Belanda di Jakarta. Kelengkapan dokumen ini nantinya akan diperiksa oleh petugas imigrasi dan maskapai di tempat transit ini.
Oiya, urusan paspor dan visa perjalanan jurnalistik ini telah diurus sebelumnya oleh saya dibantu seseorang, sehingga dokumen perjalanan ini sudah lengkap saya bawa, termasuk KTP dan ID Card kantor berita televisi dimana saya bekerja.
Penting dicatat, bahwa jangan pernah sekali pun pergi ke luar negeri tanpa membawa dokumen perjalanan yang kompelet yang sah dan valid. Agar tidak mengalami hambatan selama dalam perjalanan.
Saya melihat bahwa Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) adalah bandara internasional modern, ramai, dan multikultural yang menyediakan berbagai fasilitas dan layanan lengkap bagi penumpang. Suasana di bandara ini mencerminkan kehidupan multikultural dengan orang-orang dari berbagai negara dan budaya yang bergerak di sekitar terminal yang luas dan terorganisir dengan baik.