Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Anak Berbuat Tindak Pidana, Harus Dihukum Bagaimana?

7 Juni 2023   20:42 Diperbarui: 16 Juni 2023   15:15 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pengadilan, pidana anak. (sumber: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.COM)

Anak-anak yang terlibat dalam tindak pidana dapat dihadapkan pada berbagai tindakan, seperti peringatan, penasehatan, pengawasan komunitas, program rehabilitasi, atau penempatan di fasilitas pemasyarakatan khusus untuk anak-anak. 

Hukuman berat seperti penjara biasanya dihindari kecuali untuk kasus-kasus yang sangat serius.

Inggris: Di Inggris, sistem peradilan anak memiliki fokus pada rehabilitasi dan reintegrasi. Anak-anak yang melakukan tindak pidana dapat ditempatkan di bawah perintah pemasyarakatan, di mana mereka ditempatkan di bawah pengawasan, menjalani program rehabilitasi, atau diberikan tindakan restoratif seperti memperbaiki kerusakan yang mereka sebabkan. 

Pendekatan ini bertujuan untuk membantu anak-anak mengembangkan pemahaman tentang konsekuensi dari tindakan mereka dan mencegah perilaku kriminal di masa depan.

Jepang: Di Jepang, sistem peradilan anak menerapkan pendekatan yang berorientasi pada pendidikan. Anak-anak yang terlibat dalam tindak pidana dapat ditempatkan di bawah pengawasan dan didorong untuk menghadiri program pendidikan khusus yang bertujuan untuk mengubah perilaku mereka. 

Sistem ini menekankan pentingnya membangun hubungan antara anak-anak dan keluarga mereka, serta melibatkan masyarakat dalam upaya rehabilitasi.

Swedia: Di Swedia, pendekatan peradilan anak didasarkan pada prinsip kesejahteraan anak. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi kepentingan terbaik anak, mendorong rehabilitasi, dan mencegah kriminalitas di masa depan. 

Anak-anak yang melakukan tindak pidana dapat ditempatkan di bawah pengawasan, menjalani program rehabilitasi, atau menerima dukungan konseling. Sanksi berat seperti penjara dihindari kecuali dalam kasus-kasus yang sangat serius.

Bagaimana di Indonesia 

Di Indonesia, sistem peradilan anak didasarkan pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Tujuan utama dari sistem peradilan anak di Indonesia adalah rehabilitasi dan reintegrasi anak yang terlibat dalam tindak pidana ke dalam masyarakat.

Berikut adalah beberapa aspek yang terkait dengan hukuman tindak pidana anak di Indonesia:

Pendekatan rehabilitatif: Sistem peradilan anak di Indonesia menekankan pada rehabilitasi sebagai pendekatan utama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun