Namun dalam kepergian, ada harapan tersembunyi,
Dalam setiap percikan cahaya di malam gelap,
Kereta biru mengajak kita merenungi,
Mencari makna di balik kabut hangat yang rapat.
Perjalanan kereta biru malam takkan terlupa,
Seperti puisi yang berdansa di relung hati,
Membawa kita pada petualangan yang abadi,
Melampaui waktu, melintasi relung ruang terdalam.
Biarlah kereta biru malam tetap merambat,
Menyusuri relung waktu yang tak terbatas,
Menyanyikan lagu perjalanan yang tak berkesudahan,
Dalam indahnya malam yang begitu dalam.
Dan kita, penumpang setia kereta biru malam,
Berkisah dengan langkah yang tak pernah usai,
Menyimpan kenangan di dalam jiwa,
Seiring perjalanan kereta biru yang membisu.
Kereta biru malam, tetaplah berlalu,
Bawa kami menjelajahi alam mimpi,
Dalam pelukan gelap malam yang penuh rindu,
Hingga akhirnya kita mencapai titik yang sempurna.
Perjalanan kereta biru malam berakhir,
Namun dalam ingatan tetap mengalir,
Seperti puisi yang abadi dan indah,
Mengisi ruang kosong dalam jiwa kita.
Di stasiun terakhir, kereta berhenti,
Penumpang turun dengan langkah terhenti,
Membawa cerita dan impian dalam hati,
Seiring senandung kereta yang pergi menjauh.
Sekarang perjalanan telah usai,
Namun kenangan kereta biru takkan selesai,
Kita menjaga dalam jiwa dan kata-kata,
Seperti puisi abadi menyelimuti hari hari.
Jakarta, Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H