Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Sandhyakalaning Baruklinting-Tragedi Kisah Tersembunyi (Episode#24)

11 Mei 2023   07:06 Diperbarui: 21 Mei 2023   10:38 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam pengungsian #24, designed by Wibhyanto/Dokumen pribadi

Dalam Pengungsian #24

Ndalem Alit Wanabayan, Kotapraja

Dan demikianlah untuk beberapa saat, Baruklinting menjadi penguasa Mangir tanpa ada gangguan dari siapa pun. Untuk beberapa saat? Ya. "Siapa dapat menjamin bahwa kekuasaan adalah abadi". Baruklinting juga berpandangan demikian. Sebab dia masih teringat kepada pesan wisik dari Lintang Panjer Sore di Gua Langse, bahwa setelah terjadi prahara di Mangir, kekuasaan dan kejayaan Baruklinting akan meredup. Bahkan akan hancur berkeping-keping. 

Baruklinting menyadari keadaan ini. Dia telah siap mengikuti segala kemungkinan apapun itu yang terjadi. Jikalau keadaan itu disebut takdir, maka Baruklinting telah siap menjemput takdirnya sendiri.

Dalam pada itu, setelah beberapa waktu berlalu, tiba-tiba seorang prajurit jaga regol depan gerbang Wanabayan berlari kecil menghadap Baruklinting yang sedang berada duduk di belakang Ndalem Alit Wanabayan. Dia memberitahu bahwa seseorang meminta ijin untuk bertemu.

"Siapa?", tanya Baruklinting kepada prajurit itu.

 "Dua orang bernama Ki Suta dan Ki Nala, sinuwun", jawab prajurit itu. Baruklinting terkejut mendengar nama itu. Dia hampir melupakan kedua orang berjuluk Sepasang Ular Kembar dari Selatan itu, sejak mereka tidak ada kabarnya lagi setelah diutusnya pergi ke Jalegong untuk memboyong Dewi Ariwulan ibunya ke Mangir. Bagaimana kabarnya dua orang itu? Bagaimana kabar ibuku? Apakah mereka berhasil memboyong ibuku? Batin Baruklinting. Dia tak sabar ingin bertemu semua orang itu.

 "Suruh mereka masuk. Kutunggu di sini", ujar Baruklinting singkat.

Tak lama kemudian Sepasang ular kembar dari Selatan itu datang di pendopo itu. Baruklinting menyambut mereka dengan gembira. Dia menunggu kabar gembira dari dua orang kakak beradik utusannya yang baru tiba dari Jalegong itu.

Akan tetapi bukan kabar gembira yang disampaikan oleh Ki Suta dan Ki Nala. Mereka berdua menyesal bahwa tak bisa memboyong Dewi Ariwulan ke Mangir. Bahkan keberadaan perempuan itu pun tak bisa mereka pastikan, sebab keadaan Jalegong telah porak poranda akibat serangan berulang-ulang ke tempat itu oleh orang-orang yang menamakan diri Orang Laskar Pajang! Baruklinting sedih. Dia menyimak baik-baik penuturan Ki Suta dan Ki Nala.

"Kami lihat sendiri pasraman Jalegong menjadi karangabang, luluh lantak dimakan api. Tempat itu baru saja diserang oleh orang-orang laskar Pajang".

 "Saya dan kakang Suta sempat dikeroyok oleh delapan orang dari mereka. Tetapi beruntung kami bisa mengatasi keadaan. Kedelapan orang itu tewas di tempat itu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun