Peningkatan kesadaran akan pentingnya pencegahan stunting menggema di seluruh negeri, dengan posyandu sebagai garda terdepan dalam memerangi masalah ini. Di tengah kekhawatiran atas dampak jangka panjang stunting terhadap pertumbuhan anak-anak, upaya pencegahan yang terkoordinasi menjadi semakin mendesak.
Posyandu, atau Pos Pelayanan Terpadu, telah menjadi jantung dari strategi pencegahan stunting. Dengan menyediakan layanan kesehatan dan gizi bagi ibu hamil, balita, serta anak-anak di bawah usia lima tahun, posyandu menawarkan solusi terjangkau dan terdekat bagi masyarakat di Desa Seloliman. Posyandu diadakan tanggal 5-7 Februari 2024, dimulai dari Dusun Sempur kemudian Dusun Biting dan terakhir di Dusun Balekambang.
Dalam upaya pencegahan stunting, mahasiswa KKN-P UMSIDA bersama kader posyandu menawarkan beragam layanan, termasuk pemeriksaan kesehatan rutin, pemantauan tinggi dan berat badan anak, penyuluhan gizi, pemberian vitamin, serta dengan memberikan BMT (bahan makanan tambahan) yaitu salad buah dalam kegiatan posyandu.
Menurut ibu Jamila seorang kader yang menangani stunting di Desa Seloliman, "Kami fokus pada pendekatan holistik dalam pencegahan stunting. Selain memberikan layanan kesehatan dan gizi, kami juga bekerja sama dengan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya pola makan seimbang dan perawatan kesehatan anak."
Pemerintah juga memberikan dukungan yang kuat terhadap upaya pencegahan stunting melalui program-program seperti Posyandu Plus dan Program ibu hamil.
Dengan adanya upaya terpadu dan kolaboratif antara posyandu, pemerintah, dan masyarakat, harapan untuk mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak di masa depan menjadi semakin nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H