Mohon tunggu...
Kokoh Hendra Liem
Kokoh Hendra Liem Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah penulis pemula yang sedang belajar menulis

Leap up your spirit Reach out for what you want to Reach for your future... Fly to the sky if you need to

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengubah Negatif Menjadi Positif (Bagian Kedua...)

29 Maret 2010   05:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:07 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebenarnya banyak cara untuk mengubah pola pikir negatif dan kritik terhadap diri sendiri agar menjadi pikiran yang positif dan lebih realitas. Berkonsentrasi untuk melakukan semua cara tersebut bisa bikin kamu, saya, dan kita semua merasa terbebani. Tapi fokus kepada satu cara di bawah ini dan melakukannya secara teratur bisa bikin pikiranmu jadi positif tanpa ada perasaan terbebani.

Berpikir sebenarnya adalah masalah kebiasan. Mau memperbaiki cara berpikirmu? Perbaikilah kebiasaanmu dalam berpikir.

Ciri Orang yang Berpikir Positif :


  1. Melihat masalah sebagai tantangan. Baginya, masalah bukanlah musibah, namun tantangan yang akan memunculkan potensi dirinya. Ia tidak berkeluh-kesah tentang masalah itu, namun ia segera bertindak menyelesaikan masalah tersebut.
  2. Menikmati hidupnya. Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meskipun bukan berarti ia nggak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
  3. Pikiranya terbuka untuk menerima saran dan ide. Karena dengan itu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.
  4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintasdi benak. Memelihara pikiran negatif lam seakan-akan menyimpan bom waktu di kamar sendiri. Kelihatan no problem, eh tahu-tahu bikin masalah buesaaarrr.
  5. Mensyukuri apa yang dimilikinya, dan bukannya berkeluh kesah tentang apa yang tidak dipunyainya.
  6. Tidak bikin alasan, tapi langsung tindakan. Ia bukan penganut aliran NATO alias No Action Talk Only atau nggak bertindak ngomong doang.
  7. Menggunkana bahsa positif, alias kalimat-kalimat yang bernada optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan"dan "ia memang berbakat".
  8. Menggunakan bahasa tubuh yang positif, di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan hangat.

Bagaimana dengan kamu ?


Intisasri : Elfata  Edisi : o3 Volume : 10-2010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun