Asistensi mengajar merupakan sebuah program yang dibangun oleh instansi universitas sebagai wadah untuk mahasiswa berbasis pendidikan untuk terjun langsung ke dalam ranah mengajar. Program ini berada di bawah naungan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM. Dalam dilakukannya program ini, SMA Laboratorium UM tentu saja merupakan salah satu opsi untuk para mahasiswa memberikan kontribusinya secara langsung dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan SMA Laboratorium UM merupakan salah satu sekolah yang dilahirkan dari instansi Universitas Negeri Malang yang berada langsung di bawah naungan Universitas Negeri Malang.Â
Seperti yang diketahui, pelaksanaan kegiatan asistensi mengajar ini berlangsung dari tanggal 26 Agustus 2024 - 6 Desember 2024. Berbagai kegiatan kami lakukan di sekolah tersebut, mulai dari kegiatan akademik dan non-akademik. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa memiliki kewajiban masing-masing dalam bagian kegiatan akademik, non-akademik, sampai ke kegiatan administrasi. Kegiatan akademik terdiri dari Kegiatan Belajar dan Mengajar di dalam kelas yang dikoordinasikan dengan guru pamong masing-masing, sedangkan pada kegiatan non-akademik berupa kumpulan kegiatan-kegiatan seperti mengikuti rutinitas yang dilakukan oleh para guru dan juga staf sekolah seperti melakukan Jumat Religi yang tersusun dari acara mendengarkan ceramah pada pagi hari, Jumat Sehat yang terdiri dari acara senam bersama, dan yang terakhir Jumat Sehat yang dilakukan pada waktu-waktu mendekati hari penting seperti SAS.
Penulis tentu menyadari betapa signifikannya kegiatan belajar saat di kampus dengan saat mengajar di sekolah. Spesifiknya, sebagai mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, bagian pembelajaran yang terjadi di kelas harus berupa pembelajaran yang interaktif, mengingat geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit jika hanya dilakukan pemaparan materi dengan metode ceramah saja, maka dalam pengalaman ini, mahasiswa memerlukan adanya proses penghubunan antara materi yang diajarkan dengan kondisi sehari-hari dari kehidupan peserta didik. Maka dari itu, dalam melakukan program ini, mahasiswa mendapat segunung pengalaman dalam membuat media pembelajaran hingga LKPD yang dapat membuat peserta didik lebih terpacu lagi dalam belajar khususnya dalam mata pelajaran geografi.
Dalam perjalanannya, kami mulai menemukan bahwa menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, karena hal tersebut bukan hanya tentang memberikan ilmu saja, melainkan membangun hubungan antara satu sama lain, bagaimana cara berkomunikasi yang baik, dan menanamkan nilai-nilai positif sehingga menjadi contoh yang baik bagi siswa. Hal ini tentunya menjadi pengalaman mengajar pertama di hidup kami yang akan meninggalkan kesan tak terlupakan. Terjun di lingkungan sekolah secara langsung, berinteraksi dengan siswa secara face to face, dan berbicara di depan kelas merupakan hal-hal baru dan pengalaman yang menyenangkan bagi kami.Â
Â
Kami belajar banyak hal dari kegiatan ini, mencoba melampaui batas diri kami. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa dulu kami yang menjadi siswa, lalu beberapa tahun kedepan, kami yang berperan menjadi gurunya. Berbagai macam hal yang telah dilalui, mulai dari suka dan duka telah dilewati bersama-sama selama kurang lebih 5 bulan. Lingkungan sekolah yang baik dan memiliki rekan sejawat yang saling support membuat semakin meninggalkan kesan yang begitu baik bagi kami. Pengalaman tersebut tidak hanya mengasah kemampuan akademik kami, tetapi kami belajar tentang menjadi pribadi yang bertanggung jawab.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H