Setelah bulan Februari lalu Line Corporation meluncurkan aplikasi terbarunya yaitu Line@, berbagai tanggapan positif mulai diberikan oleh penggunanya. LINE@ dirancang khusus untuk mengkomunikasikan teman dekat, namun akun LINE@ juga dapat digunakan untuk menjangkau khalayak yang lebih luas seperti berbisnis. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis di App Store dan juga Google Play.
Di Indonesia, pengguna Line@ juga mulai banyak bermunculan. Prosentase penggunanya paling banyak adalah online shop. Seperti yang dikatakan oleh Fanny Verona sebaga e-comerce Manager Line Indonesia dalam Mix.co.id “Di Indonesia, yang paling banyak menggunakan aplikasi ini adalah online shop, prosentasenya sekitar 40%. Restoran dan komunitas/seleb digital masing-masing sekitar 30%.”
Berikut merupakan keunggulan Line@ dibandingkan dengan sosial media lainnya, seperti yang telah diungkapkan Woka Aditama dalam hot.yukbisnis.com;
Sebagai pemilik online shop, kita bisa memperoleh keuntungan dari berbagai fitur yang diberikan oleh Line@ antara lain:
- Hanya satu tombol untuk ribuan teman
Dalam mempromosikan produk/jasa apa yang kita jual, kita dapat mem-broadcast message yang berisi tentang apa yang ingin kita promosikan. Kemudian tak membutuhkan watu yang lama, followers yang tertarik dengan produk/jasa kita bertanya melalui obrolan 1:1 hingga akhirnya membeli produk/jasa yang telah kita promosikan.
- Waktu berkualitas dengan obrolan 1:1
Followers atau calon customers kita akan bertanya dan mengorder produkg/jasa yang kita jual, dan dengan mudah kita dapat membalas pesan tersebut.
- Posting pengumuman ringkas ditimeline
Kita dapat mengunggah koleksi foto dari produk/jasa yang kita jual, dengan begitu para followers dapat memberikan like, comment, atau bahkan share pada apa yang telah kita upload di timeline kita. Cara ini juga dapat menambah followers, karena setiap akun yang memberikan like, comment, atau share kepada unggahan kita, maka otomatis akan ter-share di timeline mereka.
Menurut Katz, Blumber, dan Gurevitch dalam West dan Turner (2010) menyatakan bahwa dalam teori uses and gratification orang secara aktif mencari media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (atau hasil) tertentu. Orang tersebut aktif karena mampu untuk mengevaluasi serta membelajari suatu media agar dapat mencapai tujuan komunikasi mereka. Dalam teori ini, pengguna media lebih ditekankan sebagai seorang konsumen media yang aktif.
Melihat teori yang ada dan juga fakta-fakta yang telah diungkapkan di atas, maka fakta tentang Line@ dan online shop tersebut dapat digolongkan dalam teori uses and gratifications. Dengan adanya Line@ para pemilik online shop merasa lebih terbantu, karena cara kerja aplikasi ini sangat mudah dan juga fitur-fitur yang diberikan sangat bermanfaat bagi pihak online shop. Produk/jasa yang telah kita post di timeline Line@ akan dilihat oleh para konsumen (calon customers) kita, tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan share ataupun like postingan kita. Uniknya, timeline di Line@ ini bersifat viral sehingga ketika ada seseorang yang share ataupun like postingan kita, postingan tersebut akan muncul di timeline mereka. Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan, karena secara tidak langsung akun kita akan dipromosikan.
Khalayak aktif menurut Mark Levy dan Aven Windhal dalam West dan Turner (2010) adalah orientasi sukarela dan seleksi oleh khalayak terhadap proes komunikasi. Pemilik online shop dapat dikatakan sebagai khalayak aktif. Mereka memilih Line@ sebagai kebutuhannya untuk mempromosikan produk/jasa yang dijual. Berbagai keunggulan yang dimiliki aplikasi tersebut dapat mempermudah online shop dalam melakukan promosi, sehingga secara langsung dapat menaikkan omset penjualannya. Konsumen (calon customers) terpengaruh dan termotivasi oleh kebutuhan yang telah didefinisikan oleh khalayak aktif (pemilik online shop), partisipasi aktif dalam proses komunikasi ini difasilitasi, dibatasi, ataupun mempengaruhi kepuasan dan pengaruh yang dihubungkan dengan pemikiran mereka.