Tepat 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto resmi menjadi presiden ke-8 Indonesia. Program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu rencana program kepemimpinannya yang menjadi sorotan oleh masyarakat. Program Makan Bergizi Gratis sudah mulai diuji coba sejak Agustus 2024 pada beberapa kota di Indonesia. Dalam masa uji coba ini, standar keamanan dan kebersihan pangan perlu menjadi perhatian khusus agar terhindar dari dampak yang tidak diinginkan, misalnya keracunan. Tujuh orang siswa SDN Banaran 1, Kertosono, pada 2 Oktober lalu menjadi dampak rendahnya pengawasan dalam penyelenggaraan Program Makan Bergizi Gratis.
Badan Gizi Nasional merupakan salah satu badan yang baru dibentuk melalui adanya Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2024. Badan ini dibentuk untuk menjalankan pemenuhan gizi di tingkat nasional. Dalam hal ini, Badan Gizi Nasional juga dikabarkan akan menjadi penyelenggara Program Makan Bergizi Gratis yang akan dimulai di tahun 2025 nanti. Badan ini disebut akan berperan dalam menentukan komposisi zat gizi yang perlu ada di dalam menunya, namun tidak secara detail menentukan menu serta porsi yang diberikan.
Sayangnya, jika kita melihat struktur jajaran jabatan Badan Gizi Nasional, saat ini 7 dari 8 posisi tersebut diisi oleh orang yang tidak memiliki latar belakang gizi maupun pangan. Hal tersebut sontak menjadi pertanyaan, di antara banyaknya lulusan, ahli, hingga akademisi di bidang gizi maupun pangan, mengapa mereka tidak mengisi jabatan-jabatan tersebut? Apakah mereka dianggap tidak cukup kompeten? Lantas, apakah mereka ikut dilibatkan atau justru tidak sama sekali? Â Â
Penyelenggaraan secara massal membutuhkan ahli gizi untuk meminimalisir kesalahan dalam pengelolaan, distribusi, dan penyajian makanan. Ahli gizi berperan penting mulai dari menentukan resep, menentukan porsi, serta pemantauan standar baku. Tidak hanya di dapur para ahli gizi berperan. Di lapangan pun, ahli gizi berkemampuan untuk mengawasi makanan untuk menciptakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi tanpa adanya kontaminasi dalam penyajiannya. Program makanan bergizi penting untuk melibatkan ahli gizi dalam prosesnya agar dapat mencapai tujuan awal dari program tersebut, yaitu memberikan makanan bergizi bukan hanya untuk melaksanakan program.
Keracunan makanan merupakan satu bencana yang perlu dihindari dalam tiap program penyelanggaraan makanan secara massal. Ingat kejadian di Cianjur yang menyebabkan banyak korban diduga keracunan makanan? Jumlah kasus terus bertambah dari berbagai kecamatan dengan total 384 korban yang rata-rata mengonsumsi nasi kotak dalam acara Maulid Nabi. Sangat disayangkan kejadian ini diakibatkan dari kurangnya pengelolaan pangan dan higiene saat pendistribusi. Inilah yang terjadi apabila ahli gizi tidak dilibatkan dalam pengelolaan, distribusi, dan penyajian makanan
Oleh karena itu, keterlibatan ahli gizi dan pangan sangat penting dalam perencanaan serta evaluasi program makan bergizi gratis. Karena mereka dapat memberikan edukasi kepada penyelenggara dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan pangan yang tepat dan sehat. Dengan demikian, program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan status gizi, tetapi juga meningkatkan pemahaman masyarakat. Semua upaya ini pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi faktor risiko terjadinya kejadian luar biasa (KLB) yang tidak diinginkan.Â
Penulis:
Dessy Anggun Utami, Azkia Afiatun Najah Wahyudi, Balqis Nisrina Safari, Eni Law  (Kelompok 6)
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas IndonesiaÂ
Referensi: Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2024